Analisa Jadwal Induk Produksi 1 Analisa Perhitungan Waktu Standar Biaya Produksi

115

6.1.1.6 Analisa Verifikasi Peramalan

Gambar 5.2 moving range chart menunjukkan bahwa sebaran data tidak melewati batas atas ataupun bawah, tidak ada data yang out of control sehingga data dinyatakan representative menggunakan metode dekomposisi. 6.1.2. Analisa Jadwal Induk Produksi 6.1.2.1 Analisa Perhitungan Waktu Standar Waktu siklus yang dibutuhkan untuk proses pengantongan pupuk CIRP adalah 63 detik = 0,0175 jamunit. Waktu normal yang dibutuhkan untuk pengantongan pupuk adalah 67,41 detik. Waktu Standardnya adalah 72,521 detik setara dengan 0,0215 jam. Waktu pengantongan pupuk sangat dipengaruhi oleh operator dan lingkungan tempat kerja. Dari hasil perbedaan waktu diperoleh bahwa waktu ini dipengaruhi oleh rating factor yaitu keterampilan, usaha, kondisi dan konsistesi dari operator. Waktu siklus sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi dan kelelahan operator.

6.1.2.2 Analisa Perhitungan Jam Kerja Efektif

Waktu produksi selama 12 periode kedepan dengan mengalikan factor absensi dan hari kerja efektif sehingga perusahaan memiliki waktu produksi hanya 39682,917 jam kerja. Dari hasil tersebut perusahan dapat membuat perencanaan penambahan atau pengurangan jam kerja untuk setiap periodenya. Universitas Sumatera Utara 116

6.1.2.3 Analisa Penentuan Kapasitas Produksi

Hasil perhitungan jadwal induk produksi dengan menggunakan metode transportasi diawali dengan menghitung kapasitas produksi dengan tenaga kerja sekarang. Tabel 6.3. Master Production Schedule Periode Bulan Kapasitas Tersedia RT Kapasitas Tersedia OT Master Production Schedule unit 1 151583 89302 151683 2 145267 85581 145267 3 145267 85581 145267 4 164215 96744 164215 5 145267 85581 145267 6 157899 93023 157899 7 164215 96744 164215 8 157899 93023 157899 9 151583 89302 151583 10 151583 89302 154527 11 157899 93023 157899 12 145267 85581 147199 Jumlah 1837944 1082791 1842790 Dari hasil perhitungan tersebut perusahan harus memproduksi sesuai dengan kapasitas jam kerja biasa Reguler Time, jika jumlah produksi masih belum terpenuhi maka produksi dapat dilakukan pada jam kerja lembur Over Time. Dengan demikian dapat diperoleh tabulasi kapasitas produksi yang terencana dan sesuai dengan hasil permintaan konsumen.

6.1.3. Biaya Produksi

Dari jadwal induk produksi dengan menggunakan metode transfortasi, maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk periode ke 37 pada bulan Juli 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP ada sebanyak 134768 unit, tetapi karena perusahaan memiliki Universitas Sumatera Utara 117 stok atau persediaan awal sebanyak 100 unit, maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan hanya memproduksi sebanyak 151683 unit, sesuai dengan kapasitas tersedia dengan biaya produksi sebesar Rp.44.871.800,- 2. Untuk periode ke 38 pada bulan agustus 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 131441 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 145267 unit, sesuai dengan kapasitas tersedia. Dengan biaya produksi sebesar Rp.41.694.000 3. Untuk periode ke 39 pada bulan September 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 145267 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 145267 unit. Untuk memenuhi permintaan tersebut, dengan biaya produksi sebesar Rp.29.053.400 4. Untuk periode ke 40 pada bulan Oktober 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 151366 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 164215 unit, sesuai dengan kapasitas tersedia, dengan biaya produksi sebesar Rp.42.479.750 5. Untuk periode ke 41 pada bulan Nopember 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 138339 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 145267 unit, Universitas Sumatera Utara 118 sesuai degan kapasitas tersedia. Dengan biaya produksi sebesar Rp.33.423.200 6. Untuk periode ke 42 pada bulan Desember 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 131731 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 157899 unit, sesuai dengan kapasitas tersedia dengan biaya produksi sebesar Rp.47.280.600 7. Untuk periode ke 43 pada bulan Januari 2009, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 164215 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 164215 unit. Sesuai dengan permintaan, dengan biaya produksi sebesar Rp.32.843.800 8. Untuk periode ke 44 pada bulan Februari 2009, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 157899 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 157899. Sesuai dengan permintaan, dengan biaya produksi sebesar Rp.31.579.800 9. Untuk periode ke 45 pada bulan Maret 2009, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 151583 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 151583 unit. Sesuai dengan permintaan, dengan biaya produksi sebesar Rp. 30.316.800 10. Untuk periode ke 46 pada bulan April 2009, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 151583. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 151583 ditambah dengan Universitas Sumatera Utara 119 2499 unit dari jam kerja biasa, dengan biaya produksi sebesar Rp.39.299.800 11. Untuk periode ke 47 pada bulan Mei 2009, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 147974 unit. Maka untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan memproduksi sebanyak 157899 unit. Sesuai dengan kapasitas tersedia, dengan biaya produksi sebesar Rp.33.068.550 12. Untuk periode ke 48 pada bulan Oktober 2008, tingkat permintaan terhadap pupuk CIRP sebanyak 145267 unit sesuai dengan kapasitas tersedia, dan untuk memenuhi permintaan perusahaan menambah produksi 1732 unit. Diluar jam kerja biasa, dengan biaya produksi sebesar Rp.29.573.000 Setelah jadwal induk produksi ditentukan maka perusahaan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini, yaitu: 1. PT. Rolimex Kimia Nusamas dalam melakukan aktifitas produksi menerapkan system mack to stock dan make to order. Namun yang paling dominan adalah system make to order dimana produk akan di buat jika ada pesanan dari konsumen. Jadi dalam menyusun dan merencanakan JIP pada PT. Rolimex Kimia Nusamas harus mempertimbangkan system produksi make to order yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan harus mengantisipasi kemungkinan jumlah pesanan konsumen dalam jumlah yang relatif besar dengan menyediakan stok di gudang dalam jumlah tertentu yang sesuai dengan perkiraan berdasarkan atas Universitas Sumatera Utara 120 pengalaman sebelumnya. Karena jumlah permintaan yang ada dalam JIP merupakan hasil ramalan yang masih ada kemungkinan mengalami penyimpangan, walaupun tidak cukup besar dari angka peramalan. 2. Setelah Jadwal Induk Produksi JIP ditetapkan maka perusahaan juga harus memperhatikan masalah lamanya JIP tersebut berlaku atau sampai masa kapan jadwal tersebut ditetapkan. Sehingga perusahaan dapat mengantisipasi segala kemungkinan jika masa Jadwal Induk Produksi telah habis dengan cara menentukan Jadwal Induk Produksi yang baru. Disamping itu perusahaan dapat memperhatikan waktu antara 1 pesanan dengan pesanan berikutnya, apakah jumlahnya masih dalam batas kesanggupan perusahaan untuk memenuhinya.Sehingga kemungkinan perusahaan dapat menyediakan stok dalam jumlah tertentu. Perusahaan juga dapat mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya perusahaan-perusahaan selama masa berlakunya penetapan JIP, dengan demikian seluruh pesanan dari para konsumen akan dapat dipenuhi tepat pada waktunya. 3. Setelah Jadwal Induk Produksi ditentukan, maka perusahaan harus memperhatikan masalah pemilihan item-item produksi untuk membuat produk pupuk CIRP,termasuk bahan baku, dan biaya-biaya yang terjadi untuk memproduksi produk tersebut selama masa berlakunya Jadwal Induk produksi. Universitas Sumatera Utara 121

6.1.3. Analisa Biaya Produksi