Visi dan Misi Gambaran Umum Instansi

Munculnya paradigma untuk menjadikan pembangunan nsaional, tercermin dalam keputusan politik nasional, sebagaimana terimplementasi dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang salah satu misinya menyatakan: Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Untuk itu perlu pelaksanaan konsep blue economy dalam pemanfaat dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui pengembangan berbagai inovasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan secara berkelanjutan. Pengembangan blue economy tersebut diharapkan dapat menciptakan daya saing yang lebih tinggi melalui inovasi dan efisiensi yang berkelanutan, melakukan pembangunan tanpa merusak lingkungan, menciptakan berbagai industri di bidang kelautan dan perikanan, serta menciptakan lapangan kerja. Upaya pengembangan blue economy perlu pula diiringi upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta disertai upaya untuk mengelola wilayah laut nasional secara terintegrasi. Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 telah mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk 1 meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya-ikan kecil, 2 meningkatkan penerimaan dan devisa negara, 3 mendorong perluasan kesempatan kerja, 4 meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan 5 mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan, 6 meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing, 7 meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan, 8 mengoptimalkan pemnafaatan sumber daya ikan dan, 9 menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan dan tata ruang. Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan pembangunan nasional dan pembangunan kelautan dan perikanan sejak Tahun 2010 sampai tahun 2012, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah dari kebijakan lain atau kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, terutama untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan. Untuk itu, KKP akan mengembangkan industrialisasi kelautan dan perikanan yang akan dimulai sejak tahun 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui indutrialisasi, para pelaku usaha perikanan mulai dari nelayan, pembudidaya ikan, serta pengolah dan pemasar hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Dengan demikian, industrialisasi perikanan diharapkan mampu mengokohkan struktur usaha perikanan nasional, yang membawa multiplier effect sebagai primemover perekonomian nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, visi dan misi dari Direktorat Perikanan Pelabuhan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap lebih disimpulkan sebagai berikut: Visi: Perikanan Tangkap yang Maju dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Nelayan. Misi: 1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya ikan secara berkelanjutan, 2. Meningkatkan efisiensi usaha perikanan tangkap. Tujuan: 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas usaha perikanan tangkap berbasis pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan, 2. Meningkatnya kesejahteraan nelayan. Sasaran Strategis: 1. Meningkatnya produksi perikanan tangkap di perairan laut dan perairan umum, Indikator Kinerja Utama IKU: Meningkatnya volume dan nilai produksi perikanan tangkap. 2. Meningkatnya pendapatan nelayan Indikator Kinerja Utama IKU: Meningkatkan pendapatan nelayan. 3. Meningkatnya Nilai Tukar Nelayan NTN Indikator Kinerja Utama: Meningkatnya Nilai Tukar Nelayan NTN

4.2 Data Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Responden

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang telah dikirimkan langsung maupun dikirim melalui surat elektronik email kepada pejabat eselon II, III, dan IV yang ada di Direktorat Pelabuhan Perikanan DJPT KKP pada tanggal 04 September 2015 sampai dengan batas akhir pengembalian yakni tanggal 25 September 2015. Keseluruhan dari kuesioner yang disebarkan telah dikembalikan. Tingkat pengembalian response rate yang diperoleh adalah 100. Data demografi responden dalam tabel 4.1 di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Tabel 4.1 berisi informasi yang disajikan, antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jabatan, dan masa jabatan. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak yaitu 75,96 dibandingkan responden wanita yang hanya 24,04 . Selanjutnya responden dikelompokkan berdasarkan usia dan diketahui bahwa mayoritas responden berusia lebih dari 50 tahun yaitu sebesar 47,12 . Responden yang berusia lebih dari 35 tahun sebesar 29,23 , responden yang berusia lebih dari 45 tahun 24,03 , sedangkan responden yang berusia lebih dari 55 tahun hanya sebesar 9.62 . Berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa mayoritas responden adalah berpendidikan S-2 yaitu sebesar 57,69 . Responden yang berpendidikan S-1 sebesar 38,46 , responden yang berpendidikan D-3 sebesar 2,88 sedangkan responden yang berpendidikan S-3 sebesar 0,96. Adapun berdasarkan lama bekerja, diketahui bahwa mayoritas responden adalah responden yang mempunyai lama bekerja dibawah 25 tahun yaitu sebesar 44,23 . Responden lainnya yang telah lama bekerja di bawah 20 tahun sebesar 33,65 ,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening pada Kawasan Industri Medan

2 63 137

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Keadilan Distributif Terhadap Kinerja Manajerial

3 17 66

Pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial

1 9 499

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dengan komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi

0 3 24

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

0 5 98

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.Pismatex).

0 2 8

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating(Studi pada PT.

0 2 21

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURABAYA.

0 0 88