waktu dan proses yang dilalui, seperti misalnya di daerah Tanah Karo revolusi sosial yang terjadi lebih tertib tanpa adanya pertumpahan darah dibandingkan dengan daerah Asahan
yang melakukan pembantaian terhadap keluarga Sultan yang mengakibatkan banyak korban.
Mayjen TNI Purn H. R Sjahnan SH dalam bukunya yang berjudul Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan, menceritakan tentang keadaan Sumatera
Timur pada saat Jepang telah menyerah tanpa syarat pada sekutu dan masuknya tentara sekutu ke Sumatera Timur dan membonceng tentara Belanda. Melihat keadaan yang
demikian, para pemuda Indonesia melakukan tindakan yaitu dengan membentuk tentara juga dari partai politik membentuk lasykar rakyat yang memiliki tujuan yang sama untuk
kepentingan rakyat.
1.5 Metode Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merekonstruksi sejarah dan menghasilkan sebuah karya yang bernilai ilmiah, sehingga suatu tahapan harus dilalui untuk mencapai suatu hasil
yang maksimal. Untuk itu dalam penelitian ini memakai metode penelitian sejarah. Adapun metode penelitian sejarah dilakukan 4 empat langkah, antara lain heuristik, kritik,
interpretasi dan historiography.
6
Langkah pertama yang dilalui ialah heuristik mengumpulkan data dan sumber- sumber yang sesuai dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
library research penelitian kepustakaan dan field research penelitian lapangan. Dalam penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan beberapa dokumen, buku, majalah, dan
artikel yang berkaitan dengan judul tulisan. Kemudian dalam penelitian lapangan, dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
menggunakan metode wawancara yang terstruktur dan terbuka kepada orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan.
Langkah kedua yang dilakukan ialah kritik. Dalam tahapan ini, akan melakukan kritik terhadap sumber yang terkumpul untuk mencari keaslian sumber tersebut baik dari
segi substansial isi yakni dengan cara menganalisis sejumlah sumber tertulis misalnya buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan Kesultanan Kota Pinang maupun
materialnya untuk mengetahui keaslian atau palsu kah sumber tersebut agar diperoleh keotentikannya. Namun karena kesulitan mencari sumber primer membuat kritik eksternal
tidak dapat dilakukan secara efektif, maka kritik internal dilakukan yaitu melihat sejauh mana kebenaran informasi dari sumber tersebut.
Tahapan lanjutan setelah uji dan analisa data ialah tahapan interpretasi. Dalam tahapan ini data yang telah diperoleh harus dianalisa sehingga melahirkan suatu analisa
baru yang sifatnya objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Objek kajian yang cukup jauh ke belakang serta minimnya data fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat
vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisa yang tajam agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahap ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau
data informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada untuk diceritakan kembali. Selanjutnya tahapan akhir ialah historiografi yang akan selalu berusaha
memperhatikan aspek kronologis. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah Deskriptif-Analitif yaitu lewat pembeberan rangkaian peristiwa dan dilanjutkan dengan
penggunaan alat analisa yang melibatkan perspektif sejarah.
6
Louis Gottschalk. Op.cit., Hlm. 34.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II KONDISI KESULTANAN KOTA PINANG SEBELUM PROKLAMASI RI
2.1 Geografis Kesultanan Kota Pinang