Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belajar matematika merupakan syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Pembelajaran di dalam kelas seharusnya guru mampu memfasilitasi dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, dalam proses pembelajaran ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk berpikir menghadapi masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghadapkan anak pada masalah matematis sehari-hari dengan demikian belajar matematika anak merasa terbantu untuk menyelesaikan masalah matematis sehingga anak tertarik untuk belajar. Apalagi matematika adalah salah satu mata pelajaran yang penting dan berguna bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas III, pada tanggal 8 Agustus 2015 peneliti mendapatkan informasi bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran dengan hasil belajar yang rendah pada materi perkalian dan pembagian, guru belum maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak untuk menyelesaikan soal cerita maupun soal matematika yang lainnya. Ennis dalam Fisher 2008, bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dalam konsep Ennis pengambilan keputusan adalah bagian dari berpikir kritis, diharapkan dengan menghadapkan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari kemampuan berpikir kritis siswa meningkat. SD Negeri Denggung memiliki KKM Kriteria Ketuntasan Minimal untuk pelajaran matematikan adalah 70. Berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal maka dapat dilihat siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 18 siswa dan 10 siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 35 siswa yang belum mencapai KKM untuk materi perkalian dan pembagian. Berdasarkan hasil wawancara dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas III SD Negeri Denggung rendah pada materi perkalian dan pembagian. Data kondisi awal hasil belajar tahun pelajaran 20142015 dapat dilihat di lampiran 11. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan Purwanto, 2009 : 44, siswa seringkali mengeluh ketidakpuasannya terhadap perolehan hasil belajar. Proses pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadikan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar, seharuanya pembelajaran di dalam kelas berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Karakteristik siswa kelas III dengan masa peralihan dari kelas II, masih mengalami kesulitan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyelesaikan soal cerita mengubahnya ke dalam bentuk matematika.Kuncinya adalah penanaman konsep matematika yang mantang, guru harus menghadirkan model pembelajarn yang membantu siswa untuk memahami materi. Pada kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi masalah matematis dalam kehidupan nyata.Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah satu bekal utama untuk menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal bertujuan untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika.untuk dipikir dan diselesaikan. Salah satu pembelajaran inovatif yang membantu siswa untuk memahami materi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah pembelajaran model Problem Based Learning PBL, yaitu pembelajaran yang menekankan pada masalah kehidupan sehari-hari. PBL ini bertujuan untuk membantu siswa menghadapi dan menyelesaikan permasalahan matematika, serta membantu siswa berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan matematika, dengan demikian diharapakn dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran inovatif matematika, untuk meningkatkan hasil belajar matematika serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan tujuan mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang dan orang yang tidak pernah berhenti belajar. Peneliti mencoba menerapkan pembelajaran Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Arends dalam Trianto 2007, Problem Based Learning PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik nyata sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Agar siswa dapat mencapai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang sesuai dengan yang diharapkan maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematikan Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Siswa Kelas III SD Negeri Denggung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pemahaman siswa tentang konsep perkalian dan pembagian masih rendah 2. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal masih kurang 3. Pembelajaran siswa berpusat pada guru 4. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan 5. Tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal

C. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI MENCARI PASANGAN PADA

0 0 15

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran Problem Based Learning SD Kanisius Klepu.

0 0 212

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Karangmloko 1 pada materi KPK dan FPB melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

2 13 277

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359