Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
organisasi menyatakan tidak ada model universal yang dapat diterima sebagai suatu rancangan sistem organisasi. Gordon dan Miller 1976 menyarankan untuk
menggunakan teori kontinjensi dalam pengembangan sistem akuntansi manajemen. Pengembangan sistem informasi akuntansi tergantung pada
lingkungan, organisasi dan gaya pembuat keputusan Gordon dan Miller, 1976. Dengan demikian ada dua faktor yang mempengaruhi efektifitas sistem akuntansi
manajemen yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Efektifitas tersebut juga sangat tergantung pada kesesuaian karakteristik sistem akuntansi manajemen dan
berbagai faktor yang mempengaruhi organisasi untuk mencapai berbagai tingkat efektivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas tersebut diantaranya
faktor lingkungan dan teknologi Waterhouse dan Tiessen, 1978; strategi bisnis Simon, 1987. Perubahan dalam lingkungan ekternal organisasi harus merubah
sistem akuntansi manajemen Atkinson et al., 1997; Haldma dan Laats, 2002; Waweru et al., 2004. Perubahan ini dibutuhkan karena para manajer memerlukan
sistem akuntansi manajemen dalam bentuk khusus yang dapat membantu untuk membuat keputusan pada ketidakpastian lingkungan dan membantu memonitor
kemajuan strategi yang dilakukan. Baines dan Langfield-Smith , 2003. Teori institusional, Burn dan Scapens 2000 menyatakan perubahan dalam
akuntansi manajemen disebabkan karena perubahan peraturan dan rutinitas dalam organisasi. Menurut Burn dan Scapens 2000 sistem akuntansi manajemen
terdapat dalam rutinitas dan peraturan organisasi. Akuntansi manajemen berpotensial menjadi hal yang melembaga, perubahan dan stabilitas bukan sesuatu
yang independen melainkan keduanya simultan dalam proses yang sama. Doyle
2008 melakukan pengujian dengan menggunakan dasar pemikiran Burn dan Scapens 2000. Pada sektor publik praktik akuntansi manajemen yang baru
menjadi melembaga intitutionalized dengan perubahan rutin dan aturan organisasi, sedangkan pada privat sektor akuntansi manajemen tidak menjadi
melembaga Doyle, 2008. Berdasarkan berbagai teori yang digunakan untuk menjelaskan sistem akuntansi manajemen memperlihatkan bahwa sistem akuntansi
manajemen tidak dapat dijelaskan oleh satu teori tunggal. Penggunaan berbagai teori menjadi saling melengkapi sehingga pemahaman terhadap sistem akuntansi
manajemen menjadi lebih konprehensif. Karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang terdiri atas scope,
timelines, integration, dan aggregation digunakan untuk memahami informasi dari perspektif pengguna Chenhall dan Morris,1986. Karakteristik tersebut menurut
Soobaroyen and Poorundersing 2008 merupakan pengukuran yang dapat dipercaya reliable terhadap kualitas sistem akuntansi manajemen dan juga
menggambarkan kecanggihan. Berikut ini akan dijelaskan setiap karakteristik: Scope rangkaian kesatuan
antara ruang lingkup yang sempit disatu sisi dan ruang lingkup yang luas disisi lain Bouwens dan Abernethy, 2000. Chong dan Eggleton 2003 menyatakan
informasi yang disediakan sistem akuntansi manajemen dapat dibagi menjadi dua yaitu informasi ruang lingkup yang sempit narrow-scope information dan
informasi yang memiliki ruang lingkup yang luas broad-scope information. Sistem akuntansi manajemen
dengan informasi yang sempit hanya menggambarkan data historis dan keuangan yang hanya berfokus pada kejadian-
kejadian dalam organisasi. Informasi yang sempit hanya memadai untuk fungsi perkerjaan statis karena hanya ada aturan dan prosedur yang hanya cukup untuk
efektifitas kinerja. Informasi semacam ini berfungsi untuk membuat keputusan lingkungan organisasi yang dapat diprediksi, stabil dan untuk pekerjaan- pekerjaan
rutin. Biasanya informasi yang sempit dihasilkan oleh sistem akuntansi tradisional. Broadscope information, terdiri dari data internal, eksternal, kuantitatif,
kualitatif, keuangan dan non keuangan yang berorientasi masa lalu dan masa yang akan datang Gordon, 2000; Mia dan Winata, 2008.Informasi yang memenuhi
karakteritik tersebut adalah informasi yang diperlukan oleh manajer dalam membuat keputusan manajerial yang bersifat tidak rutin karena tidak dapat
memprediksi lingkungan yang sangat dinamis Chenhall dan Morris, 1986. Informasi yang demikian juga mampu membuat para manajer memahami
hubungan antar input dan output Abernethy dan Guthrie, 1994 dan juga dapat dijadikan penilaian tujuan antara setiap bagian konsisten satu sama lain.
Broadscope information juga dapat membantu manajer membandingkan biaya dari berbagai alternatif keputusan, mengarahkan pengembangan strategi,
mengevaluasi strategi yang ada, fokus pada usaha yang mengarah pada perbaikan kinerja dan mengevaluasi kontribusi dan kinerja unit organisasi dan anggota yang
berpartisipasi dalam proses anggaran Kaplan, 1998; Sprinkle, 2003. Ruang lingkup luasnya informasi dapat digunakan sebagai informasi “pengarah
perhatian” atau “attention directing” dan sebagai informasi untuk “memecahkan masalah” atau “problem solving” Chenhall dan Morris; 1986; Tsui , 2001 yang
dapat membantu para manajer. Informasi yang digambarkan oleh sistem akuntansi
manajemen dapat dikatagorikan ke dalam tiga parameter; yaitu fokus, kuantifikasi dan horizon waktu Gordon dan Miller, 1976; Gordon dan Narayanan, 1984;
Chenhall dan Morris, 1986. Broadscope information menfasilitasi pengendalian dan evaluasi melalui pelaporan data non financial yang berkaitan dengan perilaku
bawahan. Informasi non financial ini yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan fungsi pengendalian bagi setiap karyawan dalam
memenuhi target organisasi Lillis, 2002.
Timelines merupakan informasi yang tepat waktu timelines
menggambarkan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan dan mengambarkan frekuensi pelaporan informasi. Karakteristik timelines, ini dapat mengurangi
ketidakpastian uncertainty karena mampu membuat manajer secara terus menerus menyesuaikan aktivitasnya untuk merespon perubahan yang diinginkan
oleh setiap bahagian dalam organisasi. Sistem akuntansi manajemen dengan informasi yang tepat waktu akan mampu melaporkan kejadian-kejadian dan
menyediakan informasi secepat mungkin sebagai umpan balik untuk membuat keputusan Chenhall dan Morris, 1986.
Agregation menyediakan ringkasan informasi pada area fungsional seperti ringkasan laporan kegiatan unit usaha lain, atau fungsi lain dari organisasi, selama
periode tertentu misalnya bulan, tahun atau melalui model keputusan Chenhall dan Morris, 1986. Informasi diagregasikan pada tingkat fungsional yang ada baik
informasi mengenai outcome ataupun hasil dari keputusan yang telah dibuat oleh bagian yang lain.Dimensi ini membuat para manajer mampu memproses informasi
dalam jumlah yang besar, mempadatkan informasi dalam format yang dapat
diproses secara cepat dan dapat meningkatkan jumlah informasi yang diproses dalam waktu tertentu serta dapat mengurangi informasi yang overload. Informasi
yang memenuhi karakteristik ini memungkinkan manajer mempertimbangkan beberapa alternatif dan membuat pemahaman yang lebih baik terhadap hubungan
input dan output baik di dalam departemen maupun antar departemen. Dengan demikian kemungkinan solusi pemecahan masalah ditemukan yang akan
mengoptimalkan organisasi secara keseluruhan.
Integration memberikan peran koordinasi antar sub unit yang saling
ketergantungan. Informasi yang terintegrasi dapat mengurangi ketidakpastian, mendorong pembelajaran, mendapatkan ide-ide. Hal ini juga memungkinkan bagi
para manajer untuk belajar bagaimana menyesuaikan produk dan metode produksi yang sesuai dengan departemen lainnya dan juga memungkinkan manajer
memahami tujuan yang berbeda, pada unit pengambilan keputusan yang berbeda
secara lebih baik Bouwens dan Abernethy, 2000.
Dalam penelitian ini hubungan sistem akuntansi manajemen dengan kinerja dapat dijelaskan melalui teori technical rational. Pada teori technical rational
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi manajemen, terutama pada organisasi pemerintahan, dapat membantu alokasi sumber daya secara efisien dan
efektif Houge, 2003. Pada pendekatan ini mengambarkan, apabila organisasi berubah maka, sistem akuntansi manajemen juga akan berubah. Sistem akuntansi
manajemen yang baru akan memberikan informasi yang dapat membantu para pembuat keputusan Moll, 2000. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen
merupakan bagian, struktur, dan elemen organisasi yang membentuk sistem pengendalian manajemen Simon, 1990.
Kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam memimpin unitnya yang dapat diukur dari bagaimana manajer tersebut menjalankan fungsi manajerialnya
seperti planning, organizing, staffing, leading and controlling Weihrich Koontz, 2000. Kinerja manajerial mengambarkan derajat kesuksesan yang dicapai
oleh seorang individu Mahoney, Jerdee dan Carroll, 1963. Penekanan teori technical rational terlihat pada manfaat pengunaan sistem akuntansi manajemen
yaitu memberikan informasi untuk membantu para pembuat keputusan manajemen dalam melaksanakan fungsinya, seperti planning, organizing,
staffing, leading and controlling, sehingga, mengidentifikasi kinerja manajerial menurut pandangan teori ini, sekaligus menunjukkan fungsi sistem akuntansi
manajemen. Untuk memastikan bahwa sistem akuntansi manajemen yang ada, dapat membantu manajemen, maka diperlukan karakteristik tertentu yang
mengambarkan kualitas sistem akuntansi manajemen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua karakteristik broadscope,
timelines, agregation dan integration mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial Mia dan Clarke, 1999; Chia, 1995; dan Soobaroyen dan
Poorundersing, 2008. Karakteristik broadscope dan timelines mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial Tsui, 2001; Eker, 2009; Etemadi et al,
2009. Karakteristik broadscope dan agregatian Gul dan Chia, 1994 dan karakteristik broad scope mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial Mia
1993; Chong dan Chong 1997. Beberapa peneliti lainnya menyatakan sistem
informasi bertindak sebagai sistem pembelajaran bagi perbaikan kinerja manajer Ferris dan Haskins, 1988, kinerja yang tinggi diakibatkan dari ketersediaan
informasi yang dibutuhkan Hiromoto, 1988. Penelitian yang dilakukan Macintosh dan Williams 1992 pada sektor publik juga menyimpulkan bahwa
sistem informasi dan akuntansi sangat bernilai untuk menjalankan berbagai peran
manajerial.
Hasil penelitian Tsui 2001 menyatakan bahwa interaksi antara partisipasi anggaran dan sistem akuntansi manajemen negatif bagi manajer berkebangsaan
China dan positif bagi manajer barat. Hasil penelitian Eker 2009 menyatakan bahwa interaksi antara partisipasi anggaran dan sistem akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajerial dimana karyawan yang memiliki kinerja yang lebih tinggi, lebih banyak menggunakan sistem akuntansi manajemen.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng 2012 menyatakan broadscope sistem akuntansi manajemen berinteraksi secara non- monotonik
terhadap kinerja manajerial. Broadscope sistem akuntansi manajemen memoderasi secara positif hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial jika broad scope sistem akuntansi manajemen tinggi dan broad scope sistem akuntansi manajemen memoderasi secara negatif jika broad scope sistem
akuntansi manajemen rendah. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara umum sistem akuntansi manajemen memoderasi hubungan antara partispasi
anggaran dan kinerja manajerial. Berdasarkan kajian teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H
3
: Karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dapat memoderasi
hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. 2.2
Penelitian Terdahulu
Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Kunwaviah
Nurcahyani 2010
Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja
SKPD Pemerintah
Kabupaten Labuhan Batu
Variabel Independen:
Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Komitmen
Organisasi Variabel
Dependen: Kinerja
SKPD Hasil analisis secara parsial
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh
terhadap kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhan
Batu, komitmen organisasi juga tidak berpengaruh terhadap
kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan
komitmen organisasi secara simultan tidak berpengaruh
terhadap kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhan
Batu.
2 Atria
Maharani 2011
Pengaruh Karakteristik
Informasi Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja
Manajerial dengan
Ketidakpastian Lingkungan dan
Strategi Bisnis Sebagai Variabel
Moderating
Variabel Independen:
Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Variabel
Dependen: Kinerja
Manajerial Variabel
Moderasi: Ketidakpastia
n Lingkungan dan Strategi
Bisnis Peneliti menemukan hubungan
yang positif antara karakteristik informasi akuntansi manajemen
dengan kinerja manajerial, namun dengan adanya pengaruh
Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis terhadap
hubungan informasi akuntansi manajemen dan kinerja
manajerial menjadi saling menguatkan.
3 Suhartono
2006 Pengaruh
Kejelasan Sasaran
Anggaran Terhadap
Senjangan Anggaran
Instansi PEMDA Dengan
Komitmen Organisasi
Sebagai Pemoderasi
Variabel Independen:
Kejelasan Sasaran
Anggaran Variabel
Dependen: Sasaran
Anggaran Variabel
Moderasi:
Komitmen Organisasi
kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif signifikan
terhadap senjangan anggaran instansi pemerintah daerah
sehingga adanya kejelasan sasaran anggaran akan
mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Selain itu,
komitmen organisasi berperan sebagai variabel pemoderasi
dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran
dengan senjangan anggaran instansi pemerintah daerah.
4 Ahmad dan
Fatima 2008 Pengaruh
Partisipasi Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial
Variabel Independen:
Partisipasi Anggaran
Variabel Dependen:
Kinerja Manajerial
Panelitian ini dilakukan kepada 111 pengelola anggaran di
Kementerian Pertahanan Malaysia dengan tingkat respon
sebesar 74 . Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang
positif secara langsung antara partisipasi anggaran dan
kinerja.