52
4.8 kini.
- Penetapan
presiden dan wakil presiden
Rapat PPKI 19 Agustus 1945
- Pembentukan
kabinet pertama
- Pembagian
daerah RI Rapat PPKI 22
Agustus 1945 -
Pembentukan KNIP
- Pembentukan
PNI -
Pembentukan BKR
Menguraikan kronologi
pembentukan pemerintahan
pertama RI 3.8.3
Menganalisis dampak dari
pembentukan pemerintahan
pertama RI bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara
4.8.1 Menyajikan hasil
analisis terkait Pembentukan
pemerintahan pertama Republik
Indonesia dalam bentuk presentasi
lisan dan laporan tertulis
2. Diskusi kelompok:
- Siswa
mendiskusikan pertanyaan
panduan diskusi dalam kelompok
Mengeksplorasi 3.
Siswa mencari dan membahas sumber-
sumber yang dibutuhkan untuk
menjawab pertanyaan panduan
diskusi
Mengasosiasi 4.
Siswa menggunakan dan
menganalisis informasi dari
sumber untuk membuat laporan
hasil diskusi.
Mengkomunikasikan 5.
Siswa menyusun laporan hasil
diskusi dalam - Observasi
presentasi dengan skala likert dan
rubrik - Laporan diskusi
kelompok dengan skala likert
- Portofolio esai refleksi dengan
rubrik penilaian -
Proyek majalah dinding kelas
dengan rubrik penilaian
ajar sejarah Menalar peristiwa
pembentukan pemerintahan
pertama Republik Indonesia dan
maknanya bagi kehidupan
kebangsaan Indonesia masa
kini dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
53
2.4 2.5
Meneladani perilaku
kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan
menunjukkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Berlaku jujur dan
bertanggungjawab dalam
mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
Conscience 2.4.1
Mengidentifikasi contoh
perilaku kerjasama,
tanggung jawab, cinta damai yang
ditunjukkan para pejuang selama
proses pembentukan
pemerintahan pertama Indonesia
2.4.2 Membandingkan
pengamalan perilaku
kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di masa
awal kemerdekaan dengan di masa
sekarang. 2.4.3
Menunjukkan perilaku
bentuk laporan tertulis kelompok:
- Kelompok
presenter membuat laporan
kelompok dan slide presentasi.
- Kelompok non-
presenter membuat laporan
diskusi tertulis saja.
6. Siswa mengisi
refleksi pribadi Pertemuan 2 2 x 45
menit Mengamati
1. Siswa menyimak
presentasi materi pembentukan
pemerintahan pertama RI oleh
kelompok presenter
Menanya 2.
Tanya-jawab dan klarifikasi antara
kelompok presenter dan siswa lainnya.
54
kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai dalam proses diskusi dan
presentasi 2.5.1
Menyelesaikan tugas laporan
diskusi dan presentasi dengan
usaha sendiri dan tepat waktu
Mengeksplorasi 3.
Siswa membaca contoh kasus
intoleransi yang terjadi di Indonesia
saat ini
Mengasosiasikan 4.
Siswa membandingkan
dan merefleksikan pengamalan nilai-
nilai luhur hidup berbangsa dan
bernegara di masa awal kemerdekaan
dan di masa sekarang
berdasarkan kasus yang dibaca.
Mengkomunikasikan 5.
Siswa menampilkan hasil refleksi dalam
bentuk esai dan majalah dinding.
6. Siswa mengerjakan
evaluasi akhir bab.
55
1.1 Menghayati nilai- nilai persatuan
dan keinginan bersatu dalam
perjuangan pergerakan
nasional menuju kemerdekaan
bangsa sebagai karunia Tuhan
yang Mahaesa terhadap bangsa
dan negara Indonesia.
Compassion 1.1.1
Mendeskripsikan pendapatkeprihati
nan terkait pengamalan nilai-
nilai persatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara saat ini
1.1.2 Mendekripsikan
sikap dan bentuk keterlibatan yang
bisa diterapkan untuk
mengamalkan nilai-nilai
persatuan dalam hidup sehari-hari.
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
KelasSemester : XI1
Tema : Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia
Alokasi waktu : 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong
royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan
nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.5.
Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan
maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. 4.8.
Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
C. Indikator Pembelajaran
Competence 3.8.1 Menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI
3.8.2 Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.3 Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara 4.8.1 Menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama Republik
Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis
Conscience 2.4.1 Mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang
ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama Indonesia 2.4.2 Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. 2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi
dan presentasi 2.5.1 Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat
waktu
Compassion 1.1.1 Mendeskripsikan pendapatkeprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini 1.1.2 Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk
mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Competence 3.8.1 Siswa mampu menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI
3.8.2 Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.3 Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara 4.8.1 Siswa mampu menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama
Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience
2.4.1 Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama
Indonesia 2.4.2 Siswa mampu membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta
damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang.
2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi
2.5.1 Siswa mampu menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu
Compassion 1.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan pendapatkeprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai
persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini
1.1.2 Siswa mampu Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.
E. Materi Pokok
Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama RI
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran: pendekatan saintifik Model pembelajaran: pedagogi reflektif
Metode pembelajaran: tanya-jawab, diskusi, presentasi, dan refleksi
G. Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan 1
No. Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Pembuka
Konteks: Guru memandu siswa dalam kegiatan apersepsi tentang konsep negara
dan kaitannya dengan kondisi Indonesia pada 17 Agustus 1945.
5’ b.
c. d.
Kegiatan Inti Pengalaman:
Siswa menonton video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI. Refleksi:
Siswa menuliskan kesan dan pelajaran yang ditangkap setelah menonton video.
Aksi: Siswa melakukan diskusi kelompok mengikuti panduan diskusi di modul.
20’
10’
40’ e.
f. Kegiatan Penutup
Evaluasi: Siswa mengisi evaluasi kerja kelompok dan evaluasi kinerja diri.
Guru menyimpulkan topik pembelajaran hari ini yaitu situasi Indonesia pasca proklamasi serta dinamika para Bapak Pendiri Bangsa dalam rapat
PPKI dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan laporan diskusi di pertemuan berikutnya dan bagi kelompok presenter untuk mempersiapkan
diri sebaik-baiknya. 10’
5’ 90’
2. Pertemuan 2
No. Kegiatan Waktu
a.
Kegiatan Pembuka Konteks:
Guru mengingatkan kembali siswa tentang topik yang dibahas di pertemuan berikutnya dan mempersilakan kelompok presenter untuk
menyiapkan presentasi.
5 ’
b. c.
d. Kegiatan Inti
Pengalaman: Kelompok presenter mempresentasikan materi
Siswa melakukan tanya jawab dengan kelompok presenter setelah presentasi selesai
Refleksi: Siswa menyimak panduan refleksi pribadi di modul sebagai persiapan
pembuatan esai di rumah. Aksi:
Siswa berdiskusi untuk merencanakan pembuatan majalah dinding berisi hasil refleksi dengan dipimpin ketua kelas.
20 ’
10 ’
15 ’
20 ’
e. f.
Kegiatan Penutup Evaluasi:
Siswa menyimak panduan evaluasi materi akhir bab untuk dikerjakan di rumah
Siswa mengisi evaluasi penampilan kelompok presenter dan evaluasi kinerja diri.
Guru menyimpulkan hasil presentasi dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan tugas evaluasi akhir bab dan memasang majalah dinding
untuk pertemuan berikutnya 1
5’
5 ’
90 ’
H. Media dan Sumber Belajar
Media: Video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI
Slide presentasi siswa Sumber:
Modul pembelajaran sejarah
I. Penilaian
1. Teknik: tes dan non-tes 2. Bentuk:
a. Tes: esai terlampir b. Non-tes: portofolio, observasi, proyek terlampir
J. Instrumen Penilaian
1. Tes tertulis: esai 2. Non-tes:
a. Lembar penilaian laporan diskusi kelompok b. Lembar pengamatan presentasi
c. Lembar pengamatan sikap d. Lembar penilaian refleksi
Yogyakarta, … Januari 2015 Mengetahui,
Maria Felicia Guru mata pelajaran
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN A. Kunci Jawaban Esai soal terdapat dalam modul
1. Indonesia belum bisa disebut sebagai sebuah negara pada 17 Agustus 1945 karena:
- Indonesia belum memenuhi syarat de facto pendirian suatu negara skor 1
- Indonesia sudah memiliki populasi rakyat, namun batasan wilayah Indonesia belum jelas dan
Indonesia belum memiliki struktur pemerintahankabinet yang berdaulat skor 2 2. Pada 18 Agustus 1945, Moh. Hatta mengajak beberapa perwakilan PPKI untuk berdiskusi sebelum
rapat dimulai. Apa latar belakang dan hasil dari pembahasan Moh. Haatta bersama beberapa perwakilan PPKI pada 18 Agustus adalah:
- Latar belakang: adanya informasi bahwa masyarakat Indonesia dari komunitas non muslim
keberatan dengan rumusan sementara Pembukaan UUD yang memuat poin kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya skor 2
- Hasil pembahasan menyepakati rumusan yang menjadi masalah tersebut diganti menjadi
Ketuhanan yang Mahaesa untuk mengakomodasi komuntias non muslim skor 2 3. Latar belakang Maklumat 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik di Indonesia:
- pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham demokrasi dan identik
dengan paham fasis yang sifatnya otoriter. skor 2 -
sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi Jawa Hokokai bentukan Jepang, sehingga diperkirakan pihak asing seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi
buatan Jepang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia sebagai negara baru yang membutuhkan dukungan internasional. skor 2
4. Latar belakang pertimbangan Pemerintah pada awalnya membentuk BKR sebagai organisasi semimiliter dan reaksi golongan pemuda terhadap keputusan Pemerintah tersebut:
- Latar belakang: Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan tentara nasional di tengah kondisi
Indonesia yang masih belum menentu justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu dan Jepang, dan jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum akan
mampu menghadapi serangan tersebut. skor 2 -
Reaksi pemuda: Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan semimiliter kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda yang menginginkan dibentuknya
organisasi tentara nasional. Sebagai respons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan perjuangan mandiri. skor 2
Nilai:
Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
D = 60 : Kurang
B. Lembar Penilaian Laporan Diskusi Kelompok
Aspek 1
2 3
4 Format
Format laporan sama sekali tidak
sesuai dengan 5 poin ketentuan.
Format laporan hanya sesuai
dengan 2 dari 5 poin ketentuan.
Format laporan sesuai dengan 3
atau lebih dari 5 poin ketentuan.
Format laporan sesuai dengan 5
poin ketentuan.
Tata Bahasa
Laporan memiliki lebih
dari 15 kesalahan eja atau tata
bahasa. Laporan
memiliki 10 - 15 kesalahan
eja atau tata bahasa.
Laporan memiliki 5 - 9
kesalahan eja atau tata
bahasa. Laporan
memiliki kurang dari 5
kesalahan eja atau tata
bahasa.
Sumber Isi laporan hanya
bersumber pada modul.
Isi laporan bersumber pada
modul dan sumber online.
Isi laporan bersumber pada
modul, sumber online, dan
sumber buku tambahan.
Laporan menggunakan
sumber modul, sumber online,
dan lebih dari 1 sumber buku
tambahan.
Isi: skor maksimal 58 1. Latar belakang pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia :
a. Indonesia belum memenuhi persyaratan pembentukan negara 2 poin
b. Syarat yang sudah terpenuhi: rakyat dan wilayah 2 poin
c. Syarat yang belum terpenuhi: pemerintah yang berdaulat 1 poin
2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? a.
Rapat PPKI 1 Penetapan UUD 3 poin
Presiden dan Wapres 2 poin b.
Rapat PPKI 2 Pembentukan kabinet 2 poin
Pembagian wilayah RI 2 poin c.
Rapat PPKI 3 Pembentukan KNIP: Posisi awal KNIP di pemerintahan, 3 poin
Pembentukan PNI: keputusan pemerintah terkait pembentukan PNI, status PNI sebagai partai tunggal 3 poin
Pembentukan BKR: status BKR semimiliter, tugas BKR 3 poin 3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama
Indonesia? a.
Rapat PPKI 1 Penetapan UUD: perubahan rumusan pembukaan UUD 5 poin
Presiden dan Wapres: Indonesia memiliki sistem presidensial, Soekarno sebagai presiden, Hatta sebagai wapres 3 poin
b. Rapat PPKI 2
Indonesia memenuhi syarat de facto pendirian negara dan bisa mulai melakukan diplomasi untuk memperoleh pengakuan dari negara lain 5 poin
c. Rapat PPKI 3
Pembentukan KNIP: Maklumat 16 Oktober, KNIP jadi badan legislatif sementara 4 poin Pembentukan PNI: muncul reaksi dari golongan Sjahrir, PNI dibatalkan 4 poin
Pembentukan BKR: muncul reaksi dari pemuda, berubah jadi TKR 4 poin
4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam situasi atau
peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan minimal 2 Menyebut 1 nilai luhur 1 poin
Penjelasan konteks nilai luhur 4 poin
Skor laporan diskusi : Nilai:
Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
D = 60 : Kurang
C. Lembar Pengamatan Presentasi Kelompok
Aspek 1
2 3
4 Penguasaan
materi Siswa hanya
membaca isi teks materi
presentasi, poin yang
disampaikan masih ada yang
kurang sesuai dengan panduan
presentasi. Siswa masih
banyak membaca teks
materi dengan sesekali
menggunakan bahasa sendiri,
poin yang disampaikan
masih ada yang kurang sesuai
dengan panduan
presentasi. Siswa masih
banyak membaca teks
materi dengan sesekali
menggunakan bahasa sendiri,
poin yang disampaikan
sesuai panduan presentasi.
Siswa dapat menyampaikan
sebagian besar materi dengan
bahasa sendiri, poin yang
disampaikan sesuai.panduan
presentasi.
Tutur kata dan tata
bahasa Tutur kata dan
tata bahasa siswa didominasi
penggunaan bahasa non
formal saat menyampaikan
materi maupun menjawab
pertanyaan peserta.
Siswa menggunakan
tutur bahasa baik saat
menyampaikan materi, namun
menjawab pertanyaan
peserta masih banyak
menggunakan bahasa non
formal. Siswa
menggunakan tutur bahasa
yang baik saat menyampaikan
materi maupun menjawab
pertanyaan peserta, hanya
menggunakan sedikit bahasa
non formal. Siswa
menggunakan tutur kata dan
tata bahasa yang baik saat
menyampaikan materi maupun
menjawab pertanyaan
peserta.
Tampilan media
presentasi Media presentasi
dibuat sama sekali tidak
sesuai dengan prinsip audio
visual Media
presentasi belum
menerapkan prinsip audio
visual pada setiap
slideaspek presentasi
Media presentasi
sudah menerapkan
prinsip audia visual sebagian
besar 70 slideaspek
presentasi. Setiap slide
media semua aspek
presentasi dibuat sesuai
prinsip audio visual.
Interaksi tanya-
jawab Siswa tidak
terlalu memperhatikan
tanggapan peserta, jawaban
yang diberikan tidak sesuai
dengan pertanyaan.
Siswa mendengarkan
tanggapan peserta dengan
penuh perhatian,
jawaban yang diberikan
belum sesuai dengan
pertanyaan. Siswa
mendengarkan tanggapan
peserta dengan penuh
perhatian, jawaban sudah
sesuai pertanyaan
namun kurang mendalam
Siswa mendengarkan
tanggapan peserta dengan
penuh perhatian,
jawaban mengena sesuai
pertanyaan dan dibahas
mendalam.
Bahasa tubuh
Siswa tidak melakukan
kontak mata dengan audiens,
sikap tubuh tidak siaptegap.
Siswa sesekali melakukan
kontak mata, sikap tubuh
tidak siaptegap,
Siswa banyak melakukan
kontak mata, sikap tubuh
masih kurang baik sesekali
tegap sesekali tidak.
Siswa banyak melakukan
kontak mata dengan peserta,
sikap selalu tubuh
siaptegap.
Skor observasi guru: Nilai:
Keterangan nilai: A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
D = 60 : Kurang
D. Lembar Pengamatan Sikap
No. Na ma
Observasi Sikap Total
Skor Nilai
Sikap religius Keterampilan sosial
Sikap doa
baik Reflek-
tif Sopan Bertanggung
Jawab Asertif
Kooperatif
Keterangan pengisian skor: 4 = Sangat baik; 3 = Baik; 2 = cukup; 1 = kurang
Nilai:
Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
D = 60 : Kurang
E. Lembar Penilaian Refleksi
1. Penilaian Refleksi pribadi
Aspek Poin
Isi alinea 1 Pendapat siswa yatidak = 1 poin
Penjelasan pendapat siswa = 4 poin Isi alinea 2
Contoh sikapnilai = 1 poin Penjelasan sikapnilai = 4 poin
Isi alinea 3 Contoh sikapnilai = 1 poin
Penjelasan sikapnilai = 4 poin Isi alinea 4
Contoh tindakan nyata = 1 poin Penjelasan tindakan nyata = 4 poin
Isi alinea 5 Contoh tindakan nyata = 1 poin
Penjelasan tindakan nyata = 4 poin Kesesuaian format
penulisan esai 1 poin
Identitas penulis 1 poin
Tata Bahasa Kesalahan ejatata bahasa ≤ 4 = 3 poin
Kesalahan ejatata bahasa 5 – 9 = 2 poin
Kesalahan ejatata bahasa ≥10 = 1 poin
Skor maksimal pribadi 30 poin
2. Penilaian Mading Kelas
Aspek Poin
Kesesuaian format 3 poin
Semua siswa mengumpulkan 5 poin
Contoh kasus dimuat 2 poin
Kreativitas Kerapian = 2 poin
Kebersihan = 2 poin Kemudahan membaca = 2 poin
Gambarornamen lainnya = 1 poin
Ketepatan waktu 3 poin
Skor maksimal mading 20 poin
Nilai: Skor pribadi + skor mading x 2
Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali
B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup
D = 60 : Kurang
M O D U L P E M B E L A J A R A N
Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keingi-
nan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa se-
bagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menun- jukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah. 3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini. 4.8. Menalar
peristiwa pembentukan
pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Competence 3.8.1
3.8.2 3.8.3
4.8.1 Siswa mampu menganalisis latar
belakang pembentukan pemerintahan per- tama RI.
Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI.
Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu menyajikan hasil analisis
terkait Pembentukan pemerintahan per- tama Republik Indonesia dalam bentuk
presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience
2.4.1
2.4.2
2.4.3 2.5.1
Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cin-
ta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerinta-
han pertama Indonesia Siswa mampu membandingkan pengama-
lan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang.
Siswa mampu menunjukkan perilaku ker- jasama, tanggung jawab, cinta damai da-
lam proses diskusi dan presentasi Siswa mampu menyelesaikan tugas
laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu
Compassion 1.1.1
1.1.2 Siswa mampu mendeskripsikan pendapat
keprihatinan terkait pengamalan nilai- nilai persatuan dalam kehidupan berbang-
sa dan bernegara saat ini Siswa mampu mendekripsikan sikap dan
bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan
dalam hidup sehari-hari.
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN
Competence 3.8.1
3.8.2 3.8.3
4.8.1 Menganalisis latar belakang pemben-
tukan pemerintahan pertama RI. Menguraikan kronologi pembentukan
pemerintahan pertama RI. Menganalisis dampak dari pembentukan
pemerintahan pertama RI bagi ke- hidupan berbangsa dan bernegara
Menyajikan hasil analisis terkait Pem- bentukan pemerintahan pertama Repub-
lik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis
Conscience 2.4.1
2.4.2
2.4.3 2.5.1
Mengidentifikasi contoh perilaku ker- jasama, tanggung jawab, cinta damai
yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan per-
tama Indonesia Membandingkan pengamalan perilaku
kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang.
Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam
proses diskusi dan presentasi Menyelesaikan tugas laporan diskusi
dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu
Compassion 1.1.1
1.1.2 Mendeskripsikan pendapatkeprihatinan
terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara saat ini Mendeskripsikan sikap dan bentuk
keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan da-
lam hidup sehari-hari.
Konten Hlm.
Kompetensi Dasar ………………………………………………………………… Indikator …………………………………………………………………………..
Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………….. Daftar isi …………………………………………………………………………..
Petunjuk Penggunaan Modul ...…………………………………………………… 2
2 2
3 4
PERTEMUAN 1 ………………………………………………………………….. A. Apersepsi ……………………………………………………………………...
B. Mari Menyimak ……………………………………………………………….
- Video Sosiodrama Fragmen Sidang PPKI C. Refleksi………………………………………………………………………..
D. Diskusikanlah ………………………………………………………………… - Petunjuk Diskusi ……………………………………………………………..
- Materi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI … E. Evaluasi ……………………………………………………………………….
5 6
6
6 7
7 8
15 PERTEMUAN 2 …………………………………………………………………..
A. Apersepsi ……………………………………………………………………... B. Mari Menyimak ……………………………………………………………….
- Petunjuk presentasi dan diskusi C. Refleksi …………………………………………………………………….….
- Contoh kasus ………………………………………………………………... - Panduan refleksi ……………………………………………………………..
D. Diskusikanlah ………………………………………………………….……… - Petunjuk diskusi
Rangkuman ……………………………………………………………………….. E. Evaluasi ……………………………………………………………………….
16 17
17
17 17
19 19
20 21
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 23
1. Modul ini disusun menurut Kurikulum 2013 dengan menggunakan model pembelajaran reflek- tif, yang membagi aktivitas belajar dalam lima aspek utama yaitu konteks, pengalaman, re-
fleksi, aksi, dan evaluasi. 2. Aktivitas belajar dalam konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi ditandai dengan blok
warna biru. Contoh:
3. Untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal dari setiap aktivitas belajar, siswa dapat:
Mengikuti alur kegiatan pembelajaran sesuai urutan di dalam modul ini.
Membaca setiap instruksi aktivitas dengan teliti dan mengikutinya.
Mengisikan dan mencatat ide, jawaban, pertanyaan, kesan, evaluasi, maupun hasil refleksi yang dipikirkan selama proses pembelajaran dalam kolom yang telah disediakan.
Bertanya pada guru apabila ada instruksi atau isi materi yang belum jelas.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
APERSEPSI MARI MENYIMAK
A. Konteks: Apersepsi, siswa bersama guru mengingat kembali konteks situasi nasional
dan internasional saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dan syarat-syarat terbentuknya Negara.
B. Pengalaman: Siswa menyimak video sosiodrama rapat PPKI
C. Refleksi: Siswa mengerjakan refleksi tentang video sosiodrama
D. Aksi: Siswa berdiskusi kelompok
E. Evaluasi: Siswa mengerjakan evaluasi kinerja kelompok dan evaluasi kinerja diri.
PERTEMUAN
2 X 45 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno telah memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mes- ki demikian, sudahkah Indonesia menjadi negara merdeka sepenuhnya?
Bangsa nation: sekelompok manusia yang dipersatukan oleh ikatan batinspiritual karena memiliki kesamaan sejarah masa lalu serta cita-cita masa depan, terlepas dari keragaman ras,
bahasa, letak geografis, agama, dan identitas lain yang terdapat di dalamnya.
negara state: sekelompok manusia yang mendiami suatu teritori dengan batas yang jelas dan memiliki pemerintahan sendiri.
Berdasarkan hasil Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara tahun 1933,disebutkan
syarat berdirinya sebuah negara berdaulat sebagai berikut:
}
Per 17 Agustus 1945, sudahkah Indonesia memenuhi semua syarat de facto pendirian sebuah
negara berdaulat? Jika sudah, berikan buktinya. Jika belum, tunjukan syarat mana yang belum terpenuhi. Jawaban:
……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………................................................................
........................................................................................................................................................................
Saksikan dan perhatikanlah interaksi para tokoh dalam video sosio-drama yang diputarkan guru Anda:
Pada paruh pertama video, akan disajikan potongan drama rapat Panitia Sembilan BPUPKI pada 22 Juni 1945 untuk menyegarkan ingatan Anda tentang apa saja yang sudah dipersiapkan para
Bapak Pendiri Bangsa sebelum proklamasi 17 Agustus 1945. Pada paruh kedua video, Anda akan menyaksikan rapat PPKI 18 Agustus 1945 ketika para Bapak
Pendiri Bangsa melakukan pembahasan terakhir sebelum mengesahkan Pembukaan UUD 1945.
Kesan saya setelah menyaksikan video rapat PPKI adalah …………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………...….
Memiliki populasi rakyat permanen
Memiliki teritoriwilayah yang jelas
Memiliki pemerintahan
Memiliki kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain
Syarat terbentuknya
negara berdaulat
B. MARI MENYIMAK
}
Syarat de facto, bersifat mutlak dan wajib dipenuhi.
Syarat de jure, baru bisa dipenuhi setelah syarat de
facto terpenuhi.
Tuliskanlah kesan Anda terhadap proses rapat yang ditampilkan dalam video tersebut. Anda bisa menuliskan hal-hal yang menurut Anda menarik, hal yang tidak Anda mengerti, kesan terhadap
kejadian atau interaksi antar tokoh dalam video, dan sebagainya. C. REFLEKSI
Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam kelompok beranggotakan 3-4 orang :
1. Bagaimana situasi yang melatarbelakangi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia?
2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? 3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama
Indonesia ? 4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama
proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam situasi atau peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan minimal 2 nilai luhur
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Anda bisa membaca dan memahami materi yang sudah dimuat dalam modul ini. Anda juga bisa mencari jawabannya dari sumber-sumber lain,
dengan tetap mempertimbangkan reliabilitas dan kredibilitas sumber yang Anda gunakan. D. DISKUSIKANLAH...
kan video yang telah saya saksikan adalah
……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………...
PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN DISKUSI
1. Tiap kelompok wajib membuat satu laporan hasil diskusi. 2. Aspek yang akan dinilai adalah kesesuaian format, tata bahasa, sumber, serta kontenjawaban
hasil diskusi 3. Laporan diskusi dibuat dengan format sebagai berikut:
Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen
Pendahuluan: berisi latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan yang dibahas dalam laporan pertanyaan diskusi
Isi: berisi penjabaran jawaban dari permasalahanpertanyaan yang didiskusikan
Penutup: berisi kesimpulan dari hasil diskusi
Daftar pustaka: berisi daftar rujukan sumber yang digunakan untuk dalam diskusi
Petunjuk pengerjaan laporan diskusi dan presentasi
PETUNJUK PEMBUATAN SLIDE PRESENTASI
1. Slide presentasi wajib dibuat hanya oleh kelompok yang memperoleh giliran presentasi. 2. Aspek yang akan dinilai dari slide presentasi adalah format, tata bahasa, serta tampilan slide
presentasi tampilan teks dan media pendukung seperti gambar, tabel, peta, dan sebagainya. 3. Slide presentasi dibuat dengan format sebagai berikut:
Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen
Pendahuluan: berisi poin inti latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan
yang dibahas dalam laporan pertanyaan diskusi
Isi: berisi poin inti jawaban dari permasalahanpertanyaan yang didiskusikan
Penutup: berisi poin inti kesimpulan dari hasil diskusi
Meski telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dalam praktiknya belum memiliki pemerintahan
yang berdaulat. Oleh karena itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indone- sia PPKI menyelenggarakan rapat pertamanya pada 18 Agustus 1945
di Gedung Kesenian Jakarta untuk mengesahkan pemerintahan dan un- dang-undang dasar yang akan mengatur segala aspek hidup berbangsa
dan bernegara Indonesia.
Perubahan rumusan dan pengesahan rancangan UUD 1945
Sebelum rapat ini dimulai, Muh. Hatta sempat mengajak beberapa anggota PPKI yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kas-
man Singodimejo, dan Mr. Teuku Hasan untuk mendiskusikan rancangan pembukaan UUD 1945 yang telah disusun oleh BPUPKI,
terutama pada bagian kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalan- kan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Muh. Hatta mengadakan
pertemuan pendahuluan ini karena pada malam sebelumnya, Muh. Hatta bertemu dengan seorang opsir Angkatan Laut Jepang yang menginfor-
masikan bahwa wakil-wakil warga Protestan dan Katolik di wilayah In- donesia Timur keberatan dengan rumusan tersebut dan merasa bahwa
rumusan kalimat tersebut hanya mengikat warga yang beragama Islam. Jika rumusan yang demikian tetap tercantum dalam UUD, hal tersebut
akan dianggap sebagai suatu bentuk diskriminasi dan warga non-Muslim lebih memilih untuk berdiri di luar Republik Indonesia.
Dalam musyawarah bersama beberapa perwakilan PPKI ini, disepa- kati bahwa semangat Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI tidak
akan hilang bila rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan
yang mahaesa”. Perubahan ini disepakati oleh kelima anggota yang ber- musyawarah, untuk kemudian disampaikan dalam rapat PPKI dan di-
setujui secara bulat oleh anggota lengkap PPKI.
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN DAN KELENGKAPAN NEGARA PERTAMA REPUBLIK INDONESIA
1. Rapat PPKI 18 Agustus 1945
Gambar 1: Suasana rapat PPKI 18 Agustus 1945
Catata :
Pembentukan kabinet dan pembagian wilayah RI
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat un- tuk membahas kelengkapan pemerintahan RI. Dalam sidang ini, anggota
PPKI membicarakan soal struktur pemerintahan dan pembagian wilayah RI. Dari rapat kedua ini, disepakati bahwa kabinet pertama RI kan terdiri
dari 12 departemen kementerian dan wilayah RI akan dibagi menjadi delapan provinsi.
Adapun susunan pemerintahan pertama RI adalah sebagai berikut: Kabinet terdiri atas 12 menteri departemen dan 5 menteri negara:
Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah
Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo
Menteri Keuangan : Dr. Samsi Sastrowidagdo
per 26 September 1945 digantikan A.A. Maramis
Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Mr. Soepomo
Menteri Kemakmuran : Ir. R.P. Surachman
Menteri Keamanan Rakyat: Soeprijadi
Menteri Pertahanan : belum diangkat
Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo
Menteri Pengajaran : Ki Hadjar Dewantara
Menteri Penerangan : Mr. Amir Sjarifuddin
Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesoema Soemantri
Menteri Perhubungan : R. Abiskoesno Tjokrosoejoso
Menteri Negara : K.H. Wahid Hasyim
Menteri Negara : Dr. M. Amir
Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
Menteri Negara : Otto Iskandardinata
Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis
2. Rapat PPKI 19 Agustus 1945 Pemilihan presiden dan wakil presiden
Selain membahas UUD 1945, rapat PPKI pertama juga memilih presiden dan wakil presiden pertama RI. Salah satu peserta rapat, Otto
Iskandardinata mengusulkan Soekarno sebagai presiden dan Muh. Hatta sebagai wakil presiden.
Usulan Otto Iskandardinata ini disambut positif oleh seluruh peserta PPKI, sehingga akhirnya Soekarno dan Hatta dipilih sebagai presiden
dan wakil presiden secara aklamasi.
Gambar 2: Kabinet pertama Republik Indonesia
Catata :
Ketua Mahkamah Agung : Mr. Dr. Kusuma Atmadja
Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja
Sekretaris Negara : Mr. Gafar Pringgodigdo
Juru Bicara Negara : R. Soekarjo Wirjopranoto
Sementara itu, pembagian wilayah RI dan gubernur pertamanya se- bagai berikut:
Provinsi Sumatra : Mr. Teuku Mohammad Hassan
Provinsi Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo
Provinsi Jawa Tengah : R. Pandji Soeroso
Provinsi Jawa Timur : R.M. Soerjo
Provinsi Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja
Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary
Provinsi Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangie
Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor
Indonesia memenuhi syarat pembentukan negara
Dengan terbentuknya kabinet pemerintahan dan pembagian wila- yah , maka Indonesia sudah memenuhi syarat pembentukan negara yaitu
rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut, maka Indonesia sudah bisa mulai bisa menjalan-
kan fungsi sebagai negara dan berusaha memenuhi syarat de jure pendirian negara, yaitu pengakuan dari negara lain.
Masa lima tahun pertama kemerdekaan Indonesia juga merupakan masa yang menentukan dalam perjuangan penegakan kemerdekaan In-
donesia, yang turut menentukan karakter dari kebijakan politik luar negeri Indonesia. Pada lima tahun pertama ini, Kementerian Luar Negeri
Indonesia memiliki tugas antara lain untuk mengusahakan simpati dan dukungan masyarakat internasional, menggalang solidaritas teman-
teman di segala bidang dan dengan berbagai macam upaya memperoleh dukungan dan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia.
Catata :
KESULTANAN YOGYAKARTA BERGABUNG DENGAN REPUBLIK INDONESIA
Di Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono IX selaku Sultan Yogyakarta mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi sebagai berikut:
1. Bahwa Negeri Ngayogyakarto hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia.
2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat, dan oleh karena itu
berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mulai saat
ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnya kami pegang seluruhnya.
3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia bersifat
langsung dan kami bertanggungjawab atas Negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia.
Kami memerintahkan supaya segenap penduduk dalam negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mengindahkan amanat kami ini.
Nyayogyakarto Hadiningrat, 28 Puasa, Ehe, 1876 5 September 1945
HAMENGKUBUWONO IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat. Rapat ini menghasilkan 3 keputusan, yaitu:
Pembentukan Komite Nasional Indonesia dari tingkat pusat hing- ga daerah
Pembentukan Partai Nasional Indonesia PNI
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat BKR
3.1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
Komite nasional Indonesia KNI dibentuk sebagai upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan ke-
merdekaan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. KNI terdiri atas Komite Nasional Indonesia Pusat yang berada di Jakarta serta KNI lokal di se-
tiap provinsi di Indonesia, dengan tugas utama membantu presiden da- lam menjalankan pemerintahan.
KNIP diresmikan dan dilantik anggotanya pada 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Dalam sidang pertamanya,
KNIP membentuk struktur kepemimpinan sebagai berikut: Ketua
: Mr. Kasman Singodimejo Wakil Ketua I : Sutardjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II : Mr. J. Latuharhary Wakil Ketua III: Adam Malik
KNIP Menjadi Badan Legislatif Sementara
Dalam perkembangannya, muncul ketidakpuasan terhadap sistem kabinet presidensial dari golongan pemuda pimpinan Sutan Sjahrir. Go-
longan ini kemudian mendorong anggota KNIP lainnya untuk mengajukan petisi kepada Soekarno dan Hatta, yang berisi tuntutan pem-
berian status Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR kepada KNIP. KNIP kemudian menyelenggarakan rapat pleno pada 16 Oktober 1945,
yang kemudian mendesak Hatta untuk mengeluarkan Maklumat no. X Tahun 1945 pada tanggal yang sama. Maklumat no. X tahun 1945 yang
dikeluarkan pada 16 Oktober ini berisi ketetapan bahwa sebelum ter- bentuknya MPR dan DPR, kekuasaan legislatif berada di tangan KNIP.
KNIP juga turut menetapkan Garis Besar Haluan Negara GBHN. Pelaksanaan tugas harian KNIP akan dijalankan oleh sebuah Badan
Pekerja KNIP BP-KNIP, yang akhirnya dibentuk dan dipimpin oleh Sutan Sjahrir sebagai ketua dan Amir Syarifuddin sebagai wakil.
Gambar 3: Presiden Soekarno menyampaikan amanat dalam pelantikan anggota KNIP di Gedung Kesenian Jakarta, 29 Agustus 1945
Catata :
BP-KNIP kemudian mengeluarkan Pengumuman No. 5 Tanggal 11 November 1945 yang berisi peralihan pertanggungjawaban para men-
teri, dari awalnya kepada presiden menjadi kepada BP-KNIP. Presiden Soekarno kemudian menyetujui dan menindaklanjutinya dengan menge-
luarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. Dampak dari maklumat ini adalah sistem kabinet presidensial berganti menjadi
sistem kabinet parle- menter. BP-KNIP lalu
mencalonkan Sutan
Sjahrir sebagai perdana menteri, diikuti dengan
jatuhnya kabinet presi- densial Soekarno-Hatta
dan digantikan dengan kabinet
parlementer dengan Sutan Sjahrir
sebagai perdana men- teri.
3.2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia
Pada rapat tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menyetujui pemben- tukan Partai Nasional Indonesia PNI dan pada tanggal pada 29 Agustus
1945 diumumkan pengurus lengkapnya yaitu Ir. Soekarno Pemimpin Besar Pertama, Drs. Moh. Hatta Pemimpin Besar Kedua, Mr. Gatot
Tarunamihardja Pemimpin Umum atau Ketua Partai, Abikusno Tjokrosoejoso Ketua Umum Seksi Politik, dan dr. Moewardi Ketua
Seksi Organisasi.
Penolakan PNI sebagai partai tunggal
Pembentukan PNI sebagai partai tunggal di Indonesia mengundang reaksi penolakan dari banyak pihak. Penolakan paling
keras berasal dari Sutan Sjahrir dan kelompoknya dengan alasan:
pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham demokrasi dan identik dengan paham fasis yang sifatnya otoriter.
sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi Jawa Hokokai bentukan Jepang, sehingga diperkirakan pihak asing
seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi buatan Je- pang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia
sebagai negara baru yang membutuhkan dukungan internasional. Karena besarnya reaksi penolakan, pada 1 September 1945 pembentukan
PNI dibatalkan dan gagasan satu partai ini tidak pernah dibahas kembali.
RI menganut sistem multipartai
Pada akhir Oktober 1945, Soekarno, Hatta, beserta beberapa tokoh nasional memutuskan untuk mendukung usulan Sjahrir selaku ketua BP-
KNIP untuk membuat sistem multipartai di Indonesia. Pemerintah kemudian mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang
ditandatangi wakil presiden pada 3 November 1945. Dikeluarkannya maklumat ini juga bertujuan untuk menunjukkan kepada pihak asing,
Gambar 4: Suasana rapat Badan Pekerja KNIP pada Oktober 1945.
Catata :
BKR sebagai badan semimiliter
Pemerintah menyepakati pembentukan lembaga yang bertugas menjaga kemanana rakyat, yang kemudian diberi nama Badan Keamanan
Rakyat BKR pada 22 Agustus 1945. BKR dibentuk sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang BPKKP, yaitu organisasi
yang berujuan memelihara keselamatan masyarakat dan merawat para korban perang.
Dengan demikian, BKR bukan angkatan bersenjata atau badan militer, melainkan hanya semimiliter. Pertimbangan Pemerintah terkait
status BKR ini karena Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan ten- tara nasional di tengah kondisi Indonesia yang masih belum menentu
justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu dan Jepang, dan jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum
akan mampu menghadapi serangan tersebut. Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan
semimiliter kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda yang menginginkan dibentuknya organisasi tentara nasional. Sebagai re-
spons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan perjuangan mandiri seperti Komite van Aksi yang bermarkas di Jalan menteng 31
Jakarta, Barisan Banteng, Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi KRIS, Pemuda Indonesia Maluku PIM, Hizbullah, Pemuda Sosialis Indonesia
Pesindo, Tentara Pelajar TP, Tentara Republik Indonesia Pelajar TRIP, serta berbagai badan perjuangan di berbagai wilayah Indonesia.
BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat TKR
Situasi yang semakin genting akibat kedatangan tentara Sekutu untuk melucuti sisa-sisa kekuatan Jepang di Indonesia akhirnya men-
dorong Pemerintah untuk mengeluarkan maklumat pada 5 Oktober 1945 yang berisikan peningkatan fungsi BKR menjadi angkatan militer dengan
nama Tentara Keamanan Rakyat TKR. Wapres Muh. Hatta kemudian memanggil mantan perwira KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo untuk me-
nyusun organisasi ketentaraan ini. Mantan perwira PETA, Suprijadi, di- angkat Pemerintah menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Oerip Soemo-
hardjo diangkat menjadi Kepala Staf Umum TKR. Sampai dengan 20 Oktober 1945 Suprijadi masih belum hadir un-
tuk memenuhi tugasnya sebagai menteri, sehingga akhirnya jabatan Men- teri Keamanan Rakyat ad interim diisi oleh Moh. Suljoadikusumo. Situasi
yang semakin genting kemudian mendorong diadakannya konferensi TKR di Yogyakarta pada 12 November 1945.
3.3. Pembentukan Angkatan Bersenjata
Oerip Soemohardjo
1893-1948 adalah
seorang jenderal
anumerta dan kepala staf umum Tentara
Nasional Indonesia
pertama. Karier mili- ternya dimulai dengan
menjadi letnan dua di KNIL pada era penja-
jahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan
BKR kemudian diubah menjadi TKR, Oerip
ditetapkan sebagai
kepala staf umum pada 20 Oktober 1945. Oe-
rip juga menjadi sosok yang
mengusulkan agar Markas Tertinggi
TKR yang awalnya direncanakan di Pur-
wokerto dipindahkan ke Yogyakarta, yang
kini sudah menjadi Museum
Dharma Wiratama di Jalan
Jenderal Sudirman no. 75, Yogyakarta.
ganut sistem demokrasi, bukan negara boneka Jepang yang menganut fasisme. Adapun isi maklumat ini adalah:
1. Pemerintah menghendaki timbulnya partai-partai politik karena un- tuk memimpin segala aliran yang ada dalam masyarakat ke jalan
yang teratur. 2. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik telah tersusun
sebelum dilangsungkan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946.
VBanyumas terpilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR. TKR kemudian mengalami dua kali perubahan nama, yaitu menjadi
Tentara Keselamatan Rakyat menurut Penetapan Pemerintah tanggal 1 Jan- uari 1946 dan berubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia TRI ber-
dasarkan Maklumat pemerintah 24 Januari 1946. TRI sendiri terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut Republik Indonesia, dan Angkatan Udara
Republik Indonesia.
Agustus
Rapat PPKI : - Pe gesaha UUD
- Pe iliha preside da apres
Agustus
Rapat PPKI : - Pe
e tuka ka i et - Pe
agia ilayah RI
Agustus
Rapat PPKI : - Keputusa pe
e tuka KNIP, PNI, da BKR
Agustus
- Peres ia KNIP - Peres ia PNI
Septe er
- PNI se agai partai tu ggal di atalka
Okto er
BKR se i iliter diu ah e - jadi Te tara Kea a a Rakyat
iliter
Maklu at Okto er
- KNIP e jadi ada legislaif se e tara
Maklu at Nove er
- RI e ga ut siste uli- partai
Kronologi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI
Evaluasilah kinerja teman sekelompok Anda dalam proses diskusi kelompok. Berilah tanda cen- tang
pada kolom yang Anda rasa sesuai.
Nama te- man ang-
gota ke- lompok dan
nomor ab- sen
Keaktifan me- nyumbangkan
ide selama diskusi
Kemauan untuk berkompromi
atau menerima masukan lain
dari teman Kontribusi da-
lam proses penyu-sunan
laporan diskusi Total
Skor
Skor akhir = Total skor x 20
3
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
1 2
3 4
5
Acuan: 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = netralbiasa saja; 4 = baik; 5 = sangat baik
No Pernyataan Sangat
sesuai Sesuai Kurang
Sesuai Tidak
sesuai 1. Saya memahami isi video sosiodrama rapat
PPKI dengan baik. 2. Saya mampu mendeskripsikan kesan yang
saya peroleh setelah menonton video. 3. Saya memahami panduan diskusi yang
diberikan. 4. Saya memahami isi teks materi yang
disajikan. 5. Saya terlibat secara aktif dalam proses disku-
si kelompok. 6. Saya dapat menyimpulkan nilai-nilai atau
teladan hidup dari rangkaian peristiwa dan interaksi para Bapak Bangsa dalam proses
pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia.
Evaluasi Kinerja Diri Evaluasi Diskusi Kelompok
A. Konteks: Apersepsi, mengulas kembali materi yang dibahas pada pertemuan
sebelumnya B. Pengalaman:
Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab C. Refleksi:
Siswa mengerjakan esai refleksi personal D. Aksi:
Siswa merencanakan pembuatan majalah dinding klasikal E. Evaluasi:
Siswa mengerjakan evaluasi akhir bab, mengisi evaluasi presentasi dan evaluasi kinerja diri.
PERTEMUAN
2 X 45 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN