Proses Perencanaan Jadwal Induk Produksi Metode-metode Perencanaan Jadwal Induk Produksi

67 Tujuan perencanaan produksi adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk. Perencanaan ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi yang dipakai sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya, yaitu penyusunan jadwal induk produksi JIP.

3.2.1. Proses Perencanaan Jadwal Induk Produksi

Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk pesanan tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan, kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian tingkat persediaan. Perencanaan kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulan bagi kelompok-kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Setelah perencanaan dibuat, maka hasilnya akan didisagregasikan ke dalam kebutuhan-kebutuhan berdasarkan tahapan waktu untuk masing-masing jenis produk. Perencanaan ini disebut Jadwal Induk Produksi Master Production Schedulling MPS. MPS biasanya menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selama periode waktu antara 6 sampai 12 bulan. MPS bukan merupakan peramalan, tetapi lebih merupakan suatu jadwal yang berisikan informasi tentang “kapan” produksi harus diselesaikan. Pada umumnya ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan produksi, antara lain : Universitas Sumatera Utara 68 1. Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternatif ini akan menghasilkan tingkat produksi relatif konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi. 2. Menambah tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan memberhentikannya pada saat permintaan rendah. 3. Melemburkan pekerja. Alternatif ini sering dipakai dalam perencanaan jadwal induk produksi, tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan melemburkan pekerja. 4. Mensubkontrakkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternatif ini akan mengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos kekecewaan konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan barang yang disubkontrakkan.

3.2.2. Metode-metode Perencanaan Jadwal Induk Produksi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada peencanaan produksi agregat antara lain : 1. Program linier a. Linier Decision Rule b. Search Decision Rule 2. Pendekatan Heuristik a. Metode grafik b. Metode koefisien manajemen c. Metode parametric Universitas Sumatera Utara 69 Metode grafis ini merupakan metode yang paling sederhana tetapi tidak menghasilkan keputusan yang optimal. Metode ini memerlukan ketelitian dalam perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah berikutnya akan salah. Dasar dari metode ini sebenarnya trial dan error dengan melihat gambaran antara permintaan kumulatif dan rata-rata permintaan kumulatifnya. Secara garis besar langkah perencanaan metode grafis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi Pt rata- rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan 2. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. 3. Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan barang tersebut. 4. Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil. Metode transportasi untuk program linier melakukan perhitungan dengan variabel yang relatif kecil. Jika variabel penambahan pengurangan tenaga kerja dilibatkan, maka model transportasi akan menggunakan biaya denda akibat aktivitas tersebut. Dengan menggunakan program linier, biaya-biaya tersebut dapat dihitung secara eksplisit. Program linier memberi solusi startegi hibrid sehingga biaya total minimum. Universitas Sumatera Utara 70

3.2.3. Teori Jadwal Induk Produksi