Upaya Pencegahan Keracunan pada Orang Lain dan Hewan Peliharaan Upaya Pencegahan Keracunan untuk Keselamatan Konsumen dan Kelestarian Lingkungan

dilakukan setelah mandi atau setidaknya setelah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

7. Upaya Pencegahan Keracunan pada Orang Lain dan Hewan Peliharaan

Setiap perkembangan teknologi pasti membawa dampak positif dan dampak negatif, bisa bermanfaat juga bisa merugikan. Demikian halnya pestisida sebagai salah satu teknologi pertanian, penggunaan pestisida bisa menolong tetapi juga dapat merusak kesehatan. Hasil penelitian menemukan organoklorin dalam otak dan hati burung yang hidup di daerah yang sering terpapar pestisida. Penelitian terhadap ayam yang dipelihara di daerah yang sering terpapar pestisida juga menunjukkan bahwa kandungan pestisida cenderung tinggi dalam simpanan lemaknya Edward, 1971 dalam Ekha, 1991. Menurut Djojosumarto 2004 petani dapat membantu pencegahan keracunan pada orang lain dan hewan peliharaan dengan cara tidak menyemprot bila angin kencang karena drift pestisida dapat diterbangkan angin ke arah lain yang mungkin mengenai orang lain atau hewan peliharaan yang sedang berada di dekat pestisida diaplikasikan, jauhkan orang lain yang tidak berkepentingan dari tempat pestisida diaplikasikan, tidak meninggalkan produk pestisida atau alat-alat aplikasi tanpa ada yang menunggu, mengumpulkan bekas kemasan pestisida, pengaduk, dan sebagainya yang sudah terkontaminasi dengan pestisida sebelum meninggalkan tempat kerja. Bakar kemasan yang terbuat dari plastik atau kertas dan kubur kemasan dari kaleng di tempat yang aman, dan beri tanda yang jelas Universitas Sumatera Utara pada kebun yang baru disemprot agar orang atau ternak tidak masuk ke tempat tersebut.

8. Upaya Pencegahan Keracunan untuk Keselamatan Konsumen dan Kelestarian Lingkungan

Konsumen berhak atas hasil pertanian yang tidak mengandung residu pestisida. Bila residu tidak dapat dihindari hendaknya residu tersebut tidak melewati batas yang diizinkan. Petanipengguna pestisida dapat membantu mencegah keracunan pada konsumen dan lingkungan dengan banyak cara, diantaranya menggunakan pestisida bila sungguh-sungguh diperlukan, jangan menggunakan pestisida yang sudah dilarang, aplikasikan sesuai dosis yang tepat karena banyak petani menggunakan dosis berlebih, dan aplikasikan menurut waktu yang direkomendasikan Djojosumarto, 2004. Waktu paling baik untuk penyemprotan adalah pada waktu terjadi aliran udara naik yaitu antara pada pukul 08.00 -10.00 WIB atau sore hari pukul 15.00 - 18.00 WIB karena penyemprotan yang terlalu pagi atau terlalu sore akan mengakibatkan pestisida yang menempel di bagian tanaman akan terlalu lama mengering dan mengakibatkan tanaman yang disemprot mengandung banyak racun. Selain itu penyemprotan terlalu pagi biasanya daun dan buah masih berembun sehingga pestisida yang disemprotkan tidak merata keseluruh permukaan tanaman. Sedangkan penyemprotan yang dilakukan saat matahari terik mengakibatkan pestisida mudah menguap dan terurai oleh sinar ultraviolet Universitas Sumatera Utara sehingga kadar pestisida di udara tinggi dan kadar pestisida di tanaman tidak sesuai yang dibutuhkan untuk mengatasi hama tanaman Wudianto, 2001. Gunakanlah pestisida sesuai dengan volume aplikasi yang secukupnya, volume yang berlebihan akan mencemari lingkungan. Jangan menyemprot bila hari akan hujan atau sedang hujan karena selain membuang tenaga dan biaya, pestisida akan mencemari lingkungan karena pestisida akan tercuci air hujan. Jangan membuang sisa pestisida di sembarang tempat, sebaiknya jika bersisa semprotkan ke tanaman sampai habis. Jangan mencuci alat-alat pestisida dan pakaian yang terkontaminasi pestisida di sungai Djojosumarto, 2004. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pengetahuan petani jeruk tentang tentang keracunan akibat penggunaan pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Skema 3.1 Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan Petani Jeruk tentang Keracunan Akibat Penggunaan Pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo .

2. Defenisi Operasional

Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen penelitian, maka variabel harus diberi batasan atau defenisi yang operasional Notoadmojo, 2010 Gambaran Pengetahuan Petani Jeruk tentang Keracunan Akibat Penggunaan Pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

3 59 152

Pengetahuan Petani Jeruk Dalam Pengolahan dan Penggunaan Pupuk di Desa Singa Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

6 68 126

Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

8 62 102

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk Di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010

5 63 122

Strategi Pencegahan Keracunan Pestisida Berdasar Pada Perilaku Petani di Kabupaten Karo

0 23 3

Analisis Pendapatan Petani Jeruk (Cytrus sinensis L.) di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Sumatera Utara

2 11 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Penggunaan Pestisida Dengan Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Di Desa Kembang Kuning Kecamatan Cepogo.

0 5 12

STUDI TENTANG PERTANIAN JERUK DI DESA KUBU SIMBELANG KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO.

0 1 25

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PETANI BAWANG MERAH DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PADA PETANI DI KECAMATAN KERSANA KABUPATEN BREBES (Studi Kasus di Desa Kersana dan Desa Limbangan)

0 3 71

Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

0 1 26