A. 1. 2 Willpower Kemauan LANDASAN TEORI

17

II. A. 1. 2 Willpower Kemauan

Willpower atau yang sekarang disebut dengan agency thinking merupakan tenaga penggerak pada pikiran yang penuh harapan. Willpower merupakan sebuah determinasi dan komitmen yang dapat diandalkan untuk membantu mengarahkan kita kepada tujuan yang diinginkan. Walaupun kita dapat menerapkan determinasi tujuan kita secara luas, secara umum lebih mudah untuk mengaktivasikan pemikiran yang penuh dengan keinginan ketika kita membayangkan suatu tujuan yang penting. Willpower juga dapat dipicu dengan lebih mudah ketika kita memahami secara jelas dan dapat merepresentasikan suatu tujuan dalam pikiran kita. Willpower merefleksikan pemikiran kita untuk berinisiasi dan mempertahankan pergerakan menuju tujuan yang diinginkan. Penting untuk menggarisbawahi, bahwa willpower tidak dicapai dengan mudah tanpa adanya hambatan-hambatan yang mungkin muncul. Sebaliknya, bahkan dalam situasi stress, ketika kita mendapatkan penghalang untuk mencapai tujuan, kita dapat menghasilkan usaha-usaha mental yang dibutuhkan untuk menghancurkan penghalang-penghalang tersebut. Orang-orang yang penuh keinginan adalah orang-orang yang berhasil menghadapi kesulitan sebelumnya. Jaringan dukungan sosial yang dimiliki seorang individu, yang dapat diandalkan pada saat senang maupun susah akan sangat membantu individu untuk memunculkan kembali willpower-nya dan membantu menghancurkan penghalang-penghalang yang muncul Snyder, 1994. Willpower dapat berasal dari dalam diri individu ataupun dapat muncul dari dorongan-dorongan eksternal. Harapan merupakan salah satu contoh yang Universitas Sumatera Utara 18 jelas mengenai kerja sama antara sistem biologis dan tekanan sosial. Walaupun terlihat janggal karena harapan merupakan pengalaman “pribadi” seseorang, tetap saja terdapat perbedaan antara harapan yang dirasakan oleh orang-orang dari budaya dan agama yang berbeda. Pada lingkungan yang menekankan individualitas, harapan dibentuk dengan lebih menekankan pada tujuan personal daripada hubungan dengan orang lain. Pada budaya kolektivis, sumber dan tujuan harapan saling terkait untuk tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga bagi kelompok, yang anggotanya dapat mencakup keluarga inti hingga seluruh populasi. Agama yang terdapat di seluruh dunia juga mewakili cara berfikir dan pengalaman mengenai harapan dengan berbeda. Pada orang yang religius, berdoa dapat meningkatkan energi mental seseorang Snyder, 1994.

II. A. 1. 3 Waypower Upaya.