BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah PT.Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk
Semula perusahaan gas di indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven Co berdiri pada tahun 1859 yang
memperkenalkan penggunaan gas kota di indonesia yang terbuat dari batu bara. Proses pengalihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II
pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi
BuruhPegawai Listrik dan Gas yang besama – sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan – perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
kapasitats pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tahun 1958 perusahaan I.J.N. Eindhoven Codinasionalisasi dan diubah menjadi PN
Gas. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU – PLN Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 dua perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara PLN sebagai pengelola tenaga listrik milik
negara dan Perusahaan Gas Negara PGN sebagai pengelola gas diresmikan. Penetapan tanggal 13 Mei 1965 sebagai hari jadi Perusahaan Gas Negara
didasarkan atas fakta historis dan yuridis formal sebagaimana tertuang pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun 1965 tentang pembubaran BPU – PLN
dan pendirian Perusahaan Gas Negara PGN serta Perusahaan Listrik Negara PLN. Berlandaskan Peraturan Pemerintah tersebut maka PGN merupakan
badan hukum yang berhak untuk melakukan usahanya secara mandiri dengan ruang lingkup usaha penyediaan tenaga gas dan industri gas, terutama untuk
meningkatkan derajat kehidupan masyarakat umum.
Pada tahun 1974 PGN dipercaya pemerintah untuk menyalurkan gas bumi melalui jaringan pipa untuk keperluan bahan bakar di sektor rumah
tangga, komersial dan industri yang menggantikan gas buatan dari batu bara dan minyak yang tidak ekonomis. Penyaluran gas bumi pertama kali
dilakukan di Cirebon 1974, kemudian disusul berturut – turut di wilayah Jakarta 1979, Bogor 1981, Medan 1986, Surabaya 1994, dan
Palembang 1996, Batam dan Pekanbaru 2005.
Didukung oleh kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun 1984 dikukuhkan menjadi Perum. Kemudian statusnya
ditingkatkan lagi menjadi Persero pada Tahun 1994 sekaligus penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas lagi yaitu selain di bidang industri gas
bumi juga di bidang yang lebih ke arah hulu yaitu di bidang transmisi, di mana PGN berfungsi sebagai transporter. Sejak pengembangan usaha di
bidang transmis PGN telah menyusun cetak biru pengembangan Jaringan
Pipa Transmisi Gas Bumi Terpadu Indonesia.
Pada Tahun 1998 PGN berhasil menyelesaikan Pipa Transmisi Jalur Grissik – Duri yang kemudian diikuti dengan pembentukan anak perusahaan
di bidang Transmisi yaitu PT. Transportasi Gas Indonesia. Keberhasilan pembangunan pipa transmisi jalur Grissik – Duri melapangkan jalan
pembangunan Pipa Transmisi Jalur Grissik – Batam – Singapura yang pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden RI dan Perdana Menteri
Singapura pada tanggal 4 Agustus 2003. Jalur tersebut merupakan jaringan pipa transmisi lintas negara pertama di indonesia sekaligus merupakan cikal
bakal inetrkoneksi pembangunan Jaringan Trans ASEAN Gas Pipeline.
Dalam rangka menghadapi pasar bebas tanpa monopoli dengan diberlakukannya Undang – Undang Minyak dan Gas Bumi No.22 tahun 2001
yang mengacu pada mekanisme pasar maka dipandang perlu merestrukturisasi unit usaha distribusi menjadi 3 tiga Strategic Business
Unit Distribusi dan 1 satu Unit SBU Transmisi, masing – masing adalah SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, SBU Distribusi Wilayah II
Jawa Bagian Timur serta SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara,
dan SBU Transmisi Sumatera – Jawa.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan publik ditandai dengan pencacatan saham PGN di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya pada tanggal 15 Desember 2003 dengan kode PGAS. Dengan menjadi perusahaan terbuka dan dengan penerapan nilai budaya perusahaan
SMILE, maka pencapaian visi PGN menjadi “perusahaan publik terkemuka di bidang penyedia energi gas bumu” dapat terlaksana. Sejalan dengan
keinginan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholder dan
lebih menegaskan arah usahanya, maka dilakukanlah perumusan visi PGN yang baru yaitu “menjadi perusahaan kelas dunia dibidang pemanfaatan gas
bumi”. Perumusan kembali nilai – nilai budaya perusahaan dan pencanangan Budaya ProCISE pada Tahun 2009 merupakan wujud dari keinginan untuk
memposisikan PGN sejajar dengan perusahaan kelas dunia melalui sikap profesional, penyempurnaan terus – menerus, integritas, mengutamakan
keselamatan kerja dan senantiasa mengutamakan kepuasan pelanggan melalui
pelayanan prima.
Untuk mengoptimalisasi kekuatan dan kompetensi yang telah dibangun selama ini dengan memanfaatkan peluang pengembangan bisnis kedepan
untuk mewujudkan visi PGN, maka sampai dengan saat ini perseroan telah memiliki 4 anak perusahaan diantaranya adalah : PT Transportasi Gas
Indonesia, PGN Euro Finance Limited, PT PGAS Telekomunikasi Nusantara dan PT PGAS Solution, disamping itu PGN juga memiliki 4 perusahaan
afiliasi dibidang jasa, pengangkutan, perdagangan dan pertambangan.
4.1.2. Visi, Misi dan Budaya PT.Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara
Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah menetapkan Visi dan Misi perusahaan yang dianut perusahaan ke dalam
suatu budaya perusahaan.
b. Visi
Visi yang diterapkan oleh PT Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara yakni “Menjadi perusahaan
kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi”. c.
Misi Misi yang diterapkan oleh PT. Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk
SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara yakni “Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholder melalui :
1 Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan
pengembangannya. 2
Pengembangan usaha pengolahan gas. 3
Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang berkaitan dengan industri migas.
4 Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan
mengembangkan usaha lainnya. d.
Budaya Perusahaan Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati
dan diyakini oleh seluruh insan PT. Perusahaan Gas Negara Persero, Tbk SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara sebagai landasan dan
acuan untuk mencapai tujuan. PGN mendefinisikan budaya perusahaan dalam lima nilai yang disingkat ProCISE dan dijabarkan dalam 10
Perilaku Utama Perusahaan. Budaya ProCISE yang diterapkan sebagaipedoman perilaku karyawan dalam melaksanakan kinerja di
perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Profesionalisme Profesionalism
Senantiasa memberikan hasil yang terbaik dengan meningkatkan kompetensi di bidangnya dan bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan yang diambil. b.
Penyempurnaan Terus Menerus Continuous Improvement Berkomitmen untuk melakukan penyempurnaan terus menerus.
c. Intergritas Integrity
Jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain. Konsisten antara pikiran, perkataan, dan perbuatan berlandaskan standar etika yang
luhur. d.
Keselamatan Kerja Safety Senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, baik
untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. e.
Pelayanan Prima Excellent Service Mengutamakan kepuasan baik pelanggan internal maupun eksternal
dengan memberikan pelayanan terbaik.
Adapun 10 Perilaku Utama Budaya “ProCISE” sebagai asas budaya PGN adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1. 10 Perilaku Utama Perusahaan
Sumber: PGN SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Utara, 2015
4.1.3 Struktur Organisasi