atau kerja, keluarga tidak mendorong dengan memberikan tanggung jawab pada usaha atau pekerjaan itu, tetapi mereka para
orang tua justru menanamkan sikap bahwa usaha atau pekerjaan yang mereka lakukan itu merupakan suatu sikap dan bentuk hormat
pada orang tua Mulder, 1984:80.
2. Golongan Etnis Cina
Masyarakat Cina di Indonesia kita kenal dengan istilah orang Tionghoa. Mereka merupakan keturunan dari orang-orang
Tiongkok yang yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun lalu ke Indonesia. Sebagian besar dari orang-
orang Tionghoa di Indonesia menetap di pulau Jawa. Daerah- daerah lain di mana mereka juga menetap dalam jumlah besar
selain di daerah perkotaan Sumatra Utara, Bangka-Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Lombok, Kalimantan Barat,
Banjarmasin dan beberapa tempat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Masyarakat Cina yang ada di Indonesia sebenarnya juga bersifat majemuk dan tidak sama di semua daerah. Di Jawa
masyarakat Cina dibagi menjadi dua, yaitu golongan totok dan golongan peranakan. Pembagian seperti ini merupakan khas Jawa.
Masyarakat Cina yang telah lama menetap dan lahir di Jawa biasanya disebut dengan Cina peranakan. Cina peranakan ini
merupakan hasil perkawinan orang Cina totok dengan seorang
pribumi. Sedangkan yang dimaksud Cina totok sendiri adalah orang Cina yang baru saja datang dari daratan Cina dan masih
merupakan pendukung kebudayaan dan tradisi Cina daratan. Sebutan totok ini biasanya hanya bersifat sementara, sebab setelah
beberapa tahun menetap atau beberapa generasi tinggal di Jawa, mereka kemudian akan disebut Cina peranakan Onghokham,
1990:21. Secara sosiologis dan kultural, orang-orang Cina di Indonesia
merupakan suatu kelompok dan dapat didefisinikan orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang berasal dari kebudayaan Cina.
Untuk itulah mereka disebut dengan golongan etnis Cina. Istilah tersebut sesuai dengan pendapat Melly G. Than 1984:56, etnis
merupakan suatu kelompok keturunan yang atau mempunyai daerah asal, kebudayaan serta adat istiadat yang sama.
Golongan etnis ini memang berbeda dengan masyarakat pribumi pada umumnya, dan masyarakat Jawa khusunya.
Perbedaan yang tampak sering dilihat antara lain dari segi fisik. Golongan ini tampak lebih kuning dari masyarakat pribumi.
Mereka juga lebih berkonsentrasi pada bidang-bidang perdagangan, pertokoan, perbankan dan bisnis. Bila diibandingkan
dengan etnis Jawa, mereka juga berbeda dalam hal budaya, adat istiadat dan kehidupan religius. Tetapi perbedaan yang paling
sering dibicarakan adalah dalam bidang perkembangan ekonomi.
Di Indonesia mereka mempunyai kedudukan ekonomi yang tidak sebanding dengan jumlah mereka. Meski dalam hasil sensus
penduduk yang dilakukan BPS Badan Pusat Statistik tahun 2005 jumlah populasi mereka tercatat 4 sampai 5 dari seluruh
populasi penduduk Indonesia, tetapi pada kenyatannya etnis ini mampu menguasai hampir 75 perekonomian nasional. Padahal
kita tahu status mereka sebagai orang asing, walaupun sudah masuk menjadi Warga Negara Indonesia.
Karakteristik lain yang dimiliki etnis Cina di Indonesia adalah kemauan kerja kerasnya dan kebiasaan hidup hemat. Mereka
mampu bekerja dalam waktu yang panjang dan jarang beristirahat kecuali untuk hari besar mereka. Senantiasa menghasilkan uang,
sudah menjadi kebiasaan sekaligus kesenangan mereka. Wang Gung Wu menegaskan bahwa sikap orang Cina mengarah pada
kemakmuran www.wikapediai.com.2007.
B. Kerangka Berpikir
a.
Minat Mahasiswa Untuk Menjadi Guru Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua
. Minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan
menimbulkan suatu gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Setiap mahasiswa akan lebih
memilih suatu profesi sebagai pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan