86
B. Analisis Deskriptif
1. Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan masa kerja karyawan.
a. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kelompok, yaitu
kelompok pria dan wanita. Hasil analisis data ini diperoleh nilai sebaran frekuensi seperti ditunjukkan pada Tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah orang
Persentase Pria
47 27.6
Wanita 123
72.4 Total
170 100.0
Sumber : Data Primer yang diolah 2008 Lampiran 5 Dari data di atas menunjukkan bahwa karyawan PD. Taru
Martani di Yogyakarta mayoritas adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 123 orang atau sebesar 72,4 dan sisanya sebanyak 47 orang atau
sebesar 27,6 adalah pria. Hal ini disebabkan karena PD. Taru Martani Yogyakarta merupakan perusahaan rokok cerutu dengan jumlah karyawan
terbesar berada pada bagian produksi. Banyaknya karyawan perempuan karena perempuan lebih teliti, tekun dan sabar dalam melakukan pekerjaan.
b. Usia Responden Berdasarkan hasil jawaban Usia responden menunjukkan
87 bahwa responden termuda adalah 19 tahun dan tertua adalah 54 tahun. Dengan
demikian dapat dibagi menjadi 4 kelompok umur responden, yaitu kelompok usia antara 19-27 tahun, 28–36 tahun, 37–45 tahun, dan 46–54 tahun. Hasil
analisis data ini diperoleh sebaran frekuensi data seperti ditunjukkan pada Tabel 5.4 berikut:
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Umur Jumlah orang
Persentase 19 - 27 tahun
37 21.8
28 - 36 tahun 74
43.5 37 - 45 tahun
53 31.2
46 - 54 tahun 6
3.5 Total
170 100.0
Sumber : Data Primer yang diolah, 2008 Lampiran 5 Dari data di atas menunjukkan bahwa responden mayoritas
berusia antara 28-36 tahun, yaitu sebesar 43,574 orang. Sedangkan yang berusia 37-45 tahun adalah sebesar 31,2 53 orang, yang berusia
46-54 tahun adalah sebesar 3,5 6 orang, dan yang berusia antara 19 – 27 tahun adalah sebesar 21,8 37 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata karyawan PD Taru Martani pada usia yang produktif. c. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tingkat pendidikan responden, terdiri atas 4 kelompok, yaitu kelompok SLTP, SLTA, D3 dan Sarjana S1. Hasil
analisis data ini diperoleh sebaran frekuensi data seperti ditunjukkan pada Tabel 5.5
88 Tabel 5.5
Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan
terakhir Jumlah orang
Persentase SLTP
41 24.1
SMA 124
72.9 D3
3 1.8
Sarjana S1 2
1.2 Total
170 100.0
Sumber : Data Primer yang diolah, 2008 Lampiran 5 Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tingkat
pendidikan karyawan PD. Taru Martani di Yogyakarta mayoritas adalah berpendidikan SMA yaitu sebesar 72,9 atau sebanyak 124 orang.
Sedangkan distribusi tingkat pendidikan yang lain adalah berpendidikan SLTP sebesar 24,1 atau sebanyak 41 orang, yang berpendidikan Diploma
D3 sebesar 1,8 atau sebanyak 3 orang, dan yang berpendidikan sarjana sebesar 1,2 atau 2 orang
Meskipun tingkat pendidikan formal karyawan PD. Taru Martani di Yogyakarta mayoritas adalah berpendidikan sekolah menengah
atas, hal ini tidak mengurangi kualias kerja mereka. Karena pihak manajemen Perusahaan PD. Taru Martani diYogyakarta sudah membekali
mereka dengan pelatihan-pelatihan teknis sesuai dengan bidang tugasnya.
89 d. Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja responden, terdiri atas 3 kelompok, yaitu kelompok kurang dari 5 tahun, kelompok 5-10 tahun, dan kelompok
lebih dari 10 tahun. Hasil analisis data ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 5.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja
Jumlah Persentase
5 tahun 58
34.1 5 – 10 tahun
82 48.2
Di atas 10 tahun 30
17.6 Total
170 100.0
Sumber : Data Primer yang diolah, 2008 Lampiran 5 Dari Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa masa kerja
karyawan mayoritas adalah 5 – 10 tahun sebesar 48,2 atau sebanyak 82 orang, sedangkan distribusi masa kerja yang lain yaitu di atas 10 tahun
sebesar 17,6 atau sebanyak 30 orang, dan masa kerja dibawah 5 tahun sebesar 34,1 atau sebanyak 58 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan merasa betah, loyal dan berkomitmen pada perusahaan. Dengan demikian akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada perusahaan.
2. Penilaian Variabel Penelitian
a. Variabel Independen
Variabel independen meliputi variabel budaya organisasi X
1
dan variabel locus of control X
2
. Masing-masing variabel terdiri dari 16 item pernyataan. Setiap pernyataan atau pertanyaan masing-masing terdiri
dari lima alternatif jawaban yaitu jawaban sangat lemah, lemah, sedang,
90 kuat dan sangat kuat untuk variabel budaya organisasi dan jawaban sangat
tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju untuk locus of control
. Jawaban sangat lemah sangat tidak setuju menunjukkan tingkat penilaian yang sangat rendah dan jawaban sangat kuat sangat setuju
menunjukkan tingkat penilaian yang sangat tinggi. Penilaian responden terhadap variabel ini diukur dengan skor
terendah 1 untuk jawaban sangat lemah dan tertinggi 5 untuk jawaban sangat kuat. Untuk mendeskripsikan jawaban variabel dapat ditunjukkan
dengan nilai rata-rata variabel. Berpedoman pada nilai minimum dan nilai maksimum maka dapat ditentukan interval penilaian untuk persepsi per
item pertanyaan sebagai berikut: Skor minimum = 1
Skor maksimum = 5 Interval =
8 ,
5 1
5 kelas
jumlah minimum
- Maksimum
= −
=
Nilai rata-rata 1,00 – 1,80 =
Sangat Lemah Nilai rata-rata 1,81 – 2,60
= Lemah
Nilai rata-rata 2,61 – 3,40 =
Sedang Nilai rata-rata 3,41 – 4,20
= Kuat
Nilai rata-rata 4,21 – 5,00 =
Sangat Kuat
91 Hasil analisis persepsi karyawan tentang penilaian budaya
organisasi pada setiap butir pertanyaan dan secara keseluruhan dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 5.7 Analisis penilaian karyawan pada Budaya Organisasi
No Pernyataan
Rata - rata
Kriteria 1
Dukungan pimpinan dalam melaksanakan budaya organisasi 3.72
Kuat 2
Sistem imbalan yang diberikan pada karyawan berprestasi 3.76
Kuat 3
Tindakan hukuman bagi karyawan yang bersalah 3.29
Sedang 4
Pengetahuan karyawan tentang tujuan perusahaan 3.66
Kuat 5
Kejelasan harapan yang diinginkan perusahaan 3.36
Sedang 6
Pemahaman karyawan tentang sikap terpuji dan tercela 3.48
Kuat 7
Pelaksanaan program pelatihan 3.29
Sedang 8
Program bimbingan untuk menanamkan nilai budaya organisasi 3.24
Sedang 9
Keloyalan karyawan 3.39
Sedang 10
Tingkat kesadaran karyawan 3.45
Kuat 11
Komitmen karyawan 3.41
Kuat 12
Pengaruh gaji, prestise dan lainnya terhadap komitmennya karyawan
3.64 Kuat
13 Sikap pimpinan dan karyawan pada acara ritual rekreasi,
olahraga 3.18
Sedang 14
Kegiatan tim informal 3.48
Kuat 15
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan 3.74
Kuat 16
Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan 3.99
Kuat
Rata - rata variabel budaya organisasi 3.51
Kuat
Sumber : Data primer diolah, 2008
92 Berdasarkan hasil terhadap budaya organisasi secara keseluruhan
berada pada kriteria yang
kuat
. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata adalah sebesar 3,51 yang berada pada interval 3,41 sd 4,20 yaitu pada
kriteria
Kuat.
Hasil ini juga didukung dengan penilaian karyawan terhadap setiap item pertanyaan yang sebagian besar berada pada kriteria
yang
kuat
. Jika dilihat dari penilaian tertinggi karyawan terjadi pada item pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan dengan skor
rata-rata 3,99 yang berada pada kriteria
kuat.
Sedangkan penilaian terendah terjadi pada item sikap pimpinan pada acara ritual olahraga,
rekreasi dengan skor rata-rata sebesar 3,18 yaitu hanya berada pada kriteria yang
sedang
. Dengan demikian menunjukkan bahwa penilaian terhadap
budaya organisasi mempunyai kecenderungan nilai yang kuat, dimana nilai-nilai
inti organisasi
seperti unsur
intensitas, kejelasan,
penyebarluasan, kohesi, komitmen, ritual, jaringan budaya dan kinerja. Hasil analisis persepsi karyawan tentang penilaian locus of
control pada setiap butir pertanyaan dan secara keseluruhan dapat
ditunjukkan pada tabel berikut :
93 Tabel 5.8
Analisis penilaian karyawan pada Locus Of Control No
Pernyataan Rata -
rata Kriteria
1 Sukses karena kerja keras
3.85 Kuat
2 Membuat rencana, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik
3.97 Kuat
3 Pekerjaan tidak ada hubungannya dengan kemujuran
3.82 Kuat
4 Jika berusaha, dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
4.09 Kuat
5 Kenaikan jabatan diberikan kepada karyawan yang bekerja
dengan baik 4.06
Kuat 6
Orang yang bekerja dengan baik meperoleh imbalan 4.01
Kuat 7
Keputusan atasan harus dilaksanakan 3.14
Sedang 8
Pekerjaan diperoleh karena adanya nepotisme 3.22
Sedang 9
Pekerjaan diperoleh karena banyak orang yang dikenal 3.54
Kuat 10 Berteman dengan orang yang tepat
3.31 Sedang
11 Karyawan dipengaruhi supervisor 3.55
Kuat 12 Pekerjaan diperoleh karena keberuntungan
3.39 Sedang
13 Mendapatkan uang karena keberuntungan 3.21
Sedang 14 Kenaikan jabatan karena keberuntungan
3.22 Sedang
15 Menjadi karyawan istimewa karena faktor keberuntungan 3.09
Sedang 16 Perbedaan rejeki seseorang karena faktor keberuntungan
3.21 Sedang
Rata - rata total 3.54
Kuat
Sumber : Data primer diolah, 2008 Berdasarkan hasil terhadap locus of control secara keseluruhan
berada pada kriteria yang
kuat
. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata adalah sebesar 3,54 yang berada pada interval 3,41 sd 4,20 yaitu pada
kriteria
kuat.
Hasil ini juga didukung dengan penilaian karyawan terhadap setiap item pertanyaan yang sebagian besar berada pada kriteria
yang
kuat
. Jika dilihat dari penilaian tertinggi karyawan terjadi pada item dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dengan skor rata-rata 4,09
yang berada pada kriteria
kuat.
Sedangkan penilaian terendah terjadi
94 pada item karyawan berprestasi karena faktor keberuntungan dengan skor
rata-rata sebesar 3,09 yaitu hanya berada pada kriteria yang
sedang
. Dengan demikian menunjukkan bahwa penilaian terhadap
locus of control mempunyai kecenderungan nilai yang tinggi, yang berarti
tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka selain dipengaruhi oleh dirinya sendiri,
mereka juga percaya terhadap faktor pengendalian luar sepert kekuasaan, takdir nasib, keberuntungan dan keadaan luar lingkungannya.
b. Variabel Kinerja karyawan Y
Variabel Kinerja karyawan terdiri delapan indikator, semuanya berjumlah 20 item pertanyaan. Indikator kinerja karyawan
antara lain kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan, sikap, inisiatif, kerumahtanggan, kehadiran, dan potensi pertumbuhan dan kemajuan.
Dari hasil jawaban responden yang telah dirata-rata maka dapat dijelaskan distribusi penilaian responden masing-masing indikator variabel Kinerja
karyawan.
95 Tabel 5.9
Analisis penilaian pada Kinerja Karyawan No
Pernyataan Rata -
rata Kriteria
1 Kemampuan dalam melaksanakan kerja akurat
3.99 Baik
2 Bekerja dengan rapi
3.97 Baik
3 Bekerja dengan cekatan
3.91 Baik
4 Mampu mengevaluasi pekerjaan dalam satu hari
3.77 Baik
5 Mampu menelesaikan tugas yang ditetapkan
3.93 Baik
6 Konsistensi komitmen dengan waktu
3.85 Baik
7 Menyelesaikan tugas tanpa bantuan pengawas
3.74 Baik
8 Antusias melaksanakan pekerjaan
3.89 Baik
9 Motivasi dalam melaksanakan pekerjaan
3.89 Baik
10 Bekerjasama dengan rekan sekerja 3.75
Baik 11 Menerima saran dan kritik
3.61 Baik
12 Mampu mengenali masalah 3.85
Baik 13 Mampu memberi saran untuk peningkatan prestasi
3.96 Baik
14 Menerima tanggung jawab 3.86
Baik 15 Mampu menjaga tempat kerja
3.82 Baik
16 Menjaga peralatan kerja 3.76
Baik 17 Selalu masuk kerja
4.16 Baik
18 Teratur dan tepat waktu 4.15
Baik 19 Meningkatkan pengetahuan
3.89 Baik
20 Meningkatkan ketrampilan 4.09
Baik
Rata - rata total 3.89
Baik
Sumber : Data primer diolah, 2008 Berdasarkan hasil terhadap kinerja karyawan secara
keseluruhan berada pada kriteria yang
baik
. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata adalah sebesar 3,89 yang berada pada interval 3,41 sd 4,20
yaitu pada kriteria
Baik.
Hasil ini juga didukung dengan penilaian karyawan terhadap setiap item pertanyaan yang seluruhnya berada pada
kriteria yang
baik
. Jika dilihat dari penilaian tertinggi karyawan selalu
96 masuk kerja dengan skor rata-rata 4,16 yang berada pada kriteria
baik.
Sedangkan penilaian terendah terjadi pada item menerima saran dan kritik dengan skor rata-rata sebesar 3,61 yaitu hanya berada pada kriteria yang
baik
. Dengan demikian menunjukkan bahwa kinerja karyawan
pada PD. Taru Martani termasuk tinggi, dimana hasil karyawan cukup berkualitas, kuantitasnya cukup banyak, dan handal. Selain itu sikap dan
perilaku karyawan adalah baik dengan inisiatif kerja, mengedepankan kerumahtanggan, kehadiran kerja, dan ada kemampuan untuk
meningkatkan pekerjaannya.
C. Analisis Kuantitatif