Persepsi Budaya Organisasi LANDASAN TEORI

12 memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada masyarakat makro dan organisasi mikro dan di pihak lain sumber daya manusia diperlakukan seadil-adilnya sehingga kualitas hidup dan matinya setinggi-tingginya Taliziduhu Ndraha, 1999 b. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah semua kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian sampai pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan manusia tadi untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan hidup manusia itu sendiri Gouzali Saydam, 2005 : 16. c. Manajemen Sumber Daya Manusia human resource management adalah pengakuan terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang penting bagi pencapaian tujuan-tujuan organisai, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar bermanfaat bagi induvidu, organisasi masyarakat Handoko, 2001: 5.

B. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh induvidu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka S.P. Robbins, 2006 : 169. Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses, dimana induvidu menyeleksi, mengorganisasikan, dan meginterpretasikan stimulus ke dalam suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimulus merupakan setiap input yang dapat ditangkap oleh panca indera Bilson simamora, 2002 : 102.

C. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi Sebelum sampai pada pengertian budaya organisasi, terlebih dahulu kita melihat pengertian budaya dan organisasi. Pengertian budaya telah banyak didefinisikan oleh para ahli budaya dalam Moh. Pabundu Tika 2005 : 2-5 a. Talizidula Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan definisi budaya menurut Edward Burnett dan Vijay Sathe sebgai berikut Edward Burnett Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat. Vijay Sathe Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat. b. Robert G. Owens dalam bukunya Organizational Behavior in Education mengemukakan definisi budaya menurut Terrence Deal and Allan Kenndy sebagai berikut 14 Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang berinteraksi dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku. c. Edgar H. Schein mendefinisikan budaya dalam bukunya Organizational Culture and Leadership sebagai berikut Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan atau diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagi cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut. Demikian pula organisasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli organisasi dan manajemen antara lain sebagai berikut. 1 J.R. Scermerhorn Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. 2 Chester J. Bernard Organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar. 3 Philip Selznick PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Budaya organisasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut a Peter F. Druicker dalam buku Robert G. Owens, Organizational Behavior in Education. Budaya organisasi adalah pokok penyelasian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas. b Phithi Sithi Ammuai dalam tulisannya How to Build a Corporation Culture dalam majalah Asian Manajer September 1989 mendefinisikan budaya oraganisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal c Budaya Organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain Robbins, 2006 : 721. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 d Budaya organisasi adalah seperangkat nilai, norma, persepsi dan pola perilaku yang diciptakan atau dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk mengatasi masalah-masalah, baik masalah adaptasi secara eksternal, maupun masalah integrasi secara internal Wallach; dalam Falikhatun, 2003 :270. e Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok sebagai pemecah masalah terhadap adaptasi eksternal dan integrasi internal dan telah terbukti sahih valid dan karenanya diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsi, memikirkan, dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah-masalah tertentu Schein, dalam Falikhatun, 2003 :266. f Budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, memikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beranaka ragam Kreitner dan Kinicki, 1995 : 532. 2. Fungsi Budaya Organisasi. Ada beberapa pendapat fungsi budaya organisasi dalam Moh. Pabundu Tika 2005 : 13-16, yaitu sebagai berikut : a. Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational Behavior membagi lima fungi budaya organisasi, sebagai berikut 1 Berperan menetapkan batasan. 2 Mengantarkan suatu perasaan identitas bagi anggota organisasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 3 Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang. 4 Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi 5 Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan. b. Schein dalam bukunya Organizational Culture and Leadership membagi fungsi budaya organisasi berdasarkan tahap pengembangannya, yaitu 1 Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi. Pada tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kelompok atau organisasi lain. 2 Fase pertengahan hidup organisasi Pada fase ini, budaya organisasi berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk mengarahkan perubahan budaya organisasi. 3 Fase dewasa Pada fase ini, budaya organisasi dapat sebagai penghambat dalam berinovasi karena berorientasi pada kebesaran masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas diri. 18 c. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam bukunya Oranizational Behavior membagi menjadi empat fungsi budaya organisasi, yaitu : 1 Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya 2 Memudahkan komitmen kolektif. 3 Mempromosikan stabilitas sistem sosial. 4 Membentuknya perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaanya. d. Persons and Marton mengemukakan bahwa fungsi budaya organisasi memecahkan masalah-masalah pokok dalam proses survival suatu kelompok dan adaptasinya terhadap lingkungan eksternal serta proses intregasi internal. e. Susanto dalam bukunya Konsep Budaya Perusahaan menyatakan fungsi budaya organisasi sebagai berikut : 1 Berperan dalam pelaksanaan tugas bidang Sumber Daya Manusia SDM. 2 Merupakan acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan meliputi pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning perusahaan yang akan dikuasai. f. Ouchi 1992 dalam bukunya How American Bussines Can Meet The Japanase Challenge menyatakan bahwa fungsi budaya organisasi perusahaan adalah mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan 19 yang terdiri dari sekumpulan induvidu dengan latar belakang kebudayaan yang khas berbeda. g. Pascale dan Athos dalam bukunya The Art of Japanase Mnagement, menyatakan bahwa budaya organisasi berfungsi untuk mengajarkan kepada anggotanya bagaimana mereka harus berkomunikasi dan berhubungan dalam meyelesaikan masalah. h. Menurut Moh. Pabundu Tika 2005:16 fungsi budaya organisasi sebagai berikut: 1 Sebagai batas pembeda terhadap linngkungan, organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak memiliki organisasi atau kelompok lain. 2 Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka bangga sebagai seoarang karyawan atau pegawai suatu organisasi atau perusashaan. Para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaan. 3 Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana lingkungan kerja dirasakan positf, mendukung, dan konflik serta perubahan diatur secara efektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 4 Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan ke arah yang sama. 5 Sebagai integrator Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena adanya sub- subbudaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan besar di mana setiap unit terdapat subbudaya baru. Demikian pula dapat mempersatukan kegiatan para anggota perusahaan yang terdiri dari sekumpulan induvidu yang mempunyai latar belakang yang berbeda. 6 Membentuk perilaku bagi karyawan. Fungsi seperti ini dimaksudkan agar para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi. 7 Sebagai sarana untuk meyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi. Masalah utama yang sering dihadapi organisasi adalah masalah adaptasi lingkungan terhadap eksternal dan masalah integrasi internal. Budaya organisasi diharapkan dapat berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 8 Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi budaya organisasi atau perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. 9 Sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antar anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek komunikasi mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan perilaku. Kata-kata mencerminkan kegiatan dan politik organisasi. Material merupakan indikator dari status dan kekuasaan, sedangkan perilaku merupakan tindakan-tindakan realistis yang pada dasarnya dapat dirasakan oleh semua insan yang ada dalam organisasi. 10 Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisai dapat juga sebagai penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan integrasi internal. Perubahan-perubahan terhadap lingkungan tidak cepat dilakukan adaptasi oleh pemimpin organisasi. 3. Pengertian Budaya Organisasi Kuat 22 Beberapa ahli budaya organisasi telah mendifinisikan budaya organisasi kuat dalam Moh. Pabundu Tika, 2005:108 antara lain sebagai berikut : a. S.P. Robbins 1997. Budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi. b. Kotter dan Heskett 1992. Budaya perusahaan atau organisasi kuat adalah budaya yang hampir semua manajer menganut bersama seperangkat nilai dan metode mejalankan bisnis yang relatif konsisten. Karyawan baru mengadopsi nilai-nilai dengan sangat cepat. c. Vijay Sathe 1985. Budaya organisasi kuat adalah budaya organisasi yang ideal dimana kekuatan budaya memengaruhi intensitas perilaku. d. Deal dan Kennedy 1982. Budaya kuat merupakan pembangkit semangat yang paling berpengaruh dalam menuntun perilaku, karena membantu karyawan melakukan pekerjaan-pekerjaannya dengan lebih baik terutama dalam dua hal : 1 Budaya kuat merupakan sistem peraturan informal yang menjelaskan bagaimana orang-orang harus berperilaku setiap saat. 2 Budaya kuat membuat orang-orang merasa lebih baik dengan apa yang mereka lakukan, sehingga mereka cenderung untuk bekerja keras. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 e. Rahman 1994 dalam bukunya Corporate and Productivity: Case Studies in Asia and The Pacific , menggunakan bahwa organisasi-organisasi yang mengembangkan budaya organisasi yang kuat dan positif apabila mereka menghadapi tantangan-tantangan atau ancaman-ancaman dari lingkuangan eksternal. Adapun lingkungan eksternal dapat dikelola dengan baik apabila para karyawan mengetahui dengan jelas dan menghayati ideologi perusahaan, menjunjung tinggi perusahaan serta karyawan-karyawannya sangat terintegrasi. f. Denison 1990 mengemukakan bahwa suatu budaya yang kuat jika memiliki potensi yamg jauh lebih besar untuk koordinasi dan kontrol perilaku secara implisit. Suatu budaya yang kuat dengan sosialisasi anggota yang baik akan meningkatkan efektivitas, karena hal tersebut melancarkan pertukaran informasi serta koordinasi perilaku. Dari beberapa definisi di atas, menurut Moh Pabundu Tika 2005:109 dapat diketahui bahwa suatu budaya organisasi kuat apabila : 1 Nilai-nilai budaya organisasi dianut secara bersama oleh seluruh pemimpin dan anggota organisasi. 2 Nilai-nilai budaya mempengaruhi perilaku pemimpin dan anggota organisasi. 3 Membangkitkan semangat berperilaku dan bekerja lebih baik. 4 Resisten kuat terhadap tantangan eksternal dan internal. 5 Mempunyai sistem peraturan formal dan informal. 24 6 Memiliki koordinasi dan kontrol perilaku. 4. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Kuat a. Deal dan Kennedy 1982 dalam bukunya Corporate Culture mengemukakan bahwa ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi kuat sebagai berikut : 1 Angota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak baik. 2 Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif. 3 Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan, dari mereka yang berpangkat paling rendah sampai pada pimpinan tertinggi. 4 Organisasi atau perusahaan memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan perusahaan dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan, misalnya, pramujual terbaik bulan ini, pemberi saran terbaik, pengemudi terbaik, inovator tahun ini, dan sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 5 Dijumpai banyak ritual, mulai yang sangat sederhana sampai dengan ritual yang mewah. Pemimpin organisasi selalu mengalokasikan waktunya untuk menghadiri acara-acara ritual. 6 Memiliki jaringan kultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya. b. Sedangkan menurut Reimann dan Weinner 1988, budaya organisasi yang kuat akan membentuk perusahaan memberikan kepastian bagi seluruh induvidu yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan, walaupun tingkat pertumbuhan dari masing- masing induvidu sangan bervariasi. c. Selanjutnya S.P. Robbins mengemukakan ciri-ciri budaya kuat, antara lain: 1 Menurunnya tingkat keluarnya karyawan. 2 Ada kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi. 3 Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi. d. Sedangkan Sathe 1985 menyatakan ada ciri khas budaya yang kuat, yaitu kekokohan nilai-nilai inti thickness, penyebarluasan nilai-nilai extent of sharing , dan kejelasan nilai-nilai clarity of ordering. 5. Indikator Budaya Organisasi 26 Menurut Moh. Pabundu Tika 2005 : 116 unsur-unsur budaya organisasi yaitu intensitas, kejelasan, kohesi, komitmen, ritual, jaringan budaya dan kinerja. Indikatornya : a. Unsur intensitas Artinya seberapa jauh nilai-nilai budaya organisasi dihayati, dianut, dan dilaksanakan secara konsisten oleh anggota-anggota organisasi. Di samping itu, intensitas juga dimaksudkan bagaimana cara organisasi atau perusahaan memperlakukan anggota-anggota organisasi karyawan yang secara konsekuen menjalankan nilai-nilai budaya organisasi dan anggota organisasi yang hanya separuh atau sama sekali tidak menjalankan nilai-nilai budaya. b. Unsur kejelasan Artinya nilai-nilai yang disepakati oleh anggota organisasi dapat ditentukan secara jelas. Kejelasan nilai-nilai ditentukan dalam bentuk filosofi usaha, slogan atau moto perusahaan, asumsi dasar, tujuan umum perusahaan, dan prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha. c. Unsur penyebarluasan Artinya nilai-nilai ini terkait dengan banyak orang atau anggota organisasi yang menganut nilai-nilai dan keyakinan budaya organisasi. Penyebarluasan nilai-nilai sangat tergantung dari sistem sosialisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 atau pewarisan yang diberikan oleh pimpinan organisasi kepada anggota-anggota organisasi khususnya anggota-anggota baru. d. Unsur Kohesi Kohesi dari suatu kelompok yang kuat menyebabkan nilai-nilai budaya organisasi dapat dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh anggota-anggota organisasi. Bahkan tidak segan-segan mengorbankan diri dan kelompoknya untuk kepentingan organisasi. Tingginya kohesi kelompok berakibat jarang ada perasaan tertekan dan kesalahpahaman pada diri anggotanya. Mereka sangat loyal kepada kepentingan organisasi. e. Unsur komitmen Komitmen yang kuat menyebabkan seseorang bisa mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi dan merasakan adanya ikatan batin dengan organisasi tersebut. Tumbuhnya komitmen seseorang dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu imbalan, penghargaan, prestise, pekerjaan yang dilakukan sangat berarti bagi dirinya, motivasi, dan sebagainya. f. Unsur ritual Artinya kegiatan periodik yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan. g. Jaringan budaya 28 artinya jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhdap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu. h. Unsur kinerja Artinya hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu

D. Locus of Control