Menalar Mengasosiasi
associating mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomenainformasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
mengembangkan interpretasi,
argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua faktakonsep,
interpretasi argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari
dua faktakonsepteori,
menyintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan
antarberbagai jenis faktakonsepteori
pendapat;
mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan
faktakonsepteori dari dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan;
mengembangkan interpretasi, struktur
baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsepteoripendapat yang berbeda dari
berbagai jenis sumber.
Mengomunikasi kan
communicating menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan menyajikan hasil kajian
dari mengamati sampai menalar dalam bentuk
tulisan, grafis, media elektronik, multi media
dan lain-lain
Tabel 2: 5 pengalaman belajar dalam Pendekatan Saintifik
2.4 Model Pembelajaran Pedagogi Reflektif
Pedagogi Reflektif adalah model pembelajaran yang menekankan peran guru untuk mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan
akademik maupun kepribadian dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan pengetahuan dan pengalaman yang telah ia peroleh, yang
bertujuan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang kompeten, bertanggung jawab, dan berkepedulian
12
. Penerapan Pedagogi Reflektif dilakukan melalui 5 langkah sebagai
berikut
13
: 1
Konteks Belajar Guru dituntut untuk memahami konteks kehidupan dari siswanya
supaya bisa memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi siswa dan untuk menciptakan hubungan yang otentik keterbukaan antara
guru dan siswa dituntu sikap saling mempercayai dan saling menghargai. Baik guru atau anggota lain dari komunitas sekolah harus
memperhatikan: a.
Konteks nyata dari kehidupan siswa yang mencakup keluarga, kelompok baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan dan pengajaran, politik,
ekonomi, suasana kebudayaan, media, musik, dan kenyataan-kenyataan hidup lain. Ada baiknya siswa didorong untuk berefleksi atas faktor-faktor
kontekstual yang mereka alami dan bagaimana hal-hal itu mempengaruhi
12
Subagya penerj., Paradigma Pedagogi Reflektif, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2010, hlm. 22-29.
13
Ibid., hlm. 42-65.
sikap-sikap, tanggapan-tanggapan, penilaian-penilaian, pilihan-pilihan mereka.
b. Konteks sosio-ekonomik politis, dan kebudayaan yang merupakan
lingkungan hidup pelajar dapat amat mempengaruhi perkembangan pelajar sebagai orang yang peduli terhadap situasi orang lain di sekitarnya.
Konteks yang negatif bisa mempengaruhi cara pandang siswa terhadap kehidupan menjadi negatif juga, dan sebaliknya konteks yang positif bisa
membuat siswa memiliki cara pandang dan keterlibatan positif di lingkungan masyarakatnya.
c. Suasana kelembagaan sekolah, yaitu jaringan kompleks yang terdiri dari
norma-norma, harapan-harapan, dan lebih-lebih hubungan-hubungan yang menciptakan suasana kehidupan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa suasana atau iklim sekolah merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum pendidikan nilai dapat dimulai. Unsur-unsur suasana
sekolah diwujudkan dalam: perhatian kepada mutu akademik sekolah, kepercayaan, penghargaan, akan orang lain kendati berbeda pendapat,
perhatian satu sama lain, saling mengampuni, usaha membantu para pelajar menjadi pribadi dewasa, suatu ungkapan iman yang jelas di
sekolah terhadap Tuhan. d.
Pengertian-pengertian yang dibawa seorang pelajar ketika memulai proses belajar, berupa pendapat-pendapat dan pemahaman-pemahaman yang
mereka peroleh dari studi sebelumnya atau dari lingkungan hidup mereka merupakan konteks belajar yang harus diperhatikan. Selain itu juga
perasaan mereka, sikap, dan nilai-nilai mereka mengenai bidang studi yang akan dipelajari merupakan konteks nyata proses belajar mereka.
2 Pengalaman
Istilah pengalaman merujuk pada setiap kegiatan yang memuat pemahaman kognitif bahan yang disimak yang juga memuat unsur afektif
yang juga dihayati oleh pelajar. Pada setiap pengalaman ada data yang diserap secara kognitif. Lewat menanyakan, membayangkan, menyelidiki
unsur-unsurnya dan hubungan-hubungan antara data tersebut, pelajar menyusun data membentuk gambaran mengenai yang disimak atau suatu
hipotesis. Pengalaman dapat berupa pengalaman langsung atau tidak langsung.
Pengalaman langsung diperoleh melalui proses yang dijalani sendiri oleh siswa, dalam situasi akademiki bisa melalui pengalaman interpersonal
seperti diskusi, penelitian, proyek pelayanan, dan sebagainya. Sementara pengalaman tidak langsung biasanya berlangsung lewat pengalaman
pengganti melalui membaca atau mendengarkan, yang menantang siswa untuk menggunakan imajinasi dan inderanya sehingga seolah dapat
langsung memasuki kenyataan yang sedang dipelajari. 3
Refleksi Refleksi merupakan proses menyimak kembali dengan penuh
perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide, usul, atau reaksi spontan supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah
suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi dengan:
a. memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik;
b. mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami dalam
menelaah sesuatu; c.
memperdalam pemahaman tentang implikasi yang telah dimengerti bagi diri sendiri dan bagi orang lain;
d. berusaha menemukan makna bagi diri pribadi tentang kejadian-
kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran dan sebagainya; dan
e. mulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya sikapnya
terhadap orang lain. 4
Aksi Aksi merujuk pada pertumbuhan batin seseorang yang didasarkan pada
pengalaman yang telah direfleksikan dan juga pada manifestasi lahiriahnya. Istilah ini mencakup dua langkah, yaitu:
a. Pilihan-pilihan batin
Setelah berefleksi, siswa mempertimbangkan pengalamannya dari sudut pandang pribadi dan manusiawi. Kemauan baru akan tergerakkan, setelah
terjadi pemahaman kognitif mengenai pengalaman tersebut yang disertai perasaan-perasaan afektif, baik positif maupun negatif. Makna yang
tertangkap dan dinilai akan menyajikan pilihan yang harus diambil, yang dapat muncul saat siswa memutuskan bahwa suatu kebenaran harus