Kawasan Afrika Kawasan Amerika Latin

negaranya, juga termasuk dokumen perjalanan. Konvensi ini juga mengatur tentang para pelaut seamen yang tidak memiliki warga negara. 5. The Convention on the Reduction of Statlessness 1961 Konvensi ini disahkan pada tanggal 30 Agustus tahun 1961 melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 896 IX tanggal 4 Desember 1954. Konvensi tahun 1961 terdiri dari 21 Pasal. Secara garis besar mengatur tentang pengurangan terhadap jumlah orag-orang yang tidak memiliki warga negara didalam wilayah Negara Pihak dengan memberikan status kewarganegaraan terhadap anak-anak mereka yang lahir di negara itu. Pemberian status kewarganegaraan itu merupakan suatu kewajiban yang diberikan oleh Konvensi tahun 1961 dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku di negara itu. Suatu hal yang patut diketahui adalah terhadap anak-anak yang lahir dari orang-orang yang tidak memiliki status warga negara diatas sebuah kapal laut, pesawat udara dianggap lahir di dalam wilayah Negara bendera di negara mana pesawat atau kapal itu didaftarkan. Konvensi ini juga mengatur tentang hilangnya status kewarganegaraan dari orang-orang yang tidak memiliki warga negara melalui perkawinan, berakhirnya perkawinan atau karena mendapatkan status kewarganegaraan yang lain. 27

6. Kawasan Afrika

Dalam kawasan ini terdapat sebuah instrument yang mengatur tentang masalah pengungsi yang ada di afrika yaitu Convention Governing the Specific Aspects of Refugees Problems in Africa. Konvensi ini disahkan dalam siding luar 27 Document Series Symbol: STHR, Secretariat Center for Human Rights. biasa keenam Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan pada 10 September 1969 di Addis Ababa. Latar belakang lahirnya konvensi ini adalah banyaknya pengungsi yang timbul di Negara-negara Afrika. Konvensi ini memperluas pengertian pengungsi dan pengertian yang sudah ada di dalam konvensi 1951 dan protokol 1967. Pada Pasal 1 ayat 2 Convention Governing the specific Aspects of Refugees Problems in Africa, definisi pengungsi meliputi mereka yang menjadi pengungsi akibat agresi, pendudukan, dominasi asing atau peristiwa-peristiwa yang menyebabkan terganggunya ketertiban umum baik disebagian atau diseluruh wilayah Negara. Pasal 1 ayat 2 menyatakan sebagai berikut : For the purposes of this convention, the term “refugees” shall also aplly to every person who, owing to well-founded fear of being persecuted for reasons of race, religion, nationality, membership of a particular social group or political opinion, is outside the country of his nationality an is unable or, owing to such fear, is unwilling to avail himself of the protection of that country, or who, not having a nationality and being outside the country of his former habitual residences as a results of such event in unable or, owing to such fear, is unwilling. Konvensi ini mengatur tentang pemberian tempat tinggal pengungsi; 28 kewajiban pengungsi terhadap Negara dimana ia ditempatkan; 29 prinsip non diskriminasi terhadap pengungsi; 30 pemulangan pengungsi secara sukarela; 31 serta dokumen perjalanan untuk pengungsi. 32 28 Convention Governing the Specific Aspect of Refugees Problems in Africa, Pasal 2 ayat 5 29 Ibid., Pasal 3 ayat 1 30 Ibid., Pasal 4 31 Ibid., Pasal 5 ayat 1 32 Ibid., Pasal 6 ayat 1

7. Kawasan Amerika Latin

Seperti halnya kawasan Afrika yang terjadi perpindahan missal sebagai akibat peperangan, konflik sipil, kekerasan, dan kerusuhan politik di kawasan ini maka disahkanlah Cartagena Declaration of Refugees dalam Kolokium yang berjudul “ Perlindungan terhadap pengungsi Amerika Tengah, Meksiko dan Panama: Problem Yuridis Humaniter”. Kolokium tersebut diselenggarakan di Cartagena, Kolombia pada 19-22 November 1984. Pengertian pengungsi dalam deklarasi ini pun mengalami perluasan hal ini tertuang dalam bagian III 3 yang menyatakan : In addition to containing the elements of the 1951 convention and the 1967 protocol, includes among refugees persons who have fled their country because their lives, safety or freedom have been threatened by generalized violence, foreign aggression, internal conflicts, massive violation of human rights or other circumstance which have seriously disturbed public order. Walaupun dalam deklarasi ditambahkan alasan lain seseorang menjadi pengungsi tetapi pemberian status pengungsi tetap harus memperhatikan kriteria- kriteria dasar yang terdapat dalam konvensi 1951 dan protokol 1967. Selain itu deklarasi ini juga berisi anjuran untuk ikut serta dalam konvensi 1951 dan protokol 1967. 33

8. Kawasan Eropa

Dokumen yang terkait

Upaya United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) dalam menangani pengungsi Suriah di Lebanon Tahun 2011-2013

1 29 111

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

2 27 134

Peranan united nation high commissioner for refugees (UNHCR) dalam menangani masalah pengungsi dan pencari suaka di Indonesia 2008-2011

1 24 134

PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 3 9

SKRIPSI PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 2 13

PENDAHULUAN PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 5 21

PENUTUP PERANAN UNHCR ( United Nation High Commission for Refugees) DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA PENGUNGSI KORBAN KONFLIK SURIAH YANG BERADA DI NEGARA TRANSIT HONGARIA.

0 2 5

BAB II PENGATURAN PENGUNGSI INTERNASIONAL DALAM HUKUM INTERNASIONAL A. Pengertian Pengungsi 1. Pengertian Secara Umum - Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kewenangan United Nation High Commisioner For Refugees (Unhcr) Dalam Perlindungan Pengungsi Konflik Suriah Di Wilayah Turki

0 0 18

LEMBAR PENGESAHAN KEWENANGAN UNITED NATION HIGH COMMISIONER FOR REFUGEES (UNHCR) DALAM PERLINDUNGAN PENGUNGSI KONFLIK SURIAH DI WILAYAH TURKI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 9