3. Motivasi dari dalam
Motivasi dari dalam timbul pada diri karyawaan saat dia melaksanakan tugas – tugasnya dan bersumber dari dalam diri karyawan itu sendiri.
Dengan demikian berarti juga bahwa motivasi karyawan muncul pada saat dia bekerja dan dia sendiri yang menyenangi pekerjaan itu.
4. Motivasi dari luar
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan. Motivasi dari luar biasanya
dikaitkan dengan imbalan, kesehatan, cuti, program rekreasi perusahaan, dan lain lain. Pada konteks ini, manusia organisasional ditempatkan pada
subjek yang dapat didorong oleh faktor luar. Manusia bekerja karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat
pula bersumber dari faktor-faktor diluar subjek.
2.1.4. Tantangan dalam Memotivasi
Menurut Kreitner dan Kinicki pada buku Perilaku Dalam Organisasi 2014:128 memotivasi orang adalah merupakan aspek kunci bagi manajer
yang efektif. Dalam menghadapi tantangan dalam memotivasi, program yang bersifat motivasional dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki
produktivitas, kualitas, atau kepuasan kerja. Langkah yang dapat dilakukan adalah :
1. Perlunya pemahaman tentang perbedaan antara motivasi dan kinerja.
Motivasi dan kinerja bukan merupakan hal yang sama. Motivasi hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja.
2. Perbedaan individual merupakan salah satu penyebab rendahnya motivasi
yang harus dipertimbangkan. Manajer dianjurkan mengembangkan pekerja sehingga mereka mempunyai kemampuan dan pengetahuan
untuk menjalankan pekerjaan secara efektif. 3.
Motivasi adalah goal – directed, maka proses dan penetapan tujuan harus dilakukan melalui prosedur yang tepat.
4. Umpan balik memberikan informasi dan arah yang diperlukan untuk
menjaga pekerja fokus pada tugas, aktivitas, dan tujuan yang relevan. 5.
Budaya organisasi mempengaruhi motivasi dan perilaku pekerja secara signifikan. Budaya peningkatan diri yang positif lebih mungkin
membahayakan motivasi dan perilaku lebih tinggi dari pada budaya yang didominasi oleh kecurigaan, bawelcerewet, dan menyalahkan.
2.1.5. Teori – teori Motivasi Menurut Para Ahli
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya
manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa Arep, 2004:25. Teori - teori motivasi itu antara lain:
1. Teori Motivasi Kebutuhan menurut Abraham Maslow
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia
terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya, rasa aman rasa ingin dilindungi dari
bahaya fisik dan emosional, sosial rasa kasih sayang, kepemilikan,
penerimaan, dan persahabatan, penghargaan faktor penghargaan internal dan eksternal, dan aktualisasi diri pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang dan pemenuhan diri sendiri. Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan
fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai
kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal
sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. Kebutuhan fisiologis rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya
a. Kebutuhan rasa aman merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya
b. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki berafiliasi dengan orang
lain, diterima, memiliki c.
Kebutuhan akan penghargaan berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan
d. Kebutuhan aktualisasi diri kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan
kepuasan diri dan menyadari potensinya
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih
tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan
karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Prinsip pikiran Abraham Maslow berangkat dari kebutuhan manusia yang disusun secara hierarki dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan
pemenuhan diri. Abraham maslow menekankan prilaku manusia disebabkan oleh motivasi tertentu yang bergerak secara sistematis demi
sebuah “grows need” atau pemuasan kebutuhan
2. Teori Motivasi Herzberg
Menurut Herzberg pada buku Manajemen Motivasi 2004:28, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan
dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene faktor ekstrinsik dan faktor motivator faktor intrinsik.
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi
lingkungan, dan sebagainya faktor ekstrinsik, sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dan sebagainya faktor intrinsik.
3. Teori Motivasi Clayton Alderfer
Clayton Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan exsistence, hubungan
relatedness, dan pertumbuhan growth. Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder mengemukakan bahwa jika kebutuhan yang
lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali
pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
4. Teori Motivasi Vroom
Teori dari Vroom 1964 tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi
seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: a.
Ekspektasi harapan keberhasilan pada suatu tugas. b.
Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan suatu tugas keberhasilan tugas untuk
mendapatkan outcome tertentu. c.
Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu
yang melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan
2.2. Produktivitas Kerja Karyawan 2.2.1.