mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, organisme, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus,
bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang atau semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan
tanaman atau pengering tanaman Sudarmo, 2007. Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman crop protection products untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain
Djojosumarto, 2004.
4.2 Klasifikasi pestisida
Menurut Djojosumarto 2004 berdasarkan organ targetnyasasarannya pestisida dapat diklasifikasikan sebagai berikut: insektisida berfungsi untuk
membunuh atau mengendalikan serangga, akarisida berfungsi untuk membunuh tungau atau kutu, fungisida berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan,
rodentisida berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, herbisida berfungsi untuk membunuh gulma atau tumbuhan pengganggu, bakterisida berfungsi
untuk membunuh atau melawan bakteri, molluskisida berfungsi untuk membunuh siput.
Menurut Lu 1994; Wudianto 2004 berdasarkan bahan aktif dan sifat kimianya, pestisida dapat digolongkan sebagai berikut: 1 Golongan
organofosfat, merupakan pestisida yang mirip gas saraf yang bekerja dengan menghambat kolinesterase, mengakibatkan akumulasi asetilkolin. Contoh
pestisida golongan ini adalah Scout, Polaris, Roundap, Kasumiron, Rizolex, dan
Universitas Sumatera Utara
Curacron. Tanda dan gejala keracunan organofosfat adalah timbul gerakan otot- otot tertentu, penglihatan kabur, mata berair, banyak keringat, banyak air liur,
mual muntah, pusing, kejang-kejang, takikardi, sesak nafas, otot tidak bisa digerakkan, dan pingsan; 2 Golongan organoklorin, golongan ini bekerja dengan
mempengaruhi sistem saraf pusat, contohnya Garlon dan Akofol. Tanda dan gejala keracunan golongan ini adalah sakit kepala, pusing, mual muntah, diare,
badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang, dan hilang kesadaran; 3 Golongan karbamat, karbamat juga merupakan pestisida yang mirip gas saraf yang bekerja
dengan menghambat kolinesterase seperti halnya golongan organofosfat tetapi golongan karbamat lebih aman digunakan daripada organofosfat karena
pengaruhnya terhadap enzim tersebut jauh lebih reversibel. Contoh pestisida ini adalah Topsin, Curatee, dan Dicarzol; 4 Golongan piretroid, golongan ini
mempunyai toksisitas rendah pada manusia tetapi dapat menimbulkan alergi pada orang yang peka, menyebabkan dermatitis kontak; 5 Golongan bipiridilium,
toksisitas golongan ini dilakukan lewat pembentukan radikal bebas, contohnya Gramaxone, Herbatop, dan Para-Col. 1-3 jam setelah pestisida tersebut masuk ke
dalam tubuh timbul sakit perut, mual muntah dan diare, 2-3 hari kemudian akan terjadi kerusakan ginjal, 3-24 hari berikutnya akan terjadi kerusakan pada paru-
paru; 6 Golongan antikoagulan, golongan ini bekerja sebagai antimetabolit vitamin K, dengan demikian menghambat pembentukan protombin. Antikoagulan
bekerja menghambat pembekuan darah dan merusak jaringan pembuluh darah. Akibatnya terjadi perdarahan di dalam bagian tubuh seperti bintik merah pada
kulit, perdarahan hidung dan gusi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Djojosumarto 2004 berdasarkan cara kerja atau efek keracunannya pestisida dapat digolongkan sebagai berikut: racun lambung racun
perut adalah racun yang membunuh sasarannya bila pestisida tersebut masuk ke dalam organ pencernaan dan diserap oleh dinding saluran pencernaan, racun
kontak adalah racun pestisida yang masuk ke dalam tubuh sasarannya lewat kulit, racun pernapasan adalah racun pestisida yang bekerja lewat saluran pernapasan.
Sasaran akan teracuni bila menghirup pestisida tersebut.
4.3 Prosedur penggunaan pestisida