59
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian dilakukan dengan analisis
grafik dan uji statistik. Analisis grafik mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normal
probability plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Berikut ditampilkan gambar grafik normal probability plot masing-masing model regresi:
Gambar 5.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Primer diolah, 2016
60
Tampilan grafik normal probability plot pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan mendekati arah
garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Sedangkan uji normalitas dengan uji statistik menggunakan uji statistik non-parametik Kolmograv-Smirnov K-S. Pada uji one sample Kolmograv-
Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil uji normalitas
dengan uji statistik 1-Sampel K-S disajikan dalam tabel 5.4. Berdasarkan tabel 5.4 hasil uji normalitas, dapat terlihat bahwa nilai
Kolmograv-Smirnov untuk persamaan regresi signifikan di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dari kedua hasil uji normalitas ini, baik asumsi grafik maupun uji statistik dapat disimpulkan bahwa model-model regresi dalam penelitian ini layak
digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas
Persamaan Regresi Arsymp. Sig.
Kolmograv- Smirnov
0,05 Ket.
Persamaan Regresi 0,350
0,05 Normal
Sumber: Data Primer diolah, 2016
b Hasil Uji Multikolinearitas
Beberapa metode uji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor VIF pada model regresi atau dengan
membandingkan nilai koefisien determinasi individual r² dengan nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
determinasi secara serentak R². Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai nilai VIF Variance
Inflation Factor kurang dari 10 dan mempunyai angka Tolerance lebih dari 0,1.
Berdasarkan tabel 5.5 hasil uji multikolinearitas dapat diketahui nilai Tolerance sebesar 0,952 dan nilai VIF sebesar 1,050 untuk variabel
partisipasi penyusunan anggaran dan komitmen organisasi. Hal ini berarti tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.
Tabel 5.5 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF
Variabel Nilai
Tolerance VIF
PA 0,952
1,050 KO
0,952 1,050
Sumber : Data Prime diolah, 2016
Uji multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual r² dengan nilai determinasi secara
serentak R². Kriteria pengujiannya yaitu jika r² R² maka terjadi multikolinearitas dan jika r² R² maka tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan tabel 5.6 dan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi r² yang diperoleh sebesar 0,048 bernilai lebih kecil daripada
nilai determinasi secara serentak R² yaitu sebesar 0,353. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model
regresi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Koefisien Determinasi dan Determinasi Serentak I
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,218
a
,048 ,019
4,875 a. Predictors: Constant, KO
b. Dependent Variable: PA
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Koefisien Determinasi dan Determinasi Serentak II
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,594
a
,353 ,312
2,978 a. Predictors: Constant, KO, PA
b. Dependent Variable: KM
Sumber : Data Primer diolah, 2016
c Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser dan dengan melihat grafik scatterplot. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan
antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari
0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui nilai signifikansi variabel komitmen organisasi sebesar
0,125 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Tetapi nilai signifikansi variabel partisipasi penyusunan
63
anggaran sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada kemungkinan terjadi masalah heterokedastisitas.
Tabel 5.7 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constan t
9,223 2,867
3,217 ,003
KO -,101
,064 -,250
-1,577 ,125
,952 1,050 PA
-,176 ,059
-,473 -2,986
,005 ,952 1,050
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data Primer diolah, 2016
Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y.
Jika ada pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.
Gambar 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer diolah ,2016
64
Tampilan gambar 5.3 menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas pada grafik scatterplot. Selain itu titik-titik yang menyebar berada di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak untuk digunakan.
4. Hasil Pengujian Regresi