Jenis-jenis Rasio Keuangan Perbankan

Menurut Skousen 1991 : 595, tujuan analisis rasio dapat dilihat dari sudut pandang pemakainya, sebagai contoh kreditor berkepentingan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban pada periode berjalan dan memerlukan informasi mengenai hubungan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semua pemakai sangat berkepentingan dalam profitabilitas dan mengharapkan untuk memperoleh informasi mengenai hubungan laba dengan kewajiban dan aktiva pemilik. Selain itu menurut Prastowo 1995 : 54, analisis rasio juga bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya.

2.2.5. Jenis-jenis Rasio Keuangan Perbankan

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank dan kinerja suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank tersebut. Laporan ini sangat berguna bagi pihak internal dan pihak eksternal guna mengetahui kondisi dan kinerja bank tersebut. Agar laporan keuangan bank dapat dibaca sehingga menjadi berguna bagi pihak internal dan eksternal, maka perlu dilakukan analis terlebih dahulu dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Menurut Martono 2004 : 81, jenis-jenis rasio keuangan perbankan antara lain: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Rasio Likuiditas Bank dapat dikatakan likuid apabila bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi likuiditasnya, bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari kebutuhan likuiditasnya tetapi mempunyai aset atau aktiva lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya, bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang. Dalam rasio likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain: a. Quick Ratio, untuk mengetahui kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih likuid yang dimilikinya. b. Banking Ratio, untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. c. Loan to Assets Ratio, untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan aset bank yang tersedia. 2. Rasio Solvabilitas Capital Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Analisis solvabilitas digunakan untuk: 1 ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan. 2 sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, 3 alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan 4 dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi. Pada rasio permodalan, yang dapat diukur adalah capital adequacy ratio, untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. 3. Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio yang dapat diukur antara lain: a. Return on Assets ROA, rasio ini mengukur kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Biaya OperasionalPendapatan Operasional BOPO, rasio ini mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. c. Gross Profit Margin, rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. d. Net Profit Margin, rasio ini mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. 4. Rasio Risiko Usaha Bank Bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko-risiko ini dapat diukur secara kuantitatif antara lain dengan: a. Deposit Risk Ratio, rasio ini memperlihatkan risiko yang menunjukkan kemungkinan kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodala yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. b. Interest Rate Risk Ratio, rasio ini memperlihatkan risiko yang mengukur kemungkinan bunga yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank. 5. Rasio Efisiensi Usaha Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rasio efisiensi usaha berguna untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna. Rasio-rasio yang digunakan antara lain: a. Leverage Multiplier Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank di dalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. b. Asset Utilazation Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai untuk memperoleh total income. c. Operating Ratio, rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasionalnya dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan.

2.2.6. Rasio CAMEL