29
UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
positif pada ekstrak ini ditandai dengan adanya pijaran berwarna hijau dengan penyinaran menggunakan sinar UV. Flavonoid diidentifikasi positif dengan
ditandai terbentuknya larutan kuning dengan penambahan amonia setelah dilarutkan dengan etil asetat.
Ekstrak metanol dari hasil penapisan fitokimia diidentifikasi adanya senyawa alkaloid. Identifikasi alkaloid ini dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Dragendorff dan menghasilkan endapan kemerahan. Keberadaan tanin ditandai dengan terbentuknya warna biru
kehitaman atau hijau kehitaman dengan penambahan FeCl
3
. Tanin tidak teridentifikasi pada ketiga ekstrak. Identifikasi warna pada penapisan
fitokimia ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
4.4. Parameter Standar
Parameter standar yang dilakukan terhadap ekstrak kental jintan hitam dapat dilihat pada Tabel IV.3.
Ekstrak n-Heksan
Ekstrak Etil Asetat
Ekstrak Metanol
Steroidtriterpenoid
+ -
-
Terpenoid
+ -
-
Minyak atsiri
+ -
-
Saponin
- ++
+
Kumarin
- +
-
Flavonoid
- +
-
Tanin
- -
-
Alkaloid
- -
+
Tabel IV.2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak n-Heksan, Ekstrak Etil Asetat dan Ekstrak Metanol
30
UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
Tabel IV.3. Parameter Standar Parameter
Ekstrak n-Heksan
Ekstrak Etil Asetat
Ekstrak Metanol
Organoleptik
-
Bentuk
-
Warna
Cairan kental
Hijau kehitaman Pasta
Kuning Karamel
Kuning kecoklatan
Kadar Abu
0,314 0,224
0,147
Susut Pengeringan
3,689 1,049
3,453
Angka Kapang 4 x 10
2
CFUml -
1 x 10
3
CFUml
Pemeriksaan kadar abu menggunakan prinsip dengan memanaskan bahan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdekstruksi
dan menguap, sehingga hanya tertinggal unsur mineral dan anorganik. Tujuan penetapan kadar abu adalah untuk memberikan gambaran kandungan mineral
internal dan eksternal yang berasal pada proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Persyaratan simplisia yang dijelaskan pada buku Materi Medika jilid
III, batas kadar abu total jintan hitam yang diperbolehkan yaitu tidak lebih dari 8,00. Masing-masing ekstrak mempunyai nilai kadar abu tidak lebih
dari 8,00, hal tersebut menandakan bahwa masing-masing ekstrak masuk dalam persyaratan yang dianjurkan. Sementara, nilai pada susut pengeringan
menyatakan jumlah maksimal senyawa yang mudah menguap atau hilang pada proses pengeringan.
Pengujian cemaran kapang termasuk salah satu uji untuk syarat kemurnian ekstrak. Uji ini mencakup penentuan jumlah mikroorganisme yang
diperbolehkan. Batas kontaminan kapang yang masih dianggap aman untuk dikonsumsi pada obat tradisional sebesar kurang dari 10
4
CFUml Pratiwi, 2005. CFU merupakan singkatan dari Colony Forming Unit yang
mencerminkan satuan mikroba yang membentuk sebuah koloni. Hasil uji
31
UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
kapang dari masing-masing ekstrak yang tertera pada Tabel IV.3. menunjukkan nilai yang berada pada batas aman untuk dikonsumsi.
4.5. Produksi dan Purifikasi Enzim Helikase HCV 4.5.1. Ekspresi Enzim RNA Helikase HCV