96 masuk kerja dengan skor rata-rata 4,16 yang berada pada kriteria
baik.
Sedangkan penilaian terendah terjadi pada item menerima saran dan kritik dengan skor rata-rata sebesar 3,61 yaitu hanya berada pada kriteria yang
baik
. Dengan demikian menunjukkan bahwa kinerja karyawan
pada PD. Taru Martani termasuk tinggi, dimana hasil karyawan cukup berkualitas, kuantitasnya cukup banyak, dan handal. Selain itu sikap dan
perilaku karyawan adalah baik dengan inisiatif kerja, mengedepankan kerumahtanggan, kehadiran kerja, dan ada kemampuan untuk
meningkatkan pekerjaannya.
C. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis suatu masalah agar dapat memberikan gambaran secara kongkrit sehingga keputusan
dapat diambil secara lebih pasti. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi berganda, analisis korelasi parsial dan
analisis korelasi product moment. Analisis korelasi berganda digunakan untuk membuktikan hipotesis pertama, analisis korelasi parsial digunakan untuk
membuktikan hipotesis kedua, dan analisis korelasi product moment digunakan untuk membuktikan hipotesis ketiga.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan “Ada hubungan antara persepsi mengenai budaya organsasi dan locus of control
97 secara serentak dengan kinerja karyawan”. Untuk membuktikan hipotesis
pertama dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi berganda. Hasil analisis korelasi berganda dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 5.10 Hasil analisis Korelasi Berganda
Multiple R F Statistik
Sig- F probability
F tabel DF=
0,05;2;167
0,703 81,702
0,000 3,505
Sumber : Data primer diolah, 2008 Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat diketahui koefisien
korelasi ganda R sebesar 0,703. Dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,703 maka dapat diartikan bahwa besarnya hubungan antara variabel budaya
organisasi dan locus of control dengan kinerja karyawan adalah dalam kriteria yang kuat erat karena berada pada range 0,600 - 0,799 Sugiyono, 2004 :
216, ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel bebas X secara bersama dengan variabel terikat Y sangat erat. Pedoman range untuk
memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi dapat dilihat pada lampiran 9
Berdasarkan hasil uji signifikansi dengan Uji F diketahui nilai F
hitung
sebesar 81,702. Dengan berpedoman pada DF = N-k-1 diperoleh F
tabel
atau F
0,05;2;167
yaitu sebesar 3,505. Dalam pengambilan kesimpulan ini dapat diperjelas lagi dengan Gambar 5.1 sebagai berikut:
98
Gambar 5.1 Uji Distribusi F Variabel X
1
dan X
2
Berdasarkan gambar distribusi F di atas menunjukkan bahwa F
hitung
lebih besar dari F
tabel
yang nilainya 81,7053,505 maka Ha diterima dan menolak Ho. Ini berarti bahwa budaya organisasi X
1
dan locus of control X
2
secara bersama - sama mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja karyawan pada PD. Taru Martani. Dengan demikian hipotesis pertama
dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Ada hubungan antara persepsi mengenai budaya organsasi dan locus of control secara serentak dengan
kinerja karyawan”
diterima.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan “Ada hubungan antara persepsi mengenai budaya organsasi dan locus of control
secara parsial dengan kinerja karyawan”. Pengujian hipotesis kedua, digunakan analisis korelasi parsial, dan hasilnya seperti tampak pada tabel
berikut :
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
3,505 81,702
99 Tabel 5.11
Hasil Uji Korelasi Parsial Variabel
Koef. Korelasi Parsial
t hitung t tabel DF=167
Budaya organisasi 0.584
9.289 1.974
Locus of control 0.458
6.661 1.974
Sumber : Data primer diolah, 2008 Lampiran 7 Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial seperti tampak pada
tabel 5.11 menunjukkan bahwa hubungan budaya organisasi dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,584. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif
antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan, yang berarti semakin kuat budaya organisasi, maka semakin baik kinerja karyawan. Hasil ini didukung
dengan pengujian secara statistik t hitung sebesar 9,289 sedangkan t tabel sebesar 1,974. Dengan demikian t hitung t tabel, yang berarti hubungan antara
budaya organisasi dengan kinerja karyawan adalah signifikan. Hasil analisis korelasi parsial pada variabel locus of control
seperti tampak pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa korelasi antara locus of control
dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,458. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif antara locus of control dengan kinerja karyawan, yang
berarti semakin tinggi locus of control, maka semakin baik kinerja karyawan. Hasil ini didukung dengan pengujian secara statistik t hitung sebesar 6,661
sedangkan t tabel sebesar 1,974. Dengan demikian t hitung t tabel, yang berarti hubungan antara locus of control dengan kinerja karyawan adalah
signifikan.
100 Dari hasil pengujian korelasi parsial terhadap kedua variabel
bebas dengan variabel terikat di atas maka hipotesis kedua yang menyatakan “Ada hubungan antara persepsi mengenai budaya organsasi dan locus of control
secara parsial dengan kinerja karyawan”
dapat didukung.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga dalam penelitian ini “tidak ada variabel yang
mempunyai hubungan dominan dengan kinerja karyawan”. Pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment.
Nilai koefisien korelasi product moment yang terbesar menunjukkan variabel yang mempunyai hubungan dominan dengan kinerja karyawan. Hasil uji
korelasi product moment dapat ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 5.12
Hasil Analisis Korelasi Pearson Product Moment Variabel
Koef. Korelasi Product Moment r tabel
Budaya organisasi 0.600
0,1506 Locus of control
0.483 0,1506
Sumber : Data primer diolah, 2008 Lampiran 8 Berdasarkan
hasil analisis
korelasi product
moment menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki koefisien korelasi r
hitung r tabel. Dengan demikian seluruh variabel bebas budaya organisasi dan locus of control mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja
karyawan. Namun jika dilihat dari besarnya koefisien korelasi untuk variabel budaya organisasi nilainya paling besar yaitu sebesar 0,600 dibandingkan
koefisien korelasi antara locus of control dengan kinerja karyawan yaitu sebesar
101 0,483. Dengan demikian budaya organisasi merupakan variabel yang
mempunyai hubungan dominan dengan kinerja karyawan. Dari hasil pengujian korelasi product moment maka hipotesis
ketiga “ ada variabel yang mempunyai hubungan dominan dengan kinerja karyawan”.
D. Pembahasan Hasil penelitian