4
BAB II DASAR TEORI
A. Konsep
Menurut pandangan konstruktivisme pengetahuan merupakan hasil dari akomodasi dan asimilasi konsep dalam schemata. Konsep dalam fisika dapat
berupa benda, peristiwa-peristiwa, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang mewakili ciri khusus yang terwakili oleh suatu benda atau symbol Ausebel,dkk,1978
dalam berg, ed.1991:8. Menurut Neil Bolton dalam Kartika Budi,1992:39 mengklasifikasikan konsep menjadi 3 kelompok yaitu konsep fisis, konsep
logika matematik, konsep filosofis. Konsep fisis adalah konsep yang berkaitan langsung atau mengacu pada obyeknya benda, besaran, proses dari benda atau
besaran atau relasi antara besaran-besaran. Konsep logika matematis adalah konsep yang tidak berkaitan langsung dengan obyeknya, namun mengacu pada
perilaku dan operasi dalam menangani obyek, misalnya konsep penjumlahan komutatif dan konsep perkalian. Konsep filosofis merupakan konsep yang
berhubungan dengan kualitas atau sifat manusia, misalnya baik, jujur, bijaksana. Dalam proses pembelajaran fisika konsep dapat berupa obyek benda, gejala,
situasi kondisi sifat-sifat dan atribut dari suatu obyek Berg, 1991:8. Konsep sebagai gambaran mental yang terbentuk sebagai hasil aktivitas manusia baik
mental maupun fisik, konsep sendiri merupakan hasil akhir dari persepsi. Untuk membedakan konsep yang satu dengan yang lain maka konsep itu harus
mengungkapkan hakikat atau ciri yang mengungkapkan anggota-anggotanya.
B. Konsepsi
Konsepsi dapat didefinisikan sebagai tafsiran perorangan atau individu terhadap suatu konsep . Penafsiran konsep oleh seseorang disebut konsepsi.
Setiap orang mempunyai konsep yang berbeda-beda sesuai dengan pemahaman orang tersebut mengenai konsep itu. Penafsiran konsep yang berbeda dengan
penafsiran konsep yang telah disepakati para ahli fisika dinyatakan sebagai salah konsep atau miskonsepsi Berg, 1991:10.
C. Pemahaman Konsep