3. 2 Sumber dukungan sosial 3. 3 Dimensi dukungan sosial
dukungan subjektif dari teman dan lain-lain yang signifikan misalnya, Ada orang khusus yang ada di sekitar ketika saya membutuhkan.
2. Dalam penelitiannya yang berjudul Peer Victimization, Social Support, and
Psychosocial Adjustment of Sexual Minority Adolescents, William et. al., 2005 mengukur aspek lain dari dukungan sosial, yaitu
trust, closeness, dan companionship. Skala ini digunkana untuk mengukur kualitas hubungan individu
dengan ibunya dan teman dekatnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur dukungan sosial dengan menggunakan
alat ukur yang diadaptasi dari Sarafino 1998 yang mengemukakan adanya 5 lima dimensi dukungan sosial. Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah: dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan jaringan.
Peneliti memilih untuk menggunakan alat ukur ini karena dimensi yang diukur oleh alat ukur ini merupakan dimensi yang cocok dengan teori dukungan sosial yang
digunakan pada penelitian ini. Alat ukur ini berjumlah 50 item dimana aspek dari dukungan sosial diukur paling sedikit oleh enam item.
2.4 Remaja 2.4.1 Definisi Remaja
Menurut Santrock 2005, masa remaja merupakan masa transisi perkembangan masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,
kognitif, dan sosio-emosional.
Masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja melibatkan sejumlah perubahan. Pada aspek biologis, perubahan yang terjadi adalah perubahan hormonal,
pertambahan tinggi tubuh yang cepat, dan kematangan seksual ketika pubertas. Pada aspek kognitif, yang terjadi adalah meningkatnya berpikir abstrak, idealis dan logis.
Remaja mulai berpikir egosentris, sering kali memandang dirinya seolah-olah berada di atas pentas, unik, dan tak terkalahkan.
Perubahan sosio-emosional yang berlangsung pada masa remaja meliputi tuntutan untuk mencapai kemandirian, konflik dengan orang tua, dan keinginan lebih
banyak untuk meluangkan waktu bersama teman sebaya Santrock, 2005. Masa remaja sering pula disebut adolesensi atau adolescere yaitu menjadi dewasa
atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-
perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Perkembangan pada remaja selain perubahan fisik adalah perubahan emosional.
Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Emosi
remaja yang sangat kuat, tidak terkendali dan tampak irasional pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Remaja seringkali mudah
marah, mudah dirangsang dan emosinya cenderung meledak tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan
cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau
berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja juga iri hati terhadap orang yang memiliki benda lebih banyak
Hurlock, 1994. Perkembangan pada remaja yang ketiga adalah perubahan sosial. Salah satu
tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam
hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola
sosialisasi dewasa, remaja juga harus membuat banyak penyesuaian baru yaitu penyesuaian diri dengan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku
sosial, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial serta nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin Hurlock, 1994.
Perkembangan pada remaja yang terakhir adalah perubahan kepribadian. Masa awal remaja, anak laki-laki dan perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan
yang buruk mereka juga menilai sifat-sifat ini sesuai dengan sifat teman-teman mereka. Remaja sadar akan peran kepribadian dalam hubungan-hubungan sosial dan
terdorong untuk memperbaiki kepribadiannya dengan cara membaca buku-buku atau tulisan-tulisan mengenai masalahnya dengan harapan meningkatkan dukungan sosial
Hurlock, 1994. Selanjutnya, Hurlock 1994 menjelaskan bahwa masa remaja merupakan tahap
perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh