Inhibitor RNA Helikase HCV Ekspresi dan Purifikasi RNA Helikase HCV

12 UIN Syarif Hdayatullah Jakarta Tabel II.1. Inhibitor RNA Helikase HCV kemudian diberi nama DNA helikase atau RNA Helikase. RNA helikase pertama kali ditemukan pada E.coli, dan juga ditemukan pada bakteri, khamir, dan virus. Pada HCV enzim ini dikodekan oleh NS3 RNA Helikase. Enzim ini diperlukan dalam replikasi HCV. RNA helikase HCV memiliki tiga aktivitas yaitu mengikat rantai RNA, menghidrolisi ATP dan membuka ikatan dupleks antar RNA dari 3’ - 5’. RNA helikase merusak ikatan hidrogen antara RNA berpasangan. Reaksi enzimatis tersebut memerlukan energi yang diperoleh dari hidrolisis ATP menjadi ADP dan P dan juga kation divalen seperti Mg 2+ Kadare Haenni, 1997. Mekanisme kerja RNA helikase dapat dilihat dari gambar sebagai berikut : Inhibitor dapat menghalangi pengikatan ATP pada enzim RNA helikase sehingga enzim RNA helikase tidak mempunyai energi untuk membuka untai rantai ganda RNA. Selain itu inhibisi juga dapat dilakukan terhadap salah satu aktivitas RNA helikase yang secara tidak langsung akan menghambat kerja RNA helikase karena RNA helikase membutuhkan ketiga macam aktivitas tersebut. Inhibitor dapat diberikan untuk menghalangi aktivitas pengikatan RNA sehingga RNA tidak dapat membuka untai rantai ganda. Inhibitor juga dapat diberikan untuk menghalangi pembukaan untai RNA, misalnya dengan cara menghambat proses hidrolisis ATP sehingga RNA tidak mempunyai energi untuk membuka untai ganda RNA Utama et al, 2000.

2.5. Inhibitor RNA Helikase HCV

INHIBITOR PERSEN INHIBISI DAFTAR PUSTAKA 1 Protein kapang endofit CgKTm SF 89,45 Paturohman, 2011 2 Ekstrak metanol buah tanaman mangrove Avicennia marina Forsk Vierb. 76,705 Kusumawati, 2011 3 Bakteriosin asam laktat S34 64,20 Putri, 2011 a 13 UIN Syarif Hdayatullah Jakarta 4 Mikroalga BTM 11 81,205 Putri, 2011 b 5 Ekstrak rimpang temulawak Curcuma zanthorrhiza Roxb. 73,60 Setianingsih, 2011

2.6. Ekspresi dan Purifikasi RNA Helikase HCV

Sebagai langkah awal untuk melakukan ekspresi RNA helikase hepatitis C ini, E.coli BL21 DE3 pLysS yang telah tersisipi gen penyandi RNA helikase HCV ditumbuhkan di dalam medium LB cair yang ditambahkan ampisilin. Selanjutnya medium tersebut diinkubasi selama 30 menit, setelah OD 600 mencapai 0,3 saat pertumbuhan bakteri mencapai fase log, kemudian diinduksi dengan IPTG isopropyl- β-D thiogalactopyranoside. IPTG berperan dalam menginduksi sel bakteri sehingga ekspresi protein rekombinan dapat maksimal Sambrook, 2001. IPTG yang sudah masuk ke dalam sel tidak akan dimetabolisme karena IPTG ini bertindak bukan sebagai substrat, sehingga konsentrasi IPTG tetap konstan. Setelah dilakukan penambahan IPTG selanjutnya kultur E.coli tersebut diinkubasi hingga fase stasioner yaitu fase yang tidak terdapat penambahan atau pengurangan jumlah sel bakteri tapi fungsi sel terus berlanjut seperti metabolisme sekunder dan proses biosintesis Utama et al, 2000. Sentrifugasi dilakukan untuk pemisahan medium yang digunakan dalam kultur dengan sel bakteri, dan dilakukan pada suhu 4 o C untuk mencegah denaturasi protein. Lalu untuk tahap purifikasi digunakan pelet yang di dalamnya terdapat protein RNA helikase HCV. Purifikasi RNA helikase dilakukan dengan menggunakan modifikasi dari metode immobilizied metal chromatography IMAC. Prinsip metode ini adalah berdasarkan pada interaksi bolak-balik antara asam amino rantai samping dan ion immobilizied. Berbagai rantai samping seperti histidin, sistein, dan triptopan dapat berikatan dengan ion metal immobilizied. Protein RNA diberi label 6xHis-tag label protein dengan 6 histidin. Ion nikel Ni 2+ , tembaga Cu 2+ , dan kobalt Co 2+ memiliki afinitas yang besar terhadap histidin sehingga purifikasi protein RNA Helikase 6xHis-tag 14 UIN Syarif Hdayatullah Jakarta dapat dilakukan dengan menggunakan resin TALON. Protein RNA helikase yang berikatan dengan resin TALON setelah dilakukan pencucian, lalu dielusi sehingga diperoleh RNA helikase yang lebih murni. Pemurniaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan imidazol dalam buffer B karena mempunyai keuntungan yaitu dapat mempertahankan protein kondisi asli native condition maupun kondisi denaturasi Utama et al, 2000.

2.7. SDS PAGE