Saran KESIMPULAN DAN SARAN

52 4.8 kini. - Penetapan presiden dan wakil presiden  Rapat PPKI 19 Agustus 1945 - Pembentukan kabinet pertama - Pembagian daerah RI  Rapat PPKI 22 Agustus 1945 - Pembentukan KNIP - Pembentukan PNI - Pembentukan BKR Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.3 Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 4.8.1 Menyajikan hasil analisis terkait Pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis 2. Diskusi kelompok: - Siswa mendiskusikan pertanyaan panduan diskusi dalam kelompok Mengeksplorasi 3. Siswa mencari dan membahas sumber- sumber yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan panduan diskusi Mengasosiasi 4. Siswa menggunakan dan menganalisis informasi dari sumber untuk membuat laporan hasil diskusi. Mengkomunikasikan 5. Siswa menyusun laporan hasil diskusi dalam - Observasi presentasi dengan skala likert dan rubrik - Laporan diskusi kelompok dengan skala likert - Portofolio esai refleksi dengan rubrik penilaian - Proyek majalah dinding kelas dengan rubrik penilaian ajar sejarah Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. 53 2.4 2.5 Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. Conscience 2.4.1 Mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama Indonesia 2.4.2 Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. 2.4.3 Menunjukkan perilaku bentuk laporan tertulis kelompok: - Kelompok presenter membuat laporan kelompok dan slide presentasi. - Kelompok non- presenter membuat laporan diskusi tertulis saja. 6. Siswa mengisi refleksi pribadi Pertemuan 2 2 x 45 menit Mengamati 1. Siswa menyimak presentasi materi pembentukan pemerintahan pertama RI oleh kelompok presenter Menanya 2. Tanya-jawab dan klarifikasi antara kelompok presenter dan siswa lainnya. 54 kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi 2.5.1 Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu Mengeksplorasi 3. Siswa membaca contoh kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia saat ini Mengasosiasikan 4. Siswa membandingkan dan merefleksikan pengamalan nilai- nilai luhur hidup berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dan di masa sekarang berdasarkan kasus yang dibaca. Mengkomunikasikan 5. Siswa menampilkan hasil refleksi dalam bentuk esai dan majalah dinding. 6. Siswa mengerjakan evaluasi akhir bab. 55 1.1 Menghayati nilai- nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia. Compassion 1.1.1 Mendeskripsikan pendapatkeprihati nan terkait pengamalan nilai- nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini 1.1.2 Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari. LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA Satuan Pendidikan : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Wajib KelasSemester : XI1 Tema : Pembentukan Pemerintahan Pertama Republik Indonesia Alokasi waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia. 2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. 4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

C. Indikator Pembelajaran

Competence 3.8.1 Menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.2 Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.3 Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 4.8.1 Menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience 2.4.1 Mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama Indonesia 2.4.2 Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. 2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi 2.5.1 Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu Compassion 1.1.1 Mendeskripsikan pendapatkeprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini 1.1.2 Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

Competence 3.8.1 Siswa mampu menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.2 Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI 3.8.3 Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 4.8.1 Siswa mampu menyajikan hasil analisis terkait pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience 2.4.1 Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan pertama Indonesia 2.4.2 Siswa mampu membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. 2.4.3 Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi 2.5.1 Siswa mampu menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu Compassion 1.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan pendapatkeprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini 1.1.2 Siswa mampu Mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari.

E. Materi Pokok

Pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama RI

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran: pendekatan saintifik Model pembelajaran: pedagogi reflektif Metode pembelajaran: tanya-jawab, diskusi, presentasi, dan refleksi

G. Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan 1 No. Kegiatan Waktu a. Kegiatan Pembuka Konteks: Guru memandu siswa dalam kegiatan apersepsi tentang konsep negara dan kaitannya dengan kondisi Indonesia pada 17 Agustus 1945. 5’ b. c. d. Kegiatan Inti Pengalaman: Siswa menonton video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI. Refleksi: Siswa menuliskan kesan dan pelajaran yang ditangkap setelah menonton video. Aksi: Siswa melakukan diskusi kelompok mengikuti panduan diskusi di modul. 20’ 10’ 40’ e. f. Kegiatan Penutup Evaluasi: Siswa mengisi evaluasi kerja kelompok dan evaluasi kinerja diri. Guru menyimpulkan topik pembelajaran hari ini yaitu situasi Indonesia pasca proklamasi serta dinamika para Bapak Pendiri Bangsa dalam rapat PPKI dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan laporan diskusi di pertemuan berikutnya dan bagi kelompok presenter untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. 10’ 5’ 90’ 2. Pertemuan 2 No. Kegiatan Waktu a. Kegiatan Pembuka Konteks: Guru mengingatkan kembali siswa tentang topik yang dibahas di pertemuan berikutnya dan mempersilakan kelompok presenter untuk menyiapkan presentasi. 5 ’ b. c. d. Kegiatan Inti Pengalaman:  Kelompok presenter mempresentasikan materi  Siswa melakukan tanya jawab dengan kelompok presenter setelah presentasi selesai Refleksi: Siswa menyimak panduan refleksi pribadi di modul sebagai persiapan pembuatan esai di rumah. Aksi: Siswa berdiskusi untuk merencanakan pembuatan majalah dinding berisi hasil refleksi dengan dipimpin ketua kelas. 20 ’ 10 ’ 15 ’ 20 ’ e. f. Kegiatan Penutup Evaluasi:  Siswa menyimak panduan evaluasi materi akhir bab untuk dikerjakan di rumah  Siswa mengisi evaluasi penampilan kelompok presenter dan evaluasi kinerja diri. Guru menyimpulkan hasil presentasi dan mengingatkan siswa untuk mengumpulkan tugas evaluasi akhir bab dan memasang majalah dinding untuk pertemuan berikutnya 1 5’ 5 ’ 90 ’

H. Media dan Sumber Belajar

Media: Video sosiodrama Fragmen Sidang PPKI Slide presentasi siswa Sumber: Modul pembelajaran sejarah

I. Penilaian

1. Teknik: tes dan non-tes 2. Bentuk: a. Tes: esai terlampir b. Non-tes: portofolio, observasi, proyek terlampir

J. Instrumen Penilaian

1. Tes tertulis: esai 2. Non-tes: a. Lembar penilaian laporan diskusi kelompok b. Lembar pengamatan presentasi c. Lembar pengamatan sikap d. Lembar penilaian refleksi Yogyakarta, … Januari 2015 Mengetahui, Maria Felicia Guru mata pelajaran LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN A. Kunci Jawaban Esai soal terdapat dalam modul 1. Indonesia belum bisa disebut sebagai sebuah negara pada 17 Agustus 1945 karena: - Indonesia belum memenuhi syarat de facto pendirian suatu negara skor 1 - Indonesia sudah memiliki populasi rakyat, namun batasan wilayah Indonesia belum jelas dan Indonesia belum memiliki struktur pemerintahankabinet yang berdaulat skor 2 2. Pada 18 Agustus 1945, Moh. Hatta mengajak beberapa perwakilan PPKI untuk berdiskusi sebelum rapat dimulai. Apa latar belakang dan hasil dari pembahasan Moh. Haatta bersama beberapa perwakilan PPKI pada 18 Agustus adalah: - Latar belakang: adanya informasi bahwa masyarakat Indonesia dari komunitas non muslim keberatan dengan rumusan sementara Pembukaan UUD yang memuat poin kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya skor 2 - Hasil pembahasan menyepakati rumusan yang menjadi masalah tersebut diganti menjadi Ketuhanan yang Mahaesa untuk mengakomodasi komuntias non muslim skor 2 3. Latar belakang Maklumat 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik di Indonesia: - pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham demokrasi dan identik dengan paham fasis yang sifatnya otoriter. skor 2 - sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi Jawa Hokokai bentukan Jepang, sehingga diperkirakan pihak asing seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi buatan Jepang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia sebagai negara baru yang membutuhkan dukungan internasional. skor 2 4. Latar belakang pertimbangan Pemerintah pada awalnya membentuk BKR sebagai organisasi semimiliter dan reaksi golongan pemuda terhadap keputusan Pemerintah tersebut: - Latar belakang: Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan tentara nasional di tengah kondisi Indonesia yang masih belum menentu justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu dan Jepang, dan jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum akan mampu menghadapi serangan tersebut. skor 2 - Reaksi pemuda: Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan semimiliter kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda yang menginginkan dibentuknya organisasi tentara nasional. Sebagai respons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan perjuangan mandiri. skor 2 Nilai: Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup D = 60 : Kurang

B. Lembar Penilaian Laporan Diskusi Kelompok

Aspek 1 2 3 4 Format Format laporan sama sekali tidak sesuai dengan 5 poin ketentuan. Format laporan hanya sesuai dengan 2 dari 5 poin ketentuan. Format laporan sesuai dengan 3 atau lebih dari 5 poin ketentuan. Format laporan sesuai dengan 5 poin ketentuan. Tata Bahasa Laporan memiliki lebih dari 15 kesalahan eja atau tata bahasa. Laporan memiliki 10 - 15 kesalahan eja atau tata bahasa. Laporan memiliki 5 - 9 kesalahan eja atau tata bahasa. Laporan memiliki kurang dari 5 kesalahan eja atau tata bahasa. Sumber Isi laporan hanya bersumber pada modul. Isi laporan bersumber pada modul dan sumber online. Isi laporan bersumber pada modul, sumber online, dan sumber buku tambahan. Laporan menggunakan sumber modul, sumber online, dan lebih dari 1 sumber buku tambahan. Isi: skor maksimal 58 1. Latar belakang pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia : a. Indonesia belum memenuhi persyaratan pembentukan negara 2 poin b. Syarat yang sudah terpenuhi: rakyat dan wilayah 2 poin c. Syarat yang belum terpenuhi: pemerintah yang berdaulat 1 poin 2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? a. Rapat PPKI 1  Penetapan UUD 3 poin  Presiden dan Wapres 2 poin b. Rapat PPKI 2  Pembentukan kabinet 2 poin  Pembagian wilayah RI 2 poin c. Rapat PPKI 3  Pembentukan KNIP: Posisi awal KNIP di pemerintahan, 3 poin  Pembentukan PNI: keputusan pemerintah terkait pembentukan PNI, status PNI sebagai partai tunggal 3 poin  Pembentukan BKR: status BKR semimiliter, tugas BKR 3 poin 3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? a. Rapat PPKI 1  Penetapan UUD: perubahan rumusan pembukaan UUD 5 poin  Presiden dan Wapres: Indonesia memiliki sistem presidensial, Soekarno sebagai presiden, Hatta sebagai wapres 3 poin b. Rapat PPKI 2  Indonesia memenuhi syarat de facto pendirian negara dan bisa mulai melakukan diplomasi untuk memperoleh pengakuan dari negara lain 5 poin c. Rapat PPKI 3  Pembentukan KNIP: Maklumat 16 Oktober, KNIP jadi badan legislatif sementara 4 poin  Pembentukan PNI: muncul reaksi dari golongan Sjahrir, PNI dibatalkan 4 poin  Pembentukan BKR: muncul reaksi dari pemuda, berubah jadi TKR 4 poin 4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam situasi atau peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan minimal 2  Menyebut 1 nilai luhur 1 poin  Penjelasan konteks nilai luhur 4 poin Skor laporan diskusi : Nilai: Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup D = 60 : Kurang

C. Lembar Pengamatan Presentasi Kelompok

Aspek 1 2 3 4 Penguasaan materi Siswa hanya membaca isi teks materi presentasi, poin yang disampaikan masih ada yang kurang sesuai dengan panduan presentasi. Siswa masih banyak membaca teks materi dengan sesekali menggunakan bahasa sendiri, poin yang disampaikan masih ada yang kurang sesuai dengan panduan presentasi. Siswa masih banyak membaca teks materi dengan sesekali menggunakan bahasa sendiri, poin yang disampaikan sesuai panduan presentasi. Siswa dapat menyampaikan sebagian besar materi dengan bahasa sendiri, poin yang disampaikan sesuai.panduan presentasi. Tutur kata dan tata bahasa Tutur kata dan tata bahasa siswa didominasi penggunaan bahasa non formal saat menyampaikan materi maupun menjawab pertanyaan peserta. Siswa menggunakan tutur bahasa baik saat menyampaikan materi, namun menjawab pertanyaan peserta masih banyak menggunakan bahasa non formal. Siswa menggunakan tutur bahasa yang baik saat menyampaikan materi maupun menjawab pertanyaan peserta, hanya menggunakan sedikit bahasa non formal. Siswa menggunakan tutur kata dan tata bahasa yang baik saat menyampaikan materi maupun menjawab pertanyaan peserta. Tampilan media presentasi Media presentasi dibuat sama sekali tidak sesuai dengan prinsip audio visual Media presentasi belum menerapkan prinsip audio visual pada setiap slideaspek presentasi Media presentasi sudah menerapkan prinsip audia visual sebagian besar 70 slideaspek presentasi. Setiap slide media semua aspek presentasi dibuat sesuai prinsip audio visual. Interaksi tanya- jawab Siswa tidak terlalu memperhatikan tanggapan peserta, jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan. Siswa mendengarkan tanggapan peserta dengan penuh perhatian, jawaban yang diberikan belum sesuai dengan pertanyaan. Siswa mendengarkan tanggapan peserta dengan penuh perhatian, jawaban sudah sesuai pertanyaan namun kurang mendalam Siswa mendengarkan tanggapan peserta dengan penuh perhatian, jawaban mengena sesuai pertanyaan dan dibahas mendalam. Bahasa tubuh Siswa tidak melakukan kontak mata dengan audiens, sikap tubuh tidak siaptegap. Siswa sesekali melakukan kontak mata, sikap tubuh tidak siaptegap, Siswa banyak melakukan kontak mata, sikap tubuh masih kurang baik sesekali tegap sesekali tidak. Siswa banyak melakukan kontak mata dengan peserta, sikap selalu tubuh siaptegap. Skor observasi guru: Nilai: Keterangan nilai: A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup D = 60 : Kurang

D. Lembar Pengamatan Sikap

No. Na ma Observasi Sikap Total Skor Nilai Sikap religius Keterampilan sosial Sikap doa baik Reflek- tif Sopan Bertanggung Jawab Asertif Kooperatif Keterangan pengisian skor: 4 = Sangat baik; 3 = Baik; 2 = cukup; 1 = kurang Nilai: Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup D = 60 : Kurang

E. Lembar Penilaian Refleksi

1. Penilaian Refleksi pribadi Aspek Poin Isi alinea 1 Pendapat siswa yatidak = 1 poin Penjelasan pendapat siswa = 4 poin Isi alinea 2 Contoh sikapnilai = 1 poin Penjelasan sikapnilai = 4 poin Isi alinea 3 Contoh sikapnilai = 1 poin Penjelasan sikapnilai = 4 poin Isi alinea 4 Contoh tindakan nyata = 1 poin Penjelasan tindakan nyata = 4 poin Isi alinea 5 Contoh tindakan nyata = 1 poin Penjelasan tindakan nyata = 4 poin Kesesuaian format penulisan esai 1 poin Identitas penulis 1 poin Tata Bahasa Kesalahan ejatata bahasa ≤ 4 = 3 poin Kesalahan ejatata bahasa 5 – 9 = 2 poin Kesalahan ejatata bahasa ≥10 = 1 poin Skor maksimal pribadi 30 poin 2. Penilaian Mading Kelas Aspek Poin Kesesuaian format 3 poin Semua siswa mengumpulkan 5 poin Contoh kasus dimuat 2 poin Kreativitas Kerapian = 2 poin Kebersihan = 2 poin Kemudahan membaca = 2 poin Gambarornamen lainnya = 1 poin Ketepatan waktu 3 poin Skor maksimal mading 20 poin Nilai: Skor pribadi + skor mading x 2 Keterangan nilai : A = 80-100 : Baik Sekali B = 70-79 : Baik C = 60-69 : Cukup D = 60 : Kurang M O D U L P E M B E L A J A R A N Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama Republik Indonesia 1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keingi- nan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa se- bagai karunia Tuhan yang Mahaesa terhadap bangsa dan negara Indonesia. 2.4. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan menun- jukkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.5. Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini. 4.8. Menalar peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. Competence 3.8.1 3.8.2 3.8.3 4.8.1 Siswa mampu menganalisis latar belakang pembentukan pemerintahan per- tama RI. Siswa mampu menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI. Siswa mampu menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu menyajikan hasil analisis terkait Pembentukan pemerintahan per- tama Republik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience 2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.5.1 Siswa mampu mengidentifikasi contoh perilaku kerjasama, tanggung jawab, cin- ta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerinta- han pertama Indonesia Siswa mampu membandingkan pengama- lan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. Siswa mampu menunjukkan perilaku ker- jasama, tanggung jawab, cinta damai da- lam proses diskusi dan presentasi Siswa mampu menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu Compassion 1.1.1 1.1.2 Siswa mampu mendeskripsikan pendapat keprihatinan terkait pengamalan nilai- nilai persatuan dalam kehidupan berbang- sa dan bernegara saat ini Siswa mampu mendekripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan dalam hidup sehari-hari. INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN Competence 3.8.1 3.8.2 3.8.3 4.8.1 Menganalisis latar belakang pemben- tukan pemerintahan pertama RI. Menguraikan kronologi pembentukan pemerintahan pertama RI. Menganalisis dampak dari pembentukan pemerintahan pertama RI bagi ke- hidupan berbangsa dan bernegara Menyajikan hasil analisis terkait Pem- bentukan pemerintahan pertama Repub- lik Indonesia dalam bentuk presentasi lisan dan laporan tertulis Conscience 2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.5.1 Mengidentifikasi contoh perilaku ker- jasama, tanggung jawab, cinta damai yang ditunjukkan para pejuang selama proses pembentukan pemerintahan per- tama Indonesia Membandingkan pengamalan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa awal kemerdekaan dengan di masa sekarang. Menunjukkan perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai dalam proses diskusi dan presentasi Menyelesaikan tugas laporan diskusi dan presentasi dengan usaha sendiri dan tepat waktu Compassion 1.1.1 1.1.2 Mendeskripsikan pendapatkeprihatinan terkait pengamalan nilai-nilai persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini Mendeskripsikan sikap dan bentuk keterlibatan yang bisa diterapkan untuk mengamalkan nilai-nilai persatuan da- lam hidup sehari-hari. Konten Hlm. Kompetensi Dasar ………………………………………………………………… Indikator ………………………………………………………………………….. Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………….. Daftar isi ………………………………………………………………………….. Petunjuk Penggunaan Modul ...…………………………………………………… 2 2 2 3 4 PERTEMUAN 1 ………………………………………………………………….. A. Apersepsi ……………………………………………………………………... B. Mari Menyimak ………………………………………………………………. - Video Sosiodrama Fragmen Sidang PPKI C. Refleksi……………………………………………………………………….. D. Diskusikanlah ………………………………………………………………… - Petunjuk Diskusi …………………………………………………………….. - Materi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI … E. Evaluasi ………………………………………………………………………. 5 6 6 6 7 7 8 15 PERTEMUAN 2 ………………………………………………………………….. A. Apersepsi ……………………………………………………………………... B. Mari Menyimak ………………………………………………………………. - Petunjuk presentasi dan diskusi C. Refleksi …………………………………………………………………….…. - Contoh kasus ………………………………………………………………... - Panduan refleksi …………………………………………………………….. D. Diskusikanlah ………………………………………………………….……… - Petunjuk diskusi Rangkuman ……………………………………………………………………….. E. Evaluasi ………………………………………………………………………. 16 17 17 17 17 19 19 20 21 Daftar Pustaka …………………………………………………………………….. 23 1. Modul ini disusun menurut Kurikulum 2013 dengan menggunakan model pembelajaran reflek- tif, yang membagi aktivitas belajar dalam lima aspek utama yaitu konteks, pengalaman, re- fleksi, aksi, dan evaluasi. 2. Aktivitas belajar dalam konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi ditandai dengan blok warna biru. Contoh: 3. Untuk bisa mendapatkan manfaat maksimal dari setiap aktivitas belajar, siswa dapat:  Mengikuti alur kegiatan pembelajaran sesuai urutan di dalam modul ini.  Membaca setiap instruksi aktivitas dengan teliti dan mengikutinya.  Mengisikan dan mencatat ide, jawaban, pertanyaan, kesan, evaluasi, maupun hasil refleksi yang dipikirkan selama proses pembelajaran dalam kolom yang telah disediakan.  Bertanya pada guru apabila ada instruksi atau isi materi yang belum jelas. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL APERSEPSI MARI MENYIMAK A. Konteks: Apersepsi, siswa bersama guru mengingat kembali konteks situasi nasional dan internasional saat proklamasi kemerdekaan Indonesia dan syarat-syarat terbentuknya Negara. B. Pengalaman: Siswa menyimak video sosiodrama rapat PPKI C. Refleksi: Siswa mengerjakan refleksi tentang video sosiodrama D. Aksi: Siswa berdiskusi kelompok E. Evaluasi: Siswa mengerjakan evaluasi kinerja kelompok dan evaluasi kinerja diri. PERTEMUAN 2 X 45 menit KEGIATAN PEMBELAJARAN Pada 17 Agustus 1945, Soekarno telah memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mes- ki demikian, sudahkah Indonesia menjadi negara merdeka sepenuhnya?  Bangsa nation: sekelompok manusia yang dipersatukan oleh ikatan batinspiritual karena memiliki kesamaan sejarah masa lalu serta cita-cita masa depan, terlepas dari keragaman ras, bahasa, letak geografis, agama, dan identitas lain yang terdapat di dalamnya.  negara state: sekelompok manusia yang mendiami suatu teritori dengan batas yang jelas dan memiliki pemerintahan sendiri. Berdasarkan hasil Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara tahun 1933,disebutkan syarat berdirinya sebuah negara berdaulat sebagai berikut: } Per 17 Agustus 1945, sudahkah Indonesia memenuhi semua syarat de facto pendirian sebuah negara berdaulat? Jika sudah, berikan buktinya. Jika belum, tunjukan syarat mana yang belum terpenuhi. Jawaban: ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………................................................................ ........................................................................................................................................................................ Saksikan dan perhatikanlah interaksi para tokoh dalam video sosio-drama yang diputarkan guru Anda: Pada paruh pertama video, akan disajikan potongan drama rapat Panitia Sembilan BPUPKI pada 22 Juni 1945 untuk menyegarkan ingatan Anda tentang apa saja yang sudah dipersiapkan para Bapak Pendiri Bangsa sebelum proklamasi 17 Agustus 1945. Pada paruh kedua video, Anda akan menyaksikan rapat PPKI 18 Agustus 1945 ketika para Bapak Pendiri Bangsa melakukan pembahasan terakhir sebelum mengesahkan Pembukaan UUD 1945. Kesan saya setelah menyaksikan video rapat PPKI adalah ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………...….  Memiliki populasi rakyat permanen  Memiliki teritoriwilayah yang jelas  Memiliki pemerintahan  Memiliki kapasitas untuk menjalin hubungan dengan negara lain Syarat terbentuknya negara berdaulat B. MARI MENYIMAK } Syarat de facto, bersifat mutlak dan wajib dipenuhi. Syarat de jure, baru bisa dipenuhi setelah syarat de facto terpenuhi. Tuliskanlah kesan Anda terhadap proses rapat yang ditampilkan dalam video tersebut. Anda bisa menuliskan hal-hal yang menurut Anda menarik, hal yang tidak Anda mengerti, kesan terhadap kejadian atau interaksi antar tokoh dalam video, dan sebagainya. C. REFLEKSI Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam kelompok beranggotakan 3-4 orang : 1. Bagaimana situasi yang melatarbelakangi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? 2. Bagaimana kronologi pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? 3. Bagaimana dampak dari proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia ? 4. Nilai-nilai luhur kehidupan apa saja yang telah ditunjukkan para Bapak Pendiri Bangsa selama proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia? Jelaskan dalam situasi atau peristiwa apa saja nilai-nilai luhur tersebut ditunjukkan minimal 2 nilai luhur Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Anda bisa membaca dan memahami materi yang sudah dimuat dalam modul ini. Anda juga bisa mencari jawabannya dari sumber-sumber lain, dengan tetap mempertimbangkan reliabilitas dan kredibilitas sumber yang Anda gunakan. D. DISKUSIKANLAH... kan video yang telah saya saksikan adalah ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………... PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN DISKUSI 1. Tiap kelompok wajib membuat satu laporan hasil diskusi. 2. Aspek yang akan dinilai adalah kesesuaian format, tata bahasa, sumber, serta kontenjawaban hasil diskusi 3. Laporan diskusi dibuat dengan format sebagai berikut:  Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen  Pendahuluan: berisi latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan yang dibahas dalam laporan pertanyaan diskusi  Isi: berisi penjabaran jawaban dari permasalahanpertanyaan yang didiskusikan  Penutup: berisi kesimpulan dari hasil diskusi  Daftar pustaka: berisi daftar rujukan sumber yang digunakan untuk dalam diskusi Petunjuk pengerjaan laporan diskusi dan presentasi PETUNJUK PEMBUATAN SLIDE PRESENTASI 1. Slide presentasi wajib dibuat hanya oleh kelompok yang memperoleh giliran presentasi. 2. Aspek yang akan dinilai dari slide presentasi adalah format, tata bahasa, serta tampilan slide presentasi tampilan teks dan media pendukung seperti gambar, tabel, peta, dan sebagainya. 3. Slide presentasi dibuat dengan format sebagai berikut:  Judul disertai nama anggota kelompok dan nomor absen  Pendahuluan: berisi poin inti latar belakang pembuatan laporan dan rumusan permasalahan yang dibahas dalam laporan pertanyaan diskusi  Isi: berisi poin inti jawaban dari permasalahanpertanyaan yang didiskusikan  Penutup: berisi poin inti kesimpulan dari hasil diskusi Meski telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dalam praktiknya belum memiliki pemerintahan yang berdaulat. Oleh karena itu, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indone- sia PPKI menyelenggarakan rapat pertamanya pada 18 Agustus 1945 di Gedung Kesenian Jakarta untuk mengesahkan pemerintahan dan un- dang-undang dasar yang akan mengatur segala aspek hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Perubahan rumusan dan pengesahan rancangan UUD 1945 Sebelum rapat ini dimulai, Muh. Hatta sempat mengajak beberapa anggota PPKI yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kas- man Singodimejo, dan Mr. Teuku Hasan untuk mendiskusikan rancangan pembukaan UUD 1945 yang telah disusun oleh BPUPKI, terutama pada bagian kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalan- kan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Muh. Hatta mengadakan pertemuan pendahuluan ini karena pada malam sebelumnya, Muh. Hatta bertemu dengan seorang opsir Angkatan Laut Jepang yang menginfor- masikan bahwa wakil-wakil warga Protestan dan Katolik di wilayah In- donesia Timur keberatan dengan rumusan tersebut dan merasa bahwa rumusan kalimat tersebut hanya mengikat warga yang beragama Islam. Jika rumusan yang demikian tetap tercantum dalam UUD, hal tersebut akan dianggap sebagai suatu bentuk diskriminasi dan warga non-Muslim lebih memilih untuk berdiri di luar Republik Indonesia. Dalam musyawarah bersama beberapa perwakilan PPKI ini, disepa- kati bahwa semangat Piagam Jakarta yang telah disahkan BPUPKI tidak akan hilang bila rumusan “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan yang mahaesa”. Perubahan ini disepakati oleh kelima anggota yang ber- musyawarah, untuk kemudian disampaikan dalam rapat PPKI dan di- setujui secara bulat oleh anggota lengkap PPKI. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN DAN KELENGKAPAN NEGARA PERTAMA REPUBLIK INDONESIA

1. Rapat PPKI 18 Agustus 1945

Gambar 1: Suasana rapat PPKI 18 Agustus 1945 Catata : Pembentukan kabinet dan pembagian wilayah RI Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat un- tuk membahas kelengkapan pemerintahan RI. Dalam sidang ini, anggota PPKI membicarakan soal struktur pemerintahan dan pembagian wilayah RI. Dari rapat kedua ini, disepakati bahwa kabinet pertama RI kan terdiri dari 12 departemen kementerian dan wilayah RI akan dibagi menjadi delapan provinsi. Adapun susunan pemerintahan pertama RI adalah sebagai berikut: Kabinet terdiri atas 12 menteri departemen dan 5 menteri negara:  Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah  Menteri Luar Negeri : Mr. Achmad Soebardjo  Menteri Keuangan : Dr. Samsi Sastrowidagdo per 26 September 1945 digantikan A.A. Maramis  Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Mr. Soepomo  Menteri Kemakmuran : Ir. R.P. Surachman  Menteri Keamanan Rakyat: Soeprijadi  Menteri Pertahanan : belum diangkat  Menteri Kesehatan : dr. Boentaran Martoatmodjo  Menteri Pengajaran : Ki Hadjar Dewantara  Menteri Penerangan : Mr. Amir Sjarifuddin  Menteri Sosial : Mr. Iwa Koesoema Soemantri  Menteri Perhubungan : R. Abiskoesno Tjokrosoejoso  Menteri Negara : K.H. Wahid Hasyim  Menteri Negara : Dr. M. Amir  Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono  Menteri Negara : Otto Iskandardinata  Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis

2. Rapat PPKI 19 Agustus 1945 Pemilihan presiden dan wakil presiden

Selain membahas UUD 1945, rapat PPKI pertama juga memilih presiden dan wakil presiden pertama RI. Salah satu peserta rapat, Otto Iskandardinata mengusulkan Soekarno sebagai presiden dan Muh. Hatta sebagai wakil presiden. Usulan Otto Iskandardinata ini disambut positif oleh seluruh peserta PPKI, sehingga akhirnya Soekarno dan Hatta dipilih sebagai presiden dan wakil presiden secara aklamasi. Gambar 2: Kabinet pertama Republik Indonesia Catata :  Ketua Mahkamah Agung : Mr. Dr. Kusuma Atmadja  Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja  Sekretaris Negara : Mr. Gafar Pringgodigdo  Juru Bicara Negara : R. Soekarjo Wirjopranoto Sementara itu, pembagian wilayah RI dan gubernur pertamanya se- bagai berikut:  Provinsi Sumatra : Mr. Teuku Mohammad Hassan  Provinsi Jawa Barat : Sutardjo Kartohadikusumo  Provinsi Jawa Tengah : R. Pandji Soeroso  Provinsi Jawa Timur : R.M. Soerjo  Provinsi Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja  Provinsi Maluku : Mr. J. Latuharhary  Provinsi Sulawesi : Dr. G.S.S.J. Ratulangie  Provinsi Kalimantan : Ir. Pangeran Mohammad Noor Indonesia memenuhi syarat pembentukan negara Dengan terbentuknya kabinet pemerintahan dan pembagian wila- yah , maka Indonesia sudah memenuhi syarat pembentukan negara yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Dengan terpenuhinya syarat-syarat tersebut, maka Indonesia sudah bisa mulai bisa menjalan- kan fungsi sebagai negara dan berusaha memenuhi syarat de jure pendirian negara, yaitu pengakuan dari negara lain. Masa lima tahun pertama kemerdekaan Indonesia juga merupakan masa yang menentukan dalam perjuangan penegakan kemerdekaan In- donesia, yang turut menentukan karakter dari kebijakan politik luar negeri Indonesia. Pada lima tahun pertama ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia memiliki tugas antara lain untuk mengusahakan simpati dan dukungan masyarakat internasional, menggalang solidaritas teman- teman di segala bidang dan dengan berbagai macam upaya memperoleh dukungan dan pengakuan atas kemerdekaan Indonesia. Catata : KESULTANAN YOGYAKARTA BERGABUNG DENGAN REPUBLIK INDONESIA Di Yogyakarta Sultan Hamengkubuwono IX selaku Sultan Yogyakarta mengeluarkan sebuah pernyataan yang berbunyi sebagai berikut: 1. Bahwa Negeri Ngayogyakarto hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah Daerah Istimewa dari Negara Republik Indonesia. 2. Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnya kami pegang seluruhnya. 3. Bahwa perhubungan antara Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia bersifat langsung dan kami bertanggungjawab atas Negeri kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaya segenap penduduk dalam negeri Ngayogyakarto Hadiningrat mengindahkan amanat kami ini. Nyayogyakarto Hadiningrat, 28 Puasa, Ehe, 1876 5 September 1945 HAMENGKUBUWONO IX Sri Sultan Hamengkubuwono IX Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali mengadakan rapat. Rapat ini menghasilkan 3 keputusan, yaitu:  Pembentukan Komite Nasional Indonesia dari tingkat pusat hing- ga daerah  Pembentukan Partai Nasional Indonesia PNI  Pembentukan Badan Keamanan Rakyat BKR

3.1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia

Komite nasional Indonesia KNI dibentuk sebagai upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan ke- merdekaan yang berdasarkan kedaulatan rakyat. KNI terdiri atas Komite Nasional Indonesia Pusat yang berada di Jakarta serta KNI lokal di se- tiap provinsi di Indonesia, dengan tugas utama membantu presiden da- lam menjalankan pemerintahan. KNIP diresmikan dan dilantik anggotanya pada 29 Agustus 1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Dalam sidang pertamanya, KNIP membentuk struktur kepemimpinan sebagai berikut: Ketua : Mr. Kasman Singodimejo Wakil Ketua I : Sutardjo Kartohadikusumo Wakil Ketua II : Mr. J. Latuharhary Wakil Ketua III: Adam Malik KNIP Menjadi Badan Legislatif Sementara Dalam perkembangannya, muncul ketidakpuasan terhadap sistem kabinet presidensial dari golongan pemuda pimpinan Sutan Sjahrir. Go- longan ini kemudian mendorong anggota KNIP lainnya untuk mengajukan petisi kepada Soekarno dan Hatta, yang berisi tuntutan pem- berian status Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR kepada KNIP. KNIP kemudian menyelenggarakan rapat pleno pada 16 Oktober 1945, yang kemudian mendesak Hatta untuk mengeluarkan Maklumat no. X Tahun 1945 pada tanggal yang sama. Maklumat no. X tahun 1945 yang dikeluarkan pada 16 Oktober ini berisi ketetapan bahwa sebelum ter- bentuknya MPR dan DPR, kekuasaan legislatif berada di tangan KNIP. KNIP juga turut menetapkan Garis Besar Haluan Negara GBHN. Pelaksanaan tugas harian KNIP akan dijalankan oleh sebuah Badan Pekerja KNIP BP-KNIP, yang akhirnya dibentuk dan dipimpin oleh Sutan Sjahrir sebagai ketua dan Amir Syarifuddin sebagai wakil. Gambar 3: Presiden Soekarno menyampaikan amanat dalam pelantikan anggota KNIP di Gedung Kesenian Jakarta, 29 Agustus 1945 Catata : BP-KNIP kemudian mengeluarkan Pengumuman No. 5 Tanggal 11 November 1945 yang berisi peralihan pertanggungjawaban para men- teri, dari awalnya kepada presiden menjadi kepada BP-KNIP. Presiden Soekarno kemudian menyetujui dan menindaklanjutinya dengan menge- luarkan Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945. Dampak dari maklumat ini adalah sistem kabinet presidensial berganti menjadi sistem kabinet parle- menter. BP-KNIP lalu mencalonkan Sutan Sjahrir sebagai perdana menteri, diikuti dengan jatuhnya kabinet presi- densial Soekarno-Hatta dan digantikan dengan kabinet parlementer dengan Sutan Sjahrir sebagai perdana men- teri.

3.2. Pembentukan Partai Nasional Indonesia

Pada rapat tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menyetujui pemben- tukan Partai Nasional Indonesia PNI dan pada tanggal pada 29 Agustus 1945 diumumkan pengurus lengkapnya yaitu Ir. Soekarno Pemimpin Besar Pertama, Drs. Moh. Hatta Pemimpin Besar Kedua, Mr. Gatot Tarunamihardja Pemimpin Umum atau Ketua Partai, Abikusno Tjokrosoejoso Ketua Umum Seksi Politik, dan dr. Moewardi Ketua Seksi Organisasi. Penolakan PNI sebagai partai tunggal Pembentukan PNI sebagai partai tunggal di Indonesia mengundang reaksi penolakan dari banyak pihak. Penolakan paling keras berasal dari Sutan Sjahrir dan kelompoknya dengan alasan:  pembentukan PNI sebagai partai tunggal bertentangan dengan paham demokrasi dan identik dengan paham fasis yang sifatnya otoriter.  sebagian besar anggota PNI merupakan bekas anggota organisasi Jawa Hokokai bentukan Jepang, sehingga diperkirakan pihak asing seperti Sekutu akan menganggap PNI sebagai organisasi buatan Je- pang. Kesalahpahaman seperti ini bisa merugikan posisi Indonesia sebagai negara baru yang membutuhkan dukungan internasional. Karena besarnya reaksi penolakan, pada 1 September 1945 pembentukan PNI dibatalkan dan gagasan satu partai ini tidak pernah dibahas kembali. RI menganut sistem multipartai Pada akhir Oktober 1945, Soekarno, Hatta, beserta beberapa tokoh nasional memutuskan untuk mendukung usulan Sjahrir selaku ketua BP- KNIP untuk membuat sistem multipartai di Indonesia. Pemerintah kemudian mengeluarkan Maklumat Pemerintah yang ditandatangi wakil presiden pada 3 November 1945. Dikeluarkannya maklumat ini juga bertujuan untuk menunjukkan kepada pihak asing, Gambar 4: Suasana rapat Badan Pekerja KNIP pada Oktober 1945. Catata : BKR sebagai badan semimiliter Pemerintah menyepakati pembentukan lembaga yang bertugas menjaga kemanana rakyat, yang kemudian diberi nama Badan Keamanan Rakyat BKR pada 22 Agustus 1945. BKR dibentuk sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang BPKKP, yaitu organisasi yang berujuan memelihara keselamatan masyarakat dan merawat para korban perang. Dengan demikian, BKR bukan angkatan bersenjata atau badan militer, melainkan hanya semimiliter. Pertimbangan Pemerintah terkait status BKR ini karena Pemerintah berpendapat bahwa pembentukan ten- tara nasional di tengah kondisi Indonesia yang masih belum menentu justru berisiko mengundang serangan dari tentara Sekutu dan Jepang, dan jika hal tersebut sampai terjadi diperkirakan kekuatan nasional belum akan mampu menghadapi serangan tersebut. Keputusan pemerintah membentuk BKR hanya sebagai badan semimiliter kemudian menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pemuda yang menginginkan dibentuknya organisasi tentara nasional. Sebagai re- spons , para pemuda kemudian membentuk badan-badan perjuangan mandiri seperti Komite van Aksi yang bermarkas di Jalan menteng 31 Jakarta, Barisan Banteng, Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi KRIS, Pemuda Indonesia Maluku PIM, Hizbullah, Pemuda Sosialis Indonesia Pesindo, Tentara Pelajar TP, Tentara Republik Indonesia Pelajar TRIP, serta berbagai badan perjuangan di berbagai wilayah Indonesia. BKR menjadi Tentara Keamanan Rakyat TKR Situasi yang semakin genting akibat kedatangan tentara Sekutu untuk melucuti sisa-sisa kekuatan Jepang di Indonesia akhirnya men- dorong Pemerintah untuk mengeluarkan maklumat pada 5 Oktober 1945 yang berisikan peningkatan fungsi BKR menjadi angkatan militer dengan nama Tentara Keamanan Rakyat TKR. Wapres Muh. Hatta kemudian memanggil mantan perwira KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo untuk me- nyusun organisasi ketentaraan ini. Mantan perwira PETA, Suprijadi, di- angkat Pemerintah menjadi Menteri Keamanan Rakyat dan Oerip Soemo- hardjo diangkat menjadi Kepala Staf Umum TKR. Sampai dengan 20 Oktober 1945 Suprijadi masih belum hadir un- tuk memenuhi tugasnya sebagai menteri, sehingga akhirnya jabatan Men- teri Keamanan Rakyat ad interim diisi oleh Moh. Suljoadikusumo. Situasi yang semakin genting kemudian mendorong diadakannya konferensi TKR di Yogyakarta pada 12 November 1945.

3.3. Pembentukan Angkatan Bersenjata

Oerip Soemohardjo 1893-1948 adalah seorang jenderal anumerta dan kepala staf umum Tentara Nasional Indonesia pertama. Karier mili- ternya dimulai dengan menjadi letnan dua di KNIL pada era penja- jahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka dan BKR kemudian diubah menjadi TKR, Oerip ditetapkan sebagai kepala staf umum pada 20 Oktober 1945. Oe- rip juga menjadi sosok yang mengusulkan agar Markas Tertinggi TKR yang awalnya direncanakan di Pur- wokerto dipindahkan ke Yogyakarta, yang kini sudah menjadi Museum Dharma Wiratama di Jalan Jenderal Sudirman no. 75, Yogyakarta. ganut sistem demokrasi, bukan negara boneka Jepang yang menganut fasisme. Adapun isi maklumat ini adalah: 1. Pemerintah menghendaki timbulnya partai-partai politik karena un- tuk memimpin segala aliran yang ada dalam masyarakat ke jalan yang teratur. 2. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik telah tersusun sebelum dilangsungkan pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946. VBanyumas terpilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR. TKR kemudian mengalami dua kali perubahan nama, yaitu menjadi Tentara Keselamatan Rakyat menurut Penetapan Pemerintah tanggal 1 Jan- uari 1946 dan berubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia TRI ber- dasarkan Maklumat pemerintah 24 Januari 1946. TRI sendiri terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut Republik Indonesia, dan Angkatan Udara Republik Indonesia. Agustus Rapat PPKI : - Pe gesaha UUD - Pe iliha preside da apres Agustus Rapat PPKI : - Pe e tuka ka i et - Pe agia ilayah RI Agustus Rapat PPKI : - Keputusa pe e tuka KNIP, PNI, da BKR Agustus - Peres ia KNIP - Peres ia PNI Septe er - PNI se agai partai tu ggal di atalka Okto er BKR se i iliter diu ah e - jadi Te tara Kea a a Rakyat iliter Maklu at Okto er - KNIP e jadi ada legislaif se e tara Maklu at Nove er - RI e ga ut siste uli- partai Kronologi Pembentukan Pemerintahan dan Kelengkapan Negara Pertama RI Evaluasilah kinerja teman sekelompok Anda dalam proses diskusi kelompok. Berilah tanda cen- tang  pada kolom yang Anda rasa sesuai. Nama te- man ang- gota ke- lompok dan nomor ab- sen Keaktifan me- nyumbangkan ide selama diskusi Kemauan untuk berkompromi atau menerima masukan lain dari teman Kontribusi da- lam proses penyu-sunan laporan diskusi Total Skor Skor akhir = Total skor x 20 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Acuan: 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = netralbiasa saja; 4 = baik; 5 = sangat baik No Pernyataan Sangat sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak sesuai 1. Saya memahami isi video sosiodrama rapat PPKI dengan baik. 2. Saya mampu mendeskripsikan kesan yang saya peroleh setelah menonton video. 3. Saya memahami panduan diskusi yang diberikan. 4. Saya memahami isi teks materi yang disajikan. 5. Saya terlibat secara aktif dalam proses disku- si kelompok. 6. Saya dapat menyimpulkan nilai-nilai atau teladan hidup dari rangkaian peristiwa dan interaksi para Bapak Bangsa dalam proses pembentukan pemerintahan dan kelengkapan negara pertama Indonesia. Evaluasi Kinerja Diri Evaluasi Diskusi Kelompok A. Konteks: Apersepsi, mengulas kembali materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya B. Pengalaman: Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab C. Refleksi: Siswa mengerjakan esai refleksi personal D. Aksi: Siswa merencanakan pembuatan majalah dinding klasikal E. Evaluasi: Siswa mengerjakan evaluasi akhir bab, mengisi evaluasi presentasi dan evaluasi kinerja diri. PERTEMUAN 2 X 45 menit KEGIATAN PEMBELAJARAN