2.4 Hipotesis
Proses pembuktian hipotesis ini dilakukan yaitu dengan cara pengujian hipotesis yang menyatakan:
H
a
: ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi kerja
H : tidak ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan pencapaian
prestasi kerja
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Hasan 2002, di mana data yang dihasilkan dari hasil penelitian adalah
berwujud data kuantitatif, yakni data yang berbentuk bilangan. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
3.1.2 Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto
dengan jenis penelitian korelasional, sesuai dengan tujuan penelitian yang meneliti apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi
kerja, dengan menggunakan rumus statistik atau data yang diperoleh dari penelitian ini berupa angka-angka kemudian dianalisis dengan menggunakan
rumus statistik. Menurut Sevilla 1993, metode ex post facto atau penelitian
kasual komparatif – 15 subjek per kelompok. Alasan penulis menggunakan metode ini karena dalam penelitian ini, data yang diperoleh sudah dibatasi
dari pihak perusahaan. Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan
dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa
variabel dan ada atau tidak ada hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistik. Penelitian korelasional
adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran
korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan. Alasan penulis menggunakan penelitian korelasional karena sesuai dengan tujuan
penelitian ini yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu antara motivasi berprestasi
dengan prestasi kerja.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel bebas
dan Variabel terikat
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2004 Jadi secara singkat variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu
penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat 2 dua variabel yaitu variabel bebas independent variabel dan variabel terikat dependent variabel. Sevilla
1993 mendefinisikan variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau mengakibatkan hasil, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau hasil dari penelitian. Dalam penelitian ini variabel- variabelnya adalah :
Independent Variabel : Motivasi Berprestasi Dependent Variabel : Prestasi Kerja
3.2.2 Definisi variabel operasional Adapun definisi operasional dari kedua variabel tersebut, yaitu:
1. Motivasi Berprestasi Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan yang akan
mengarahkan individu untuk bertingkah laku tertentu dengan tujuan agar dapat mencapai tingkat prestasi tertentu. Aspek dari variabel ini sebagai
berikut: 1 tanggung jawab,
2 mempertimbangkan resiko, 3 kreatif – inovatif,
4 memperhatikan umpan balik, 5 waktu penyelesaian tugas,
6 tujuan yang realistik.
Keenam aspek yang membedakan tingkat motivasi berprestasi ini, dijadikan dasar dalam membuat kuesioner motivasi berprestasi yang
digunakan dalam penelitian ini. 2. Prestasi Kerja
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan persatuan periode waktu
dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja yang dapat diukur melalui dimensi
sebagai berikut: 1 kualitas kerja, indikatornya: ketepatan, ketelitian, keterampilan dan
kebersihan. 2 kuantitas kerja, indikatornya:
out put rutin dan seberapa cepat bisa menyelesaikan kerja
“ekstra”. 3 dapat tidaknya diandalkan, indikatornya: instruksi, inisiatif, hati-hati
dan kerajinan. 4 sikap, indikatornya: terhadap perusahaan, karyawan lain, pekerjaan
dan kerja sama. Keempat dimensi yang membedakan tingkat prestasi kerja ini, yang
dijadikan dasar dalam membuat kuesioner prestasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi penelitian
Populasi didefinisikan sebagai kelompok di mana peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya Sevilla 1993. Sedangkan menurut
Hasan 2002, populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Adapun
yang dijadikan populasi pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada PT. Indogravure sebanyak 218
orang.
Pemilihan ini didasarkan pada alasan permintaan perusahaan. Ada beberapa bagianbidang di perusahaan, diantaranya bagianbidang administrasi,
HRD, IT, accounting, marketing, purchasing dan umum merupakan bagianbidang
yang berada di kantor dan memegang kontrol terhadap jalannya suatu perusahaan serta usaha-usaha pengembangannya agar tetap dapat bersaing
dengan perusahaan lain terutama yang memiliki hasil produksi yang sama. Alasan lainnya karena perusahaan tersebut menjalankan sistem penilaian
prestasi kerja yang didasarkan pada kompetensi. Ini berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Arifah selaku staff HRD.
3.3.2 Sampel penelitian
Menurut Sevilla 1993, sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang didapat dari populasi. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 30
menjadi 21, itu terjadi karena angket yang dikembalikan 26 dan yang terisi lengkap hanya 21 dari 30 responden, sisanya tidak kembali atau hilang.
Walaupun jumlah sampel yang digunakan belum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai data penelitian, tetapi hal ini terjadi di luar perkiraan
peneliti. Penetapan jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan peneliti berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan dana serta permintaan
dari perusahaan, karena dari pihak kantor hanya meminta 30 angket saja tidak boleh lebih, sehingga menyebabkan tidak ada kelebihan dari angket
yang disebarkan.
3.3.3 Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel, dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
non probability sampling. Di mana setiap individu dalam populasi tidak mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian Sugiyono, 2004.
Bentuk non probability sampling yang digunakan adalah
teknik purposive
sampling atau sampling bertujuan. Yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu Arikunto, 2002. Adapun
karakteristik karyawan yang dijadikan sampel penelitian ini sebagai berikut :
1. Berada pada usia dewasa awal yaitu dari usia 20 - 40 tahun. Hurlock, 1980. Karena pada periode ini seseorang dituntut untuk mandiri dan
mampu bertanggung jawab pada diri sendiri. 2. Memiliki pendidikan terakhir minimal SMU, dengan alasan bahwa
individu yang telah menyelesaikan pendidikan minimal SMU diharapkan mampu memahami instruksi dan pernyataan-pernyataan
yang terdapat dalam angket penelitian.
Dalam penelitian ini pengambilan sampel bersifat purposive dengan
pertimbangan keterbatasan waktu , tenaga dan dana yang ada maka digunakan sampel yang tersedia, yaitu sampel yang dapat diperoleh
berdasarkan karakteristik sampel yang telah ditentukan.
3.4 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode dan instrumen pengumpulan data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode non tes, menurut Arikunto 2002, instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa
angket atau kuesioner. Yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan mengenai pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan berupa skala model
Likert untuk masing- masing variabel. Penggunaan angket atau kuesioner dapat memberikan
keuntungan kepada peneliti, yaitu: 1. tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. 3. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden. 4. dapat dibuat anonym sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-
malu menjawab. 5. dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala model Likert yang
berupa skala motivasi berprestasi dan skala prestasi kerja. Skala model Likert
adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang kesemuanya dipandang kira-kira sama dengan “nilai sikap”, subjek menanggapi setiap butir dengan
menggunakan taraf setuju Favorable atau tidak setuju Unfavorable
terhadapnya. Skor untuk butir-butir yang terdapat dalam skala dijumlahkan atau dijumlah rata-rata untuk mendapatkan skor sikap individu. Pernyataan
item dalam skala model Likert ini terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Seluruh
item dalam kuesioner ini terdiri dari 36 item motivasi berprestasi dari teori McClelland 1953 yang dikembangkan oleh Mangkunegara 2005 dan
32 item untuk mengukur prestasi kerja dari teori Ranupandojo 2000.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam skala model Likert antara lain
adalah bentuk jawaban menggunakan lima kemungkinan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, ragu-ragu R, tidak setuju TS dan sangat
tidak setuju STS. Adapun cara subjek memberikan jawaban terhadap tipe skala model
Likert adalah dengan memberikan tanda check list √ pada
salah satu alternatif jawaban berkisar antara 1 – 5, untuk item positif
Favorable skor untuk jawaban SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 dan untuk
item negatif Unfavorable sebaliknya, untuk jawaban SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5 Sevilla, 1993.
1. Skala motivasi berprestasi
Skala ini bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan individu dalam hal tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, kreatif-inovatif, memperhatikan
umpan balik, waktu penyelesaian tugas dan tujuan yang realistik guna mencapai prestasi kerja.
Skala ini disusun berdasarkan teori yang dipaparkan oleh McClelland 1953 yang dikembangkan oleh Mangkunegara 2005. Skala awal berisi 36
item yang terbagi dalam enam aspek yaitu tanggung jawab 6
item, mempertimbangkan resiko 6
item, kreatif-inovatif 6 item, memperhatikan umpan balik 6
item, waktu penyelesaian tugas 6 item, dan tujuan yang realistik 6
item. Diberi skor dikotomi, reliabilitas skala awal ini dilaporkan r
xx ,
= 0.820 tes ulang berjangka 29 hari. Pada perkembangan berikutnya, responden tetap diberikan dalam skala model
Likert lima pilihan Azwar 2003. Namun dalam penelitian ini, dari 9
item yang tidak valid, maka peneliti
tidak membuangnya melainkan mengganti item tersebut dengan merubah
kalimat yang lebih mendekati kepada aspek yang dimaksud.
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji coba try out skala.
Responden uji coba adalah karyawan PT. Indogravure di bagian produksi. Adapun tujuannya agar skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini
akurat dan dapat dipercaya atau mengukur apa yang seharusnya diukur.
Try out dilakukan bertempat di PT. Indogravure di bagian produksi dengan menyebar angket kepada 40 orang karyawan. Angket yang dikembalikan
sebanyak 36 dan yang terisi lengkap hanya 34 dari 40 responden, sisanya tidak kembali atau hilang. Dari hasil analisa skala motivasi berprestasi
, didapatkan hasil 27
item yang valid dan 9 item tidak validgugur dari 36 item yang ada, dengan nilai
alpha sebesar 0.881 yang menunjukkan alat tes ini reliabel.
Sedangkan uji instrumen diberikan kepada 30 orang karyawan PT. Indogravure di bagian kantor pada tanggal 8 Juli – 13 Agustus 2008, adapun
penyebarannya peneliti dibantu oleh dua orang dari pihak perusahaan. Berdasarkan uji instrumen validitas dengan teknik korelasi Pearson
pada skala motivasi berprestasi terhadap 30 orang karyawan PT. indogravure di
bagian kantor. Angket yang dikembalikan 26 dan yang terisi lengkap hanya
21 dari 30 responden, sisanya tidak kembali atau hilang. Dari analisa yang ada, maka 36
item yang diujikan diperoleh 27 item yang valid dan 9 item yang tidak validgugur. Di bawah ini adalah hasil analisa item skala motivasi
berprestasi yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.1 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Pra Uji Instrumen
No Item Aspek
Favorable Unfavorable Jumlah
Tanggung jawab 1, 13, 25
7, 19, 31 6
Mempertimbangkan resiko
8, 20, 32 2, 14, 26 6
Kreatif - inovatif 3, 15,
27 9, 21, 33
6 Memperhatikan umpan
balik
10, 22, 34 4, 16,
28 6
Waktu penyelesaian tugas 5, 17,
29 11, 23, 35
6 Tujuan yang realistik
12, 24, 36 6, 18, 30
6
Jumlah 18 18
36 Keterangan: Angka yang dibold yang tidak valid
Tabel 3.2 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Pasca Uji Instrumen
No Item Aspek
Favorable Unfavorable Jumlah
Tanggung jawab 1, 13, 25
7, 19, 31 6
Mempertimbangkan resiko 8, 20, 32
14 4
Kreatif - inovatif 3, 15
9, 21, 33 5
Memperhatikan umpan balik
22 4, 16
3
Waktu penyelesaian tugas 5, 17
35 3
Tujuan yang realistik 12, 24, 36
6, 18, 30 6
Jumlah 14 13
27
2. Skala prestasi kerja
Skala ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana prestasi kerja yang dimiliki responden untuk terus berkembang dan lebih maju dalam pekerjaan
sehingga ia bisa meningkatkan kualitas kerja, kuantitas kerja, dapat tidaknya diandalkan, dan sikap.
Skala ini disusun berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Ranupandojo 2000. Skala awal berisi 32
item yang terbagi dalam empat dimensi yaitu
kualitas kerja 8 item, kuantitas kerja 8 item, dapat tidaknya diandalkan 8
item, dan sikap 8 item. Diberi skor dikotomi, reliabilitas skala awal ini dilaporkan r
xx ,
= 0.855 tes ulang berjangka 29 hari. Pada perkembangan berikutnya, responden tetap diberikan dalam skala model
Likert lima pilihan Azwar, 2003. Namun dalam penelitian ini, dari 9
item yang tidak valid, maka peneliti tidak membuangnya melainkan mengganti
item tersebut dengan merubah kalimat yang lebih mendekati kepada aspek yang dimaksud.
Prestasi kerja yang dapat diukur melalui empat dimensi yaitu kualitas kerja, terdiri dari empat indikator yaitu ketepatan, ketelitian, keterampilan dan
kebersihan. Kuantitas kerja, terdiri dari dua indikator yaitu out put rutin dan
seberapa cepat bisa menyelesaikan kerja “ekstra”. Dapat tidaknya
diandalkan, terdiri dari empat indikator yaitu instruksi, inisiatif, hati-hati dan kerajinan. Sikap, terdiri dari empat indikator yaitu terhadap perusahaan,
karyawan lain, pekerjaan dan kerja sama.
Try out dilakukan bertempat di PT. Indogravure di bagian produksi dengan menyebar angket kepada 40 orang karyawan. Angket yang dikembalikan
sebanyak 36 dan yang terisi lengkap hanya 34 dari 40 responden, sisanya tidak kembali atau hilang. Dari hasil analisa skala prestasi kerja
, didapatkan
hasil 23 item valid dan 9 item yang tidak validgugur dengan nilai alpha
sebesar 0.892 maka alat ukur ini reliabel.
Sedangkan uji instrumen validitas dengan teknik korelasi Pearson pada skala
prestasi kerja terhadap 21 orang karyawan PT. Indogravure di bagian kantor dari 32
item yang diujikan diperoleh 27 item yang valid dan 5 item yang tidak validgugur. Di bawah ini adalah hasil analisa
item skala prestasi kerja yang digunakan dalam penelitian.
Table 3.3 Blue Print Skala Prestasi Kerja Pra Uji Instrumen
No Item Dimensi Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
a. ketepatan 1
5 2
b. ketelitian 9
13 2
c. keterampilan 17
21 2
kualitas kerja
d. kebersihan 25
29 2
a . out put rutin
6, 14 2, 10
4 kuantitas kerja
b. seberapa cepat bisa
menyelesaikan kerja “ekstra
22, 30 18, 26
4
dapat tidaknya a. instruksi
3 7 2
b. inisiatif 11
15 2
c. hati-hati 19
23 2
diandalkan
d. kerajinan 27
31
2
a. terhadap perusahaan
8 4 2
b. karyawan lain 16
12 2
c. pekerjaan 24
20 2
sikap
d. kerja sama 32
28 2
Jumlah 16 16 32
Keterangan: Angka yang dibold yang tidak valid
Table 3.4 Blue Print Skala Prestasi Kerja Pasca Uji Instrumen
No Item Dimensi Indikator
Favorable Unfavorable
Jumlah
a. ketepatan 1
5 2
b. ketelitian 9
13 2
c. keterampilan 17
21 2
kualitas kerja
d. kebersihan 25
- 1
a. out put rutin
6, 14 10
3 kuantitas
kerja b. seberapa cepat
bisa menyelesaikan
kerja “ekstra 22, 30
18, 26 4
a. instruksi 3
- 1
b. inisiatif 11
15 2
c. hati-hati 19
23 2
dapat tidaknya
diandalkan
d. kerajinan 27
31
2
a. terhadap perusahaan
8 4 2
b. karyawan lain 16
12 2
c. pekerjaan -
20 1
sikap
d. kerja sama -
28 1
Jumlah 14 13 27
3.4.2 Teknik uji instrumen a. Uji validitas
Untuk memperoleh pengukuran yang valid dilakukan pengkorelasian skor item dengan skor total. Bila korelasi antara skor item dengan skor total
menghasilkan korelasi yang rendah, maka item dinyatakan gugur atau
dimodifikasi, sedangkan bila korelasi yang didapat menghasilkan skor yang
tinggi maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat
ukur.
Untuk menguji tingkat validitas, peneliti menggunakan uji korelasi Pearson .
Validitas suatu butir pernyataan dapat dilihat pada hasil output SPSS 15.0.
Menilai kevalidan masing-masing butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pernyataan. Berikut ini
rumus korelasi Product Moment dari Pearson adalah:
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan : r
xy
= Angka indeks korelasi product moment N =
Jumlah sampel
ΣXY = Jumlah asli perkalian antara X dan Y ΣX
= Jumlah seluruh skor X ΣY
= Jumlah seluruh skor Y
b. uji reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan yang dicapai pada pengukuran dengan menggunakan instrumen sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten.
Menurut Azwar 2004, uji reliabilitas adalah konsisten atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Tes dikatakan
reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes itu berkorelasi tinggi dengan skor murninya sendiri. Dalam penelitian ini menggunakan ukuran reliabilitas
dengan Alpha Cronbach sebagai berikut:
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
+ −
=
2 2
2
2 1
1 2
x
s s
s α
Keterangan: s
1 2
dan s
2 2
= Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 s
x 2
= Varians skor skala
Uji reliabilitas kedua skala ini menggunakan uji statistik Alpha Croncbach
dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 hasil uji reliabilitas skala
motivasi berprestasi dan prestasi kerja, maka diperoleh hasil:
1. Reliabilitas skala motivasi berprestasi dengan 36 item adalah 0.835
dengan nilai standar alpha sebesar 0.887 jadi skala motivasi
berprestasi ini memiliki kriteria reliabel.
2. Reliabilitas skala prestasi kerja dengan 32 item adalah 0.924 dengan
nilai standar alpha sebesar 0.940 jadi skala prestasi kerja ini memiliki
kriteria sangat reliabel.
3.5. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian ini, dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi korelasi
antara motivasi berprestasi dengan prestasi kerja dan bagaimana arah hubungan antara variabel tersebut, yang ditentukan sebesar 0.05 pada
two tailed test.
Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya hubungan antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Menurut Arikunto
2002, di dalam penelitian deskriptif koefisien korelasi menerangkan sejauhmana dua atau lebih variabel berkorelasi. Untuk menganalisis data
yang diperoleh dan mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua variabel penelitian menggunakan teknik statistik korelasi Pearson
.
Penghitungan statistik dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi program
SPSS versi 15.0 yang diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien korelasi Pearson. Jika hasil perhitungannya lebih besar dari r tabel,
maka korelasi dianggap signifikan dengan kata lain H
a
diterima dan H ditolak.
Tetapi jika hasil perhitungannya lebih kecil dari r tabel maka korelasi tidak signifikan atau H
a
ditolak dan H diterima.
3.6. Prosedur Penelitan