28
UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
Nilai rendemen yang didapatkan dari masing-masing ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak dengan pelarut n-heksan memiliki nilai
rendemen tertinggi. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya kemungkinan bahwa biji jintan hitam mengandung senyawa non polar yang lebih banyak
dibandingkan dengan senyawa semi polar maupun polar. Meskipun metode maserasi termasuk sederhana dan mudah
dilakukan, namun dengan penggunaan pelarut yang bersifat volatil diduga menyebabkan berkurangnya nilai rendemen ekstrak pada saat proses filtrasi
yang pada akhirnya mempengaruhi nilai rendemen masing-masing ekstrak. Ismet 2007 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses
ekstraksi adalah lama ekstraksi, suhu dan jenis pelarut yang digunakan.
4.3. Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi tumbuhan tingkat tinggi berdasarkan golongannya dan sebagai
informasi awal untuk mengetahui senyawa kimia yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tanaman Yuliani, 2010. Jintan hitam mengandung
berbagai jenis metabolit sekunder, dimana masing-masing metabolit sekunder memiliki bioaktivitas yang berbeda. Identifikasi pada sampel perlu dilakukan
untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder pada sampel tersebut. Hasil penapisan fitokimia dari ekstrak dapat dilihat pada Tabel
IV.2. Pada ekstrak n-heksan diidentifikasi adanya senyawa steroid yang
ditunjukkan dengan terbentuknya cincin warna hijau kebiruan, dan juga senyawa triterpenoid yang ditunjukkan dengan terbentuknya cincin
kecoklatan pada perbatasan dua pelarut. Terpenoid diidentifikasi positif dengan terbentuknya lapisan berwarna kemerahan setalah dilakukan
penambahan kloroform dan asam sulfat pekat. Kandungan minyak atsiri dalam ekstrak ini ditandai dengan residu yang tetap beraroma enak.
Pada ekstrak etil asetat diidentifikasi adanya saponin. Uji ini dilakukan dengan pengocokan keras terhadap sampel yang telah ditambahkan
air, lalu menghasilkan busa yang stabil. Sedangkan Kumarin diidentifikasi
29
UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
positif pada ekstrak ini ditandai dengan adanya pijaran berwarna hijau dengan penyinaran menggunakan sinar UV. Flavonoid diidentifikasi positif dengan
ditandai terbentuknya larutan kuning dengan penambahan amonia setelah dilarutkan dengan etil asetat.
Ekstrak metanol dari hasil penapisan fitokimia diidentifikasi adanya senyawa alkaloid. Identifikasi alkaloid ini dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Dragendorff dan menghasilkan endapan kemerahan. Keberadaan tanin ditandai dengan terbentuknya warna biru
kehitaman atau hijau kehitaman dengan penambahan FeCl
3
. Tanin tidak teridentifikasi pada ketiga ekstrak. Identifikasi warna pada penapisan
fitokimia ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.4. Parameter Standar