43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian case
. Menurut Suharsini Arikunto 1997:120, penelitian case studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sempit. Tetapi
ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di PD Taru Martani 1918 Cigar Van Java.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November-Desember 2007.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian Menurut
Suharsimi Arikunto
2003:119, subjek
penelitian merupakan sesuatu yang sangat sentral karena pada subjek penelitian itulah
data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pimpinan perusahaan
serta para karyawan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Objek Penelitian
Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah budaya organisasi, locus of control
, dan kinerja karyawan.
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel adalah construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena - fenomena.
Construct yaitu upaya mengurangi abstraksi construct sehingga dapat diukur.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan Sugiyono, 1999:32. Identifikasi variabel :
1. Persepsi mengenai budaya organisasi X
1
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal Phithi Sithi Ammuai; dalam Moh. Pabundu Tika, 2005 : 4
Budaya organisasi kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti organisasi dipegang dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi S.P. Robbins;
dalam Moh. Pabundu Tika, 2005 : 108. Untuk mengukur budaya organisasi, menurut Moh. Pabundu Tika 2005 : 116 menggunakan unsur-unsur yaitu
intensitas, kejelasan, penyebarluasan, kohesi, komitmen, ritual, jaringan budaya dan kinerja.
45 Indikatornya :
a. Unsur intensitas X
1
.
1
Artinya seberapa jauh nilai-nilai budaya organisasi dihayati, dianut, dan dilaksanakan secara konsisten oleh anggota-anggota organisasi. Di
samping itu, intensitas juga dimaksudkan bagaimana cara organisasi atau
perusahaan memperlakukan
anggota-anggota organisasi
karyawan yang secara konsekuen menjalankan nilai-nilai budaya organisasi dan anggota organisasi yang hanya separuh atau sama
sekali tidak menjalankan nilai-nilai budaya. b.
Unsur kejelasan X
1
.
2
Artinya nilai-nilai yang disepakati oleh anggota organisasi dapat ditentukan secara jelas. Kejelasan nilai-nilai ditentukan dalam bentuk
filosofi usaha, slogan atau moto perusahaan, asumsi dasar, tujuan umum perusahaan, dan prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha.
c. Unsur penyebarluasan X
1.3
Artinya nilai-nilai ini terkait dengan banyak orang atau anggota organisasi yang menganut nilai-nilai dan keyakinan budaya organisasi.
Penyebarluasan nilai-nilai sangat tergantung dari sistem sosialisasi atau pewarisan yang diberikan oleh pimpinan organisasi kepada
anggota-anggota organisasi khususnya anggota-anggota baru. d.
Unsur Kohesi X
1.4
46 Kohesi dari suatu kelompok yang kuat menyebabkan nilai-nilai
budaya organisasi dapat dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh anggota-anggota organisasi. Bahkan
tidak segan-segan mengorbankan diri dan kelompoknya untuk kepentingan organisasi. Tingginya kohesi kelompok berakibat jarang
ada perasaan tertekan dan kesalahpahaman pada diri anggotanya. Mereka sangat loyal kepada kepentingan organisasi.
e. Unsur komitmen X
1.5
Komitmen yang
kuat menyebabkan
seseorang bisa
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi dan merasakan adanya ikatan batin dengan organisasi tersebut.
Tumbuhnya komitmen seseorang dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu imbalan, penghargaan, prestise, pekerjaan yang dilakukan sangat
berarti bagi dirinya, motivasi, dan sebagainya. f.
Unsur ritual X
1.6
Artinya kegiatan periodik yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting,
orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan. g.
Jaringan budaya X
1.7
artinya jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan
47 memberi interpretasi terhdap informasi. Melalui jaringan informal,
kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu. h.
Unsur kinerja X
1
.
8
Artinya hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu Rumus Meannya Suharsimi Arikunto, 2003 : 371 adalah
1 X
=
n X
X 2
. 8
. 1
... 1
. 1
. 1
+ +
Keterangan : 1
X = Persepsi mengenai budaya organisasi
X
1
.
1
.
1
+…+X
1
.
8
.
2
= nomor item pertanyaan tentang budaya organisasi dalam kuesioner.
n = jumlah item seluruh pertanyaan Selanjutnya untuk mengukur budaya organisasi digunakan skala
Likert. Menurut Bilson Simamora 2002:46 skala Likert, yang juga disebut summated-ratings scale
, merupakan teknik pengukuran yang cukup luas digunakan dalam riset. Skala ini memungkinkan responden untuk
mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas
paling rendah sampai paling tinggi. Namun juga bisa sebaliknya asal
48 konsisten. Setiap unsur diberi skor sesuai dengan derajat atau tingkatannya
seperti sangat lemah diberi skor 1, lemah 2, sedang 3, kuat 4, sangat kuat 5. 2. Locus of control X
2
Locus of control merupakan tingkatan dimana seseorang menerima tanggung
jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka, menurut Paul E. Spector 1988.
Indikatornya : a. Internal X
2
.
1
Artinya individu-individu yakin bahwa mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka seperti mandiri, tekun, kuat dan mudah percaya
pada orang lain. b. Eksternal X
2
.
2
Artinya induvidu-induvidu yakin bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh orang lain yang lebih berkuasa, nasib takdir,
keberuntungan atau keadaan dari luar Penyebaran item-item dalam koesioner berdasarkan indikator menurut
Paul E. Spector 1988 : No Indikator
No item instrument 1
Internal 1,2,3,7,11,14
2 Eksternal
4,8,10,12,15,5,6,9,13,16
49 Formulanya adalah :
2 X
= n
X X
10 .
2 .
2 ...
1 .
1 .
2 +
+
keterangan : 2
X = Locus of Control
X
2
.
1
.
1
-X
2
.
2
.
10
= nomor item pertanyaan locus of control n = jumlah item seluruh pertanyaan
Selanjutnya, pengukuran locus of control menggunakan instrument work locus of control
dari Paul E. Spector dengan lima poin skala Likert. 3. Kinerja Y
Kinerja adalah proses di mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan Handoko, dalam Moh. Pabundu Tika, 2005 : 121. Kinerja dalam hal
ini berkaitan dengan proses pelaksanaan tugas seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang dimilikinya. Dalam hal ini, penilaian kinerja diukur dengan menilai
sikap dan perilaku seorang karyawan pegawai. Penilaian faktor-faktor kinerja berdasarkan perilaku menurut Lester R. Bittel dan Jhon W. Newstrom 1994 :
gambar 9-1 Indikatornya adalah :
a. Kualitas pekerjaan Y
1
Mengevaluasi ketepatan, kelengkapan dan kerapian pekerjaan yang diselesaikan. Tanpa memperhatikan kuantitas.
b. Kuantitas pekerjaan Y
2
50 Mengevaluasi jumlah pekerjaan yang dilakukan danatau jumlah tugas yang
diselesaikan, kunjungan penjualan yang dilakukan, dan lain-lain. Tanpa memperhatikan kualitas.
c. Keandalan Y
3
Mengevaluasi kemampuan memenuhi komitmen dan batas waktu dan luasnya penyeliaan pengawassupervisor yang diperlukan.
d. Sikap Y
4
Mengevaluasi sikap umum terhadap pekerjaan, teman kerja, penyelia, dan perusahaan
e. Inisiatif Y
5
Mengevaluasi kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan, dan menerima tanggung
jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum diberikan. f. Kerumahtanggaan kerajinan Y
6
Mengevaluasi kebersihan dan ketertataan tempat kerja dan tempat penyimpanan serta keadaan sesudah selesai kerja.
g. Kehadiran Y
7
Mengevaluasi kehadiran dan kemangkiran. h. Potensi pertumbuhan dan kemajuan Y
8
Mengevaluasi potensi meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan dan untuk meningkatkan ke pekerjaan lain dalam bagian atau dalam organisasi.
51 Selanjutnya untuk mengukur kinerja digunakan lima poin skala
Likert. Setiap unsur diberi skor sesuai dengan derajat atau tingkatannya seperti sangat tidak baik diberi skor 1, tidak baik 2, sedang 3, baik 4, sangat baik 5.
E. Jenis sumber data