pemerintah yang menguasai tanah Kehutanan, Pertambangan, dan sebagainya, serta organisasi adat setempat. Akhirnya sumber informasi yang ketiga adalah
Kantor Pertanahan setempat. Dari Kantor Pertanahan diharapkan diperoleh informasi tentang bidang-bidang tanah yang terdaftar.
i. Berangkat ke daerah kerja Sebelum berangkat ke lokasi survei, perlu dilakukan penyuluhan di Desa
Kelurahan setempat tentang maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan oleh Ketua Tim Inventarisasi Data P4T. Melalui penyuluhan ini diharapkan adanya dukungan
baik dari pihak aparat desa kelurahan maupun dari masyarakat, sehingga kegiatan pendataan dapat dilaksanakan secara baik.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pengukuran Keliling Desa dalam Rangka Pembuatan Peta Kerja Prinsip dalam pelaksanaan pengukuran keliling dalam rangka Kegiatan P4T adalah
secara Terrestris Fix Boundry maupun Fotogrametris General Boundry Delinasi di atas Peta Dasar.
Untuk membuat peta bidang tanah yang merupakan peta rangka data P4T diperlukan tersedianya peta kerja. Peta kerja disiapkan dengan melakukan
pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam sistem proyeksi TM-3M . Untuk
membuat peta ini, perlu dilakukan koordinasi yang baik dengan Kepala Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan di tingkat Provinsi. Karena hasil kegiatan ini
digunakan untuk pengumpulan data selanjutnya, maka perencanaan jadwal
Universitas Sumatera Utara
kegiatan inventarisasi P4T harus disiapkan secara matang dan koordinasi dilakukan dengan sebaik mungkin.
Hasil dari kegiatan pengukuran keliling ini adalah berupa peta dasar yang memuat batas keliling desa kelurahan, jaringan jalan, jaringan sungai dan tempat-tempat
penting lainnya seperti kantor desa kelurahan. Dalam konteks Inventarisasi P4T, peta ini digunakan sebagai peta dasar untuk memetakan bidang-bidang tanah yang
ada dalam desa kelurahan yang diinventarisasi. Karena hasil kegiatan ini berupa peta yang dibagi menjadi beberapa lembar peta,
maka sebelum digunakan lembar-lembar peta tersebut harus digabung menjadi satu satuan administrasi desa kelurahan. Untuk keperluan pemetaan bidang-bidang
tanah, peta dasar ini dibagi menjadi beberapa satuan peta menurut batas-batas alam yang jelas seperti jalan, sungai atau batas RT RW, sehingga tidak ada bidang
tanah yang terpecah menjadi dua karena terletak di dua lembar peta yang berbeda. Mekanisme pelaksanaannya disesuaikan dengan Petunjuk Pelaksanaan Juklak
yang dikeluarkan oleh Deputi Bidang survey, Pengukuran dan Pemetaan. b. Pengukuran Bidang Tanah dalam Rangka Pembuatan Peta Bidang
Peta Bidang Tanah merupakan peta yang menyajikan hasil pemetaan seluruh bidang tanah yang ada di desa kelurahan. Metode pengukurannya dilaksanakan
secara terrestris fix Boundry disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di Kantor Pertanahan atau Kantor Wilayah. Namun dapat juga berupa fotogrametris General
boundry deliniasi di atas peta dasar foto Citra. Peta ini sangat penting dalam kegiatan Inventarisasi P4T karena digunakan untuk 2 dua tujuan. Pertama, peta
Universitas Sumatera Utara
ini digunakan untuk melihat posisi setiap bidang tanah terhadap bidang-bidang tanah lainnya bidang tanah tetangganya. Kedua, peta ini digunakan sebagai
rangka atau peta kerja dalam melaksanakan survei P4T bidang tanah. Aplikasi yang digunakan dalam pengukuran bidang tanah maupun keliling adalah AutoCad
dan dapat menggunakan Stand Alone. Sistem yang dikembangkan untuk Kantor LOC Land Office Computerization.
Sebagai peta kerja, maka peta ini harus dapat memperlihatkan setiap bidang tanah yang ada di seluruh desa kelurahan. Oleh karena itu skala petanya berkisar antara
1 : 1000 sampai dengan 1 : 2500 sesuai dengan kondisi luas bidang dari desa kelurahan yang didata.
Peta-peta yang diperoleh di tingkat Provinsi atau Kabupaten Kota dilengkapi dengan peta-peta yang ada di desa kelurahan seperti peta-peta sket bidang-bidang
tanah atau peta pajak bumi dan bangunan. Untuk memperjelas peta, desa kelurahan dapat dipecah-pecah menurut satuan batas alam seperti sungai atau jalan
sehingga seluruh desa kelurahan menjadi beberapa satuan-satuan peta. Selanjutnya, setiap bidang tanah yang ada dalam satu desa kelurahan diberi
nomor. Nomor tersebut adalah NIB Nomor Induk Bidang yang merupakan nomor identitas tunggal single identity number dari suatu bidang tanah.
Penomoran harus dikoordinasikan dengan Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan di Kantor Pertanahan. Seluruh desa Kelurahan merupakan satu kesatuan
penomoran dimulai dari 1 satu sampai seluruh bidang mendapat nomor. Cara penomoran adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1 2 3 4 5
6 7 8 9
18 17 16 15 14
13 12 11 10
19 20 21 22 23
24 25 26 27
36 35 34 33 32
31 30 29 28
37 38 39 40 41
42 43 44 45
54 53 52 51 50
49 48 47 46
Dst
Dalam satu desa kelurahan tidak ada bidang tanah yang memiliki nomor yang sama.
Peta Hasil Pengukuran Keliling Desa dan Peta Bidang Tanah yang dilaksanakan Satgas Teknis harus diserahkan kepada Kepala Seksi PPP Kantor Pertanahan
hard copy dan soft copy untuk ditindaklanjuti dengan kegiatan inventarisasi P4T. c. Pengumpulan Data Tingkat Desa.
Untuk setiap Desa Kelurahan yang didata, dikumpulkan data yang berkaitan dengan tingkat sosial-ekonomi terutama yang berkaitan dengan tingkat
kesejahteraan keluarga sesuai dengan Daftar Isian. Pendataan perlu dilakukan karena ada kemungkinan penduduk yang tidak memiliki atau menguasai tanah
tidak akan terdata melalui pemetaan dan survei bidang. Data tingkat desa kelurahan yang dikumpulkan diambil dapat dari data potensi
desa kelurahan yang ada di desa kelurahan pendataan. Dalam konteks penataan
Universitas Sumatera Utara
P4T dari data ini diharapkan diperoleh informasi tentang ada tidaknya tentang subjek yang layak menerima tanah seperti tanah tuna kisma dan petani gurem.
Dari instansi terkait terutama yang menguasai tanah dilokasikan pendataan seperti kehutanan, perkebunan dan pertambangan. Dari instansi-instansi ini diharapkan
diperoleh data tentang dasar penguasaan tanahnya. d. Inventarisasi Data P4T
Kegiatan pengumpulan data P4T merupakan pengumpulan data secara sensus data populasi seluruh bidang tanah yang ada di desa kelurahan. Untuk setiap bidang
tanah dilakukan pendataan tentang P4Tnya sesuai dengan daftar Isian. Informasi data dari bidang yang bersangkutan dapat diperoleh dari sumber-sumber informasi
seperti telah diuraikan sebelumnya.
3. Penggabungan Data Spasial dengan Tektual