BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia internasional pengungsi telah dikenal sejak lama dimana pengungsi merupakan sekumpulan kelompok orang yang meninggalkan negara
atau tempatnya akibat rasa takut dan rasa tidak nyaman yang mengancam keselamatan mereka. Pengungsi adalah persoalan klasik yang sering timbul dalam
sejarah peradaban umat manusia. Seperti terjadinya bencana alam dan pengungsi yang diakibatkan konflik bersenjata yang terjadi di negara atau tempatnya, serta
adanya rasa takut yang mengancam keselamatan mereka. Pengungsi yang melintasi batas negara dan masuk dalam suatu wilayah yang memiliki kedaulatan
memang pantas mendapat perhatian sebab merupakan persoalan universal Pada awalnya perpindahan penduduk secara domestik hanyalah sebuah
persoalan domestik suatu negara tetapi seiring dengan banyaknya negara yang menaruh perhatian terhadap persoalan ini sehingga kemudian menjadi persoalan
bersama. Ketika seorang pengungsi meninggalkan negara asalnya atau tempat tinggal sebelumnya, mereka meninggalkan sebagian besar hidup, rumah,
kepemilikan dan keluarganya. Permasalahan ini menimbulkan problematika salah satunya nasib orang-orang tersebut. Bagaimana mereka mampu bertahan dalam
kondisi yang sulit, bagaimana mereka mengusahakan kehidupan yang lebih baik untuk mereka sendiri dan keturunanya sebab Pengungsi tersebut tidak dapat
dilindungi oleh negara asalnya karena mereka terpaksa meninggalkan negaranya.
1
Karena itu, perlindungan dan bantuan kepada mereka menjadi tanggung jawab komunitas internasional.
1
PBB memperingatkan bahwa masalah pengungsi kini kian kompleks. Konflik lama yang tak kunjung tuntas membuat para pengungsi tak bisa kembali
Kerjasama antar negara penting untuk mengatasi masalah pengungsi, terutama jika terjadi perpindahan massal yang mendadak menyeberangi
perbatasan negara. Gerakan internasional bisa mengurangi beban yang ditanggung negara-negara perbatasan secara signifikan, upaya yang dilakukan dapat berupa
penyelesaian krisis politik di negara asal pengungsi, bantuan dan keuangan serta materi kepada negara-negara pemberi suaka untuk membantu pengungsi.
Perwujudan kepedulian Internasional dimulai pada tahun 1951 dimana diadakannya suatu Konvensi Internasional mengenai status pengungsi dan pada
tahun 1967 diadakanya konvensi internasional juga mengenai status pengungsi. Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa selanjutnya disebut PBB
mencatat, sekitar 15,4 juta orang dipaksa mengungsi meninggalkan negara mereka. Sementara 27 juta orang tercatat dipaksa mengungsi di dalam negara
mereka sendiri. PBB mencatat bahwa sebagian besar pengungsi ada di negara- negara miskin. PBB mencatat sepertiga pengungsi dunia berasal dari Afghanistan.
Jumlah pengungsi terbesar berikutnya berasal dari Irak, Somalia, Kongo dan Sudan. Laporan itu juga mengungkapkan bahwa empat dari lima pengungsi di
dunia tinggal di negara miskin seperti Pakistan, Iran dan Suriah.
1
UNHCR : Pengungsi. Sebagaimana dimuat di dalam http:www.unhcr.or.ididsiapa-
yang-kami-bantupengungsi diakses pada tanggal 18 Februari 2015
ke kampung halamannya. Sementara konflik baru menimbulkan gelombang pengungsi baru.
2
United Nations High Commissioner for Refugees UNHCR hadir sebagai lembaga internasional yang dibawahi oleh PBB untuk mengatasi permasalahan
pengungsi. UNHCR dibentuk pada Desember 1950, yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan Konvensi Pengungsi 1951, yang dikukuhkan
kembali pada 2001. Sejak didirikan, UNHCR telah membantu lebih dari 50 juta pengungsi dengan memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan,
Dalam perjalanan sejarah kemudian dikenal adanya organisasi internasional yang dibentuk oleh PBB. Sebelumnya lembaga yang khusus
menangani pengungsi bernama IRO The International Refugees Organization dan setelah beberapakali mengalami masa fluktuasi sampai akhirnya lembaga
yang paling eksis adalah lembaga terakhir yang dibentuk dengan nama United Nations High Commisioner for Refugee selanjutnya disebut UNHCR di bentuk
berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB No. 428 V, dan keberadaannya diakui sejak bulan Januari 1951. Awal pembentukan UNHCR adalah untuk masa tiga
tahun yaitu dari 1 Januari 1951 namun masa kerja itu diperpanjang sampai dengan 31 Desember 1953. Tetapi karena lembaga ini dipandang punya kapabilitas dalam
menangani pengungsi maka beberapa waktu berikutnya masa kerjanya diperpanjang.
2
Pengungsi Dunia Capai Jumlah Tertinggi dalam 15 tahun Terakhir.Sebagaimana di muat di dalam http:www.dw.depengungsi-dunia-capai-jumlah-tertinggi-dalam-15-tahun-
terakhira-15272110 diakses pada tanggal 24 Februari 2015
penampungan, dan bantuan medis, dan lembaga ini dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1954 dan 1981.
3
Beberapa kasus permohonan pengungsi yang pernah ditangani oleh UNHCR diantaranya yaitu pengungsi asal Irak di Amerika pada tahun 2003
pengungsi asal Afrika, Timur Tengah, dan Asia di Perancis pada tahun 1990, serta pengungsi asal Afrika yang datang ke Belanda, Yunani, dan Italia. Untuk kasus di
Indonesia, UNHCR pertama kali menangani kedatangan pengungsi asal Vietnam dan Kamboja yang melarikan diri ke negara-negara di Asia Tenggara dengan
menggunakan perahu. Manusia pengungsi asal Vietnam ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan manusia perahu. Jumlah manusia perahu yang semakin
meningkat mendorong PBB untuk menyelenggarakan Konferensi Internasional di Jenewa pada bulan Juli 1979.
4
Dalam melaksanakan tugasnya, UNHCR berpedoman kepada mandat yang diberikan oleh Majelis Umum PBB dan Economic and Social Council
ECOSOC. Dalam Statuta UNHCR tahun 1951 menyebutkan tentang fungsi utama UNHCR adalah “Memberikan perlindungan internasional dan mencari
solusi permanen untuk masalah pengungsi dengan membantu pemerintah untuk memfasilitasi pemulangan sukarela para pengungsi tersebut, atau asimilasi mereka
dalam komunitas-komunitas nasional baru”. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut UNHCR kemudian melakukan koordinasi, membuat penghubung dengan
pemerintah-pemerintah, Badan khusus PBB, LSM dan organisasi-organisasi antar pemerintah untuk UNHCR mencari solusi permanen terhadap beragam masalah
3
Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafperty, Pengantar Politik Global, Bandung:Nusa Media, 2012, hlm. 748.
4
Wagiman, Hukum Pengungsi Internasional, Jakarta:Sinar Grafika, 2012,hlm.167
yang dihadapi oleh para pengungsi sebagi bentuk kepedulian internasional terhadap pengungsi Internasional.
Berdasarkan uraian diatas makan penulis melakukan penelitian dengan
judul “ Kewenangan United Nation High Comissioner for Refugees UNHCR dalam Perlindungan Konflik Suriah di Wilayah Turki
“
B. Perumusan Masalah