65
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian ini seperti sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghubungkan antara verbal abuse orang tua dengan
perilaku agresif pada remaja. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 129 Jakarta dengan pengumpulan
data menggunakan angket yang dilakukan oleh peneliti kepada 43 responden. Berikut uraian keterbatasan penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian yaitu
analisis univariat dan analisis bivariat.
A. Analisa Univariat
1. Gambaran karakteristik responden di SMPN 129 Jakarta Karakteristik dari responden dalam penelitian ini terdiri dari umur,
jenis kelamin, dan kelas. Gambaran umur dari 43 responden penelitian ini sebagian besar berusia 13 tahun yaitu sebesar 24 responden 55,8. Hal
ini sesuai dengan teori tumbuh kembang menurut Harlock 1999 bahwa usia 13 tahun merupakan usia remaja awal yang mempunyai salah satu ciri
khas membenarkan perbuatan-perbuatan yang mereka ketahui sebagai perbuatan yang salah termasuk perilaku agresif. Hal ini berkaitan dengan
beratnya tugas perkembangan remaja yang menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Dilain hal, beberapa remaja yang
ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua.
Dari hasil penelitian berdasarkan distribusi jenis kelamin yang paling banyak adalah laki-laki sebesar 37 responden 86. Hal ini dikarenakan
anak laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku antisosial yang sulit dikontrol dibandingkan anak perempuan sehingga anak laki-laki lebih
banyak melakukan tindakan kekerasan dan ditujukan ke luar misalnya merusak barang milik orang lain dan berkelahi Santrock, 2003. Ditambah
lagi perilaku agresif pada anak laki-laki relatif tetap sejak masa prasekolah sampai masa remaja, dimana mereka meneruskan perilaku yang dialami
sejak kecil hingga sampai remaja. Berbeda dengan perempuan yang kurang menunjukkan perilaku tersebut pada usia lebih tua Behrman et al,
2000. 2. Gambaran verbal abuse orang tua di SMPN 129 Jakarta
Verbal abuse atau lebih dikenal dengan kekerasan verbal merupakan “kekerasan terhadap perasaan”. Memuntahkan kata-kata kasar tanpa
menyentuh fisik, kata-kata yang memfitnah, kata-kata yang mengancam, menakutkan, menghina atau membesar-besarkan kesalahan orang lain
Sutikno, 2010. Verbal abuse biasanya terjadi ketika ibu sedang sibuk dan anaknya meminta perhatian namun si ibu malah menyuruh anaknya untuk
“diam” atau “jangan menangis” bahkan dapat mengeluarkan kata-kata “kamu bodoh”, “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”, “kamu
menyebalkan”, atau yang lainnya. Kata-kata seperti itulah yang dapat diingat oleh sang anak bila dilakukan secara berlangsung oleh ibu
Rakhmat, 2007.