Prinsip Penggunaan TIK dalam Pembelajaran Sejarah

produk dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut 22 : Sehubungan dengan tujuan penulisan makalah yaitu untuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa kelas XI IPS SMA BOPKRI 2, maka prosedur pengembangan bahan ajar sejarah dalam makalah ini dibatasi hanya sampai pada tahap desain produk sebagai berikut: Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Tahap penelitian dan pengembangan Hasil Potensi dan Masalah - Potensi yang ditemukan dari pembelajaran sejarah di kelas XI IPS SMA Bopkri 2 selama ini adalah metode dan sumber ajar yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan konteks situasi siswa. Guru 22 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 408-416. Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba pemakaian Revisi Produk Produksi Massal Potensi dan Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain sudah biasa menggunakan metode presentasi untuk mendorong siswa lebih aktif dan menggunakan sumber bahan ajar yang beragam untuk melengkapi informasi siswa. - Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS adalah keterbatasan akses siswa terhadap bahan ajar karena buku paket yang menjadi pegangan utama tidak bisa dibawa pulang. Selain itu, siswa juga kerap mengeluhkan kurangnya relevansi materi pembelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari. Pengumpulan Data - Dari hasil angket siswa, ditemukan bahwa siswa menyukai bahan ajar yang mengintegrasikan bermacam-macam media. - Dari wawancara guru, guru mengharapkan siswa bisa lebih tertarik untuk belajar sejarah dan aktif dalam proses pembelajaran. - Untuk membuat siswa lebih tertarik belajar sejarah dan memahami relevansi materi dengan kehidupan nyata mereka, maka dipilih teori Sistem Pembelajaran Reflektif dan model pembelajaran Pedagogi Reflektif. - Untuk mendorong ketertarikan dan keaktifan siswa belajar sejarah, maka bahan ajar yang cocok adalah modul karena modul tidak hanya berisi materi tapi juga petunjuk bagi siswa untuk dapat belajar dengan lebih mandiri dan guru cukup menjadi pendamping. Desain Produk - Mempelajari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang akan dikembangkan menjadi bahan ajar inovatif. - Menyusun silabus dan RPP yang menggunakan model pembelajaran Pedagogi Reflektif, dengan menerapkan langkah khas Pedagogi Reflektif yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. - Merancang desain produk bahan ajar inovatif mata pelajaran sejarah berupa modul pembelajaran sejarah Indonesia. - Melakukan validasi desain kepada dosen pembimbing penelitian. Validasi Desain - Validasi desain produk dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian. Tabel 4: Deskripsi hasil tiap tahap prosedur penulisan bahan ajar 42

BAB III BAHAN AJAR SEJARAH INOVATIF

3.1 Penerapan Teori dalam Pembuatan Bahan Ajar Inovatif

Bentuk bahan ajar yang disusun dalam makalah ini adalah modul pembelajaran sejarah dengan judul “Membangun Republik Indonesia: Modul Pembelajaran Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia”. Pemilihan bentuk modul didasari pertimbangan bahwa modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dapat mendukung siswa untuk belajar dengan lebih aktif dan mandiri. Adapun struktur dasar dari kegiatan pembelajaran modul ini dibuat dengan mengikuti tahapan model pembelajaran Pedagogi Reflektif sebagai berikut: 1 Konteks, yang berisi materi apersepsi sebagai pengantar bagi siswa untuk memasuki materi yang akan dibahas. 2 Pengalaman, berupa aktivitas penyampaian materi pembelajaran kepada siswa melalui berbagai metode pembelajaran. 3 Refleksi, berupa proses menyimak kembali dan pemaknaan lebih mendalam dari pengalaman belajar siswa 4 Aksi, berupa tindakan nyata sebagai lanjutan dari hasil refleksi siswa. 5 Evaluasi, berisi penilaian kinerja siswa. Prinsip penulisan sejarah Indonesia yang modern diterapkan dalam dua hal Pertama, penulisan narasi sejarah dalam modul bersifat Indonesia- sentris dan proporsial. Peristiwa pembentukan pemerintahan dan lembaga kelengkapan RI lainnya diceritakan kembali dengan pasang-surutnya, konflik maupun kompromi yang terjadi dalam interaksi para Bapak Pendiri Bangsa, dengan didasarkan pada sumber-sumber yang relevan. Kedua, penyertaan contoh kasus intoleransi aktual yang terjadi di Indonesia, dengan sumber dari media massa untuk memberikan wawasan dan konteks sejarah aktual, serta sebagai bahan refleksi siswa. Sebagai media pendukung proses pembelajaran, modul ini menyertakan video sosiodrama “Fragmen Sidang PPKI” produksi Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada. Selain karena kontennya yang sesuai dengan materi, video ini digunakan untuk memberikan rangsangan visual sehingga siswa bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai proses Sidang PPKI beserta interaksi para Bapak Pendiri Bangsa yang terlibat di dalamnya.

3.2 Sistematika Isi Bahan Ajar

Isi dari modul bahan ajar sejarah ini mencakup: 1 Halaman sampul 2 Deskripsi Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran 3 Daftar Isi 4 Petunjuk penggunaan modul