Rasio efisiensi usaha berguna untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor
produksinya dengan tepat guna dan hasil guna. Rasio-rasio yang digunakan antara lain:
a. Leverage Multiplier Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan
manajemen suatu bank di dalam mengelola aktiva yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank
harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. b.
Asset Utilazation Ratio, rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam memanfaatkan aktiva yang dikuasai
untuk memperoleh total income. c.
Operating Ratio, rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasionalnya dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank
untuk memperoleh pendapatan.
2.2.6. Rasio CAMEL
Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL Capital, Assets, Management,
Earnings, dan Liquidity. Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, earnings, dan liquidity dinilai dengan menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perbankan. Selain itu, rasio keuangan juga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Dalam hal ini akan dijelaskan rasio CAMEL dalam hubungannya dengan rasio keuangan.
1. Capital
Modal capital adalah dana yang diinvestasikan oleh
pemilik dalam pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi peraturan yang
ditetapkan. Permodalan sering disebut juga sebagai analisa solvabilitas yaitu sebagai ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban- kewajiban jika terjadi likuidasi bank Dendawijaya, 2000 : 122.
Fungsi modal bank yang paling utama adalah untuk memberikan perlindungan terhadap nasabah atas kemungkinan
terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang diperkirakan oleh bank Martono, 2002 : 84.
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia perihal kewajiban modal capital minimum bagi bank umum, diukur dari prosentase
tertentu dari aktiva tertimbang menurut resiko ATMR yang dapat dilihat dengan:
Capital Adequacy Ratio CAR Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana
dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang, dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan Dendawijaya, 2005 : 121. Capital Adequacy Ratio merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko. CAR menurut standar BIS Bank for International Settlements minimum sebesar 8, jika kurang dari itu maka akan
dikenakan denda oleh Bank Sentral Nurhafita dan Tintri, 2010 : 3. 2.
Assets Quality Menurut Dendawijaya 2001 : 144, assets quality adalah
semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan yang sesuai
dengan fungsinya, yang meliputi: 1.
Kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan. 2.
Surat-surat berharga. 3.
Penyertaan saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Tagihan pada bank lain.
Penilaian kualitas aktiva produktif terdiri dari Dendawijaya, 2001:153
1. Perbandingan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva
produktif dan jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan. 2.
Perbandingan rasio antara penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk dan penyisihan penghapusan aktiva
produktif yang wajib dibentuk. Menurut Dahlan Siamat 2001 : 134, aktiva produktif
adalah semua penanaman dana dalam rupiah dan valuta asing yang dimaksudkan untuk memperoleh pengahsilan sesuai dengan fungsinya.
Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya
operasional bank termasuk biaya bunga dan biaya tenaga kerja. Penilaian asset yang digunakan adalah menggunakan rasio
NPL Non Performing Loans. Rasio Non Performing Loans NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh bank. Kelangsungan hidup bank sangat tergantung pada kesiapan bank tersebut dalam menghadapi
kerugian sebagai akibat adanya kredit bermasalah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL di atas 5 maka bank tersebut tidak sehat.
3. Earnings
Earnings adalah kemampuan bank untuk mendapatkan keuntungan laba dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam
prosentase assets dan modal Muljono T., 1999 : 130. Laba yang diperoleh bank atas usaha yang dilakukan dari waktu ke waktu
haruslah mampu digunakan sebagai sumber dana internal generated funds guna menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul di
kemudian hari. Dengan demikian, akan dapat dipertahankan suatu struktur permodalan yang kuat, khususnya bagi kepentingan
pemeliharaan stabilitas posisi solvabilitasnya. Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank didasarkan pada dua
rasio dengan bobot yang sama, yaitu: 1.
Rasio perbandingan laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha ROA dalam periode
yang sama. Ratio Return on Assets ROA ini merupakan penilaian atas dasar kemampuan bank dalam memperoleh laba atau
penghasilan dari assets yang dimiliki. Hal ini digunakan untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menilai sejauh mana assets yang dimiliki oleh bank dapat menghasilkan return.
2. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
dalam periode yang sama. Rasio ini merupakan perbandingan antara biaya operasional yang
menjadi beban bank terhadap pendapatan operasional bank selama periode tertentu yang bertujuan menilai efisiensi dan efektivitas
bank dalam menekan biaya operasional operating expense bank, karena dengan menekan pengeluaran untuk biaya operasional maka
laba akan meningkat. 4.
Liquidity Liquidity adalah kemampuan suatu bank untuk
menyediakan alat likuid untuk membayar segala kewajibannya serta penyediaan berbagai jenis likuid untuk meningkatkan kredit dan
menambah harta lainnya. Menurut Oliver G. Wood dan Robert J. Porter pengertian likuiditas
suatu bank adalah sebagai berikut: “Bank’s liquidity its ability to met deposit withdrawls, maturing it is
liabilities and loan request without delay”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ada beberapa kriteria yang secara murni dapat dipakai sebagai alat ukur dari suatu bank yang dikatakan likuid Muljono, 1999 : 249
yaitu: 1.
Bank yang bersangkutan mempunyai cash assets baik yang ada di rekening Bank Sentral atau rekening bank-bank lain yang
jumlahnya seimbang dengan perkiraan kebutuhan likuiditasnya. 2.
Apabila cash assets yang dimiliki tersebut kurang memadai, tetapi bank yang bersangkutan juga memiliki assets lain
terutama surat-surat berharga yang dapat ditunaikan dengan segera tanpa mengalami kerugian.
3. Bank yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
memperoleh cash assets dengan menciptakan hutang-hutang baru dengan segera.
Penilaian atas likuiditas bank didasarkan pada rasio Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban
bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan
kredit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar.
2.2.7. Laba