4.8.5 Usia Pemberian Pisang Awak Berdasarkan Gangguan Saluran Pencernaan
Dari hasil penelitian gambaran antara usia pemberian pisang awak dengan gangguan saluran pencernaan pada bayi usia 0-6 bulan yang mengalami gangguan saluran pencernaan
persentasenya sebesar 52,4 dan usia bayi 0-6 bulan yang tidak mengalami saluran pencernaan sesesar 47,6.
4.9 Kaitan Gangguan Saluran Pencernaan dan Status Gizi
Pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat kepada bayi dapat beresiko terjadinya gangguan saluran pencernaan. Jika gangguan saluran pencernaan berlangsung
dalam waktu lama maka dapat memengaruhi status gizi bayi.
4.9.1 Gangguan Saluran Pencernaan Berdasarkan Status Gizi Bayi BBU
Dari hasil penelitian gambaran gangguan saluran pencernaan dengan status gizi bayi usia 0-6 bulan berdasarkan indeks BBU yaitu bayi yang berstatus gizi normal 88,9 dan
yang berstatus gizi sangat kurang persentasenya hanya mencapai 11,1. Dalam pengkategorian berdasarkan indeks berat badan menurut umur apabila Z-Score +1 tidak ada
kategori, langsung gunakan BBPB maka terdapat 14 bayi yang nilai Z-Scorenya +1 maka langsung menggunakan BBPB dan dikategorikan dalam status gizi resiko gemuk.
4.9.2 Gangguan Saluran Pencernaan Berdasarkan Status Gizi Bayi PBU
Dari hasil penelitian gambara gangguan saluran pencernaan dengan status gizi bayi usia 0-6 bulan berdasarkan indeks PBU yaitu bayi yang berstatus gizi sangat tinggi yaitu
persentasenya hanya 12,5, status gizi pendek persentasenya hanya 21,9, dan bayi rata-rata memiliki status gizi normal berdasarkan panjang badan menurut umur dengan persentasenya
yaitu 65,6.
Universitas Sumatera Utara
4.9.3 Gangguan Saluran Pencernaan Berdasarkan Status Gizi BBPB
Dari hasil penelitian gambaran gangguan saluran pencernaan dengan status gizi bayi usia 0-6 bulan berdasarkan indeks BBPB yaitu bayi yang berstatus gizi resiko gemuk
terdapat 14 bayi dengan persentasenya 43,8, status gizi sangat kurus hanya 6,3 dan bayi rata-rata memiliki status gizi normal berdasarkan berat badan menurut panjang badan dengan
persentasenya sebesar 50.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pola Pemberian Pisang Awak pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar bayi 65,6 diberikan makan pisang awak. Pisang menjadi pilihan bagi ibu untuk diberikan pada bayi karena
struktur daging buahnya yang lembut dan harganya yang terjangkau. Hal ini sejalan dengan hasil penelitin Widodo 2003, mengungkapkan bahwa di Indonesia jenis MP-ASI yang
umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang mencapai 57,3. Pada umumnya bayi usia 0-6 bulan di Desa Sungai Pauh telah diberikan makanan lain
selain ASI berupa pisang awak yang dilumatkan dan disaring serta ada juga yang memberikan bayinya dengan pisang dilumatkan dan dicampur dengan nasi lembek. Hanya 11
bayi dari keseluruhan 32 bayi 0-6 bulan yang masih mendapatkan ASI saja. Hal ini tidak sesuai dengan anjuran pemberian ASI Eksklusif, dimana ibu dianjurkan memberikan hanya
ASI saja dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi Dinkes Prop SU, 2006. Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Sufnidar 2010 yang dilakukan di Kecamatan Pada Tiji, Kabupaten
Pidie Provinsi Aceh, dimana susunan makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI atau susu formula yaitu pisang awak yang dilumatkan.
Waktu pemberian pisang awak pada bayi di Desa Sungai Pauh umumnya pada waktu pagi dan sore hari yaitu sebanyak 57,1. Biasanya ibu memberikan makan pisang awak pada
pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB. Frekuensi pemberian pisang awak pada bayi usia 0-6 bulan yang paling banyak adalah kurang dari 3 kali dalam sehari. Berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu bayi diketahui bahwa ibu biasanya memberikan pisang awak sebanyak 2 kali saja dalam sehari, baik itu pagi dan siang ataupun pagi dan sore. Bayi yang
diberikan makan pisang awak sebanyak 2 kali saja, diwaktu lain ibu juga memberikan nasi tim, biskuit susu, air tajin, dan sari buah. Hal ini dilakukan ibu agar bayi tidak bosan.
Universitas Sumatera Utara