Struktur Organisasi Budaya Organisasi

44

3.5 Struktur Organisasi

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Kpt. Dulrahm an M Pa-Pam Irma R Manik, SE Asst. Tata Usaha Zulabdi Suwanah, St Asst. Teknik Panji Sapqura hman, SE Asst. Afd. III Ir. Nur Waskita Manajer

M. Erwin J. Nst, SP

Ka Dinas Tanaman

R. Suhairi,

SH Asst. SDM Umum Daniel J. Purba, SP Asst. Afd. I Zulabdi Suwanah ST Pjs. Asst. Afd. II Herbert O.S.P.S, SP Asst. Afd. IV Amir Hasan D, SP Asst. Afd. V Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV PENYAJIAN DATA Pada Bab ini penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian berupa data primer yang telah diperoleh peneliti di lapangan. Data primer ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner penelitian pada 30 responden di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. Untuk memperoleh gambar yang jelas dari data yang diperoleh dari kuisioner tersebut, dibawah ini disajikan data dalam table-tabel distribusi yang kemudian didistribusikan sebagai berikut :

4.1 Identitas Responden

Responden pegawai dalam penelitian ini adalah Karyawan yang bekerja di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun yaitu sebanyak 30 orang. Berikut ini akan disajikan data identitas responden pegawai berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, dan lama bekerja.

4.1.1 Data Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam mendistribusikan indentitas responden berdasarkan jenis kelamin, penelitian mengelompokkannya kedalam dua kelas yaitu kelas laki-laki dan kelas perempuan. Disisni kita dapat melihat bagaimana klasifikasi antara pegawai yang berjenis kelamin laki-laki dan yang berjenis kelamin perempuan pada kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut. Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasasrkan Jenis Kelamin Keterangan Frekuensi Persentase Laki-laki 27 90 Perempuan 3 10 Jumlah 30 100 Sumber: Pelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden karyawan di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun adalah pria yaitu sebanyak 27 orang 90 sedangkan karyawan wanita berjumlah 3 orang 10. Disini terlihat jelas bahwa kesetaraan gender belum merata di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun. Bahkan keberadaa karyawan wanita yang ada tidak lebih dari setengah karyawan pria. Dapat dikatan sikitnya karyawan wanita dikantor tersebut karna sudah hampir 10-15 tahun tidak ada penerimaan untuk karyawan wanita, karna tenaga kerja pria lebih di utamakan di kantor tersebut bahkan di PTPN IV. Jadi dapat dikatakan 3 karyawan tersebut tergolong karyawan yang sudah lama bekerja di kantor tersebut. Universitas Sumatera Utara 47

4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia pegawai pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. dimana peneliti mengelompokkannya kedalam 5 kelas dengan rentang usis 20-15 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Usia Keterangan Frekuensi Persentase ≤ 20 Tahun 21 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun 6 20 41 - 50 Tahun 20 67 ≥ 51 Tahun 4 13 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun yang menjadi responden pada penelitian ini berusia 41-50 tahundengan jumlah 20 orang 67 dan yang berusia 31-40 tahun berada diurutan ke-2, sedangkan minoritas responden yang berusia ≥51 tahun berjumlah 4 orang 13. Universitas Sumatera Utara 48 Hal ini menunjukkan bahwa tingkat usia karyawan yang ada di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun masih tergolong produktif. Tidak adanya karyawan yang berusia 21 – 30 tahun bahkan ≤ 20 tahun karna beberapa tahun yang lalu memang tidak ada penerimaan karyawan, dan baru tanggal 1 Januari kemarin ada penerimaan 100 karyawan laki-laki tetapi untuk kerja dilapangan. Dan kantor PDM Juga belum memerlukan tenaga kerja yang baru.

4.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi jenjang pendidikan yang ditempuh oleh pegawai Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. dengan mengklasifikasikan kedalam 6 kelas yaitu karyawan dengan jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma I,II, III, IV dan karyawan dengan jenjang Sarjana baik S1 dan S2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Keterangan Frekuensi Persentase SD-SMP Sederajat 1 3 SMA Sederajat 23 77 Diploma I,II,III,IV 1 3 Sarjana S-1 5 17 Universitas Sumatera Utara 49 Lainnya S-2 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir yaitu SMA Sederajat sebanyak 23 orang 77, dan responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir Sarjana yaitu sebanyak 5 orang 17 berada diurutan ke-2, sedangkan minoritas responden yang jenjang pendidikan terakhirnya Diploma 1 orang 3 serta disusul SD-SMP Sederajat 1 orang . Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan para karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun masih standart belom terlalu tinggi, karna dapat dilihat rata-rata karyawan tamatan SMASederajat. Banyaknya karyawan yang tamatan SMA Sederajat dan bukan Diploma Sarjana, karna di kantor PDM tersebut tamatan tidak diutamakan. Dan karyawan yang kerja disana mayoritas orang lama sehingga karyawan yang tamatan Diploma Sarjana masih sedikit. Hal ini ada hubungannya dengan sudah lamanya tidak adanya penerimaan karyawan pada Tabel 4.2 diatas.

4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melihat lama bekerja pegawai pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. dengan mengklasifikasikan kedalam 5 kelas yaitu karyawan Universitas Sumatera Utara 50 dengan masa bekerja 10 sampai 40 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Keterangn Frekuensi Persentase ≤ 10 Tahun 1 3 11-20 Tahun 15 50 21-30 Tahun 11 37 31-40 Tahun 2 7 ≥ 41 Tahun 1 3 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden yang lama bekerjanya 11-20 tahun sebanyak 15 orang 50, dan responden yang sudah bekerja selama 21-30 tahun sebanyak 11 orang 37 berada diurutan ke-2. Sedangkan yang minoritas adalah karyawan yang lama bekerjanya ≤ 10 tahun dan ≥ 41 tahun sebanyak 1 orang 3. Lama masa kerja merupakan nilai tambahan bagi para pegawai dikarenakan bahwa mereka mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak dan dapat lebih baik lagi dalam melakukan pekerjaanya. 11-20 tahun merupakan waktu yang lama dalam bekerja, sedangkan ≤ 10 tahun cuma 1 karyawan hal itu terjadi karena sama halnya seperti Tabel 4.2 yang mana sudah lama tidak ada penerimaan karyawan. Universitas Sumatera Utara 51

4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian

4.2.1 Jawaban Responden Tentang Budaya Organisasi Variabel X

Untuk mengukur variabel budaya organisasi digunakan 10 indikator yang kemusian diubah menjadi 25 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5 pilihan jawaban, dimana responden diharuskan memilih satu pilihan jawaban yang sudah disediakan. Berikut ini disajikan data jawaban responden berdasarkan keseluruhan pertanyaan mengenai Budaya Organisasi Variabel X berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan: Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Bebas Berinisiatif Sendiri Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Bebas 1 3 Bebas 26 88 Cukup Bebas 1 3 Kurang Bebas 1 3 Tidak Bebas 1 3 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Inisiatif individu adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi yang mempunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Universitas Sumatera Utara 52 Dengan deberikan kebebasan tersebut, organisasi memberikan setiap individu untuk berkreasi dalam pelaksanaan tugas. Dengan adanya kebebasan organisasi mendorong karyawan untuk meningkatkan semangatnya dalam bekerja. Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa jawaban dari responden tentang apakah para karyawan merasa bebas untuk berinifiatif sendiri adalah bebas. Hal itu dapat dilihat dengan jawaban responden yang telah menjawab bebas sebanyak 26 orang 88. Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Pendapat Karyawan Dapat diterima diperusahaan Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 8 27 Sering 7 23 Kadang-kadang 12 40 Jarang 2 7 Tidak Pernah 1 3 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapat para karyawan dalam perusahaan kadang-kadang diterima dalam perusahaan tersebut. Hal tersebut terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “kadang-kadang” Universitas Sumatera Utara 53 sebanyak 12 orang 40, “selalu” sebanyak 8 orang 27, “sering” sebanyak 7 orang 23, dan di ikuti “jarang” dan “tidak pernah” sebanyak 2 dan 1 orang. Dapat dilihat dengan dapatnya diterima pendapat karyawan di perusahaan merupakan salah satu sikap dimana karyawan di kasih kebebasan dalam mengeluarkan pendapat seperti yang diuraikan pada table 4.6 diatas, yang mana dikatakan karyawan merasa bebas berinisiatif. apabila pendapat karyawan diterima, karyawan merasa dianggap penting dan ikut berperan dalam kemajuan perusahaan, jadi karyawan akan lebih semangat bekerja dan mengeluarkan pendapat-pendapat berikutnya yang dia miliki. Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Menunggu Perintah Dari Atasan dalam Pelaksanaan Tugas Keterangan Frekuensi Persentase Tidak Pernah 4 13 Jarang 5 17 Kadang-kadang 6 20 Sering 5 17 Selalu 10 33 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 54 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan selalu menunggu perintah dari atasan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang mayoritas responde menjawab “selalu” 10 orang 33 serta “kadang- kadang” sebanyak 6 orang 20. Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Diberi Kesempatan Melakukan Pekerjaan Yang Tingkat Kesulitannya Tinggi Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 1 3 Sering 3 10 Kadang-kadang 11 37 Jarang 10 33 Tidak Pernah 5 17 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi kurang memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “kadang-kadang” 11 orang 37 serta “jarang” 10 orang 33. Hal itu terlihat dari table 4.7 diatas, yang mana karyawan selalu menunggu perintah dari atasan dalam melaksanakan tugas. Karna karyawan kurang diberi kesempatan dalam melakukan pekerjaan yang tingkat kesilitannya lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Berani Mengambil resiko Keterangan Frekuansi Persentase Sangat Berani 1 3 Berani 24 80 Ragu-ragu Kurang Berani 2 7 Tidak Berani 3 10 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan berani mengambil resiko terhadap apa yang mereka lakukan. Ini membuktikan bahwa karyawan dapat bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ berani” sebanyak 24 orang 80. Walaupun karyawan kurang diberi kesempatan dalam melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi, tapi karyawan berani mengambil resiko yang ada dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Apabila karyawan berani mengambil resiko atas pekerjaan yang mereka lakukan, berarti karyawan punya rasa tanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Dan siap menerima sanksi dari apa yang telah mereka perbuat. Universitas Sumatera Utara 56 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Jika Terjadi Masalah, Apakah Atasan Memberikan Bantuan Kepada Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 21 70 Sering 5 17 Kadang-kadang 4 13 Jarang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pihak atasan mau memberikan bantuan kepada para karyawan jika timbul masalah. Dengan adanya perhatian yang diberikan atasan terhadap bawahan dalam hal pekerjaan meningkatkan semangat semangat kerja mereka akan meningkat. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 21 orang 70 dan “sering” sebanyak 5 orang 17. Apabila atasan memberikan bantuan kepada karyawan berarti atasan peduli terhadap kerja karyawannya, dan karyawan merasa senang atas bantuan- bantuan yang diberikan atasan. Apabila terjadi masalah itu berarti karna karyawan berani mengabil resiko atas pekerjaan yang dia lakukan, seperti halnya yang diuraikan pada table 4.9 diatas. Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Pedoman Kerja Sudah Dirumuskan Dengan Jelas Dalam Tupoksi Keterangan Frekuensi Persentase Sangan Jelas 7 23 Jelas 21 70 Ragu-ragu 2 7 Kurang Jelas Tidak Jelas Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pedoman kerja sudah dirumuskan dan jelas adanya. Dengan adanya pedoman kerja, karyawan bisa memahami tugas dan fungsinya dalam organisasinya. Hal ini dapat meningkatkan semangat kerja karyawan sebab, masing-masing karyawan sudah mengerti apa tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “jelas” sebanyak 21 orang 70. Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Memahami Sasaran dan Harapan Dalam Tupoksi Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Memahami 4 13 Memahami 26 87 Ragu-ragu Kurang Memahami Tidak Memahami Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa responden mamahami sasaran dan harapan yang terdapat dalam tupoksi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yag mejawab “memahami” sebanyak 26 orang 87, sebanyak 4 orang 13 mengatakan “sangat memahami” sedangkan ragu-ragu, kurang memahami, dan tidak memahami 0. Kemampuan karyawan untuk memahami dan mengerti apa sasaran dan harapan yang terdapat dalam tugas pokok dan fungsi dapat meningkatakan semangat kerja karyawan, sebab karyawan tidak perlu mencari tau apa yang harus dilakukan dan itu bisa menghabiskan waktu tanpa menghasilkan sesuatu, sebaliknya jika karyawan sudah mengerti dan memahami makna baik maka akan melakukan apa yang sudah ditugaskan kepada meraka dengan segera. Hal ini Universitas Sumatera Utara 59 dapat menghemat waktu yang disediakan serta hasil yang diinginkan tercapai dengan tepat waktu. Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mengerti Tentang Visi dan Misi Perusahaan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Mengerti 7 23 Mengerti 23 77 Ragu-ragu Kurang Mengerti Tidak Mengerti Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan mengerti dengan visi dan misi perusahaan. Dengan hal itu berarti karyawan dapat memahami apa tujuan dari perusahaannya tersebut.hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden dengan jawaban “mengerti” sebanyak 23 orang 77. Dengan memahami visi dan misi perusahan berarti karyawan mengerti tentang sasaran dan harapan dalam perusahaan tersebut. Seperti halnya yang sudah diuraikan pada table 4.12 yang mana dikatakan karyawan sudah memahami sasaran dan harapan yang ada diperusahaan. Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Mampu Menyatukan Unit-unit Secara Terkoordinasi Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Mampu 6 20 Mampu 22 73 Cukup Mampu Kurang Mampu 2 7 Tidak Mampu Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi ini mampu menyatukan unit-unit kerja yang ada untuk bekerja sama dan secara terkoordinasi. Suatu pekerjaan yang apabila dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi maka akan hasil yang dicapai akan efektif dan efesien. Jadi, dengan adanya kerjasama dan terkoordinasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” sebanyak 22 orang 73, dan yang menjawab “sangat mampu” sebanyak 6 orang 20, sedangkan yang menjawab kurang mampu sebanyak 2 orang 7. Penulis dapat melihat mampunya perusahaan menyatukan unit-unit secara terkoordinasi tidak lepas dari rasa rasa kerja sama antara atasan dengan karyawan, sehingga peraturan-peraturan dari perusahaan dapat dijalankan dengan baik. Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Ada Kekompakan Antara karyawan Dengan Karyawan Lainnya Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Ada 6 20 Ada 23 77 Kadang-kadang 1 3 Kurang Ada Tidak Ada Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2015 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa ada kekompakan antara karyawan dengan karyawan lainnya. Apabila ada kekompakan antara karyawan dengan karyawan lainnya maka karyawan itu akan merasa nyaman bekerja di kantor tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ada” sebanyak 23 orang 77, dan 6 orang20 menjawab “sangat ada”. Apabila ada kekompakan antara karyawan dengan karyawan lainnya maka hubungan antara karyawan akan berjalan baik, sehingga mereka dalam bekerja menjadi lebih semangat dan pekerjaan yang mereka kerjakan akan menjadi lebih baik lagi. Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Memberikan Bantuan Dan Dukungan Dalam Bekerja Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Sering 12 40 Sering 13 44 Kadang-kadang 4 13 Jarang 1 3 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa atasan sering memberikan bantuan dan dukungan kepada karyawan dalam bekerja, apabila atasan sering memberikan bantuan dan dukungan dalam bekerja maka karyawan yang bekerja di kantor itu akan lebih semangat lagi dalam menyelesaikan pekerjaannnya. Hal ini terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 13 orang 44 dan menjawab “sangat sering” sebanyak 12 orang 40. Apabila ada bantuan dan dukungan dari atasan dalam bekerja, karyawan akan merasa diperdulikan oleh atasan, dan merasa terbantu atas bantuan yang diberikan atasan atas pekerjaan yang mereka lakukan. Apa bila ada dukungan dari atasan untuk karyawan maka karyawan akan menjadi lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya. Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Menyampaikan Arahannya Dengan Baik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Baik 9 30 Baik 21 70 Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa atasan menyampaikan arahannya dengan baik kepada karyawannya. Apa bila arahan yang diberikan atasan disampaikan dengan baik maka para karyawan juga dapat menerima arahan itu dengan baik pula. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “baik” sebanyak 21 orang 70 dan menyatakan “sangat baik” sebanyak 9 orang 30. Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Arahan Dari Atasan Bisa Diterima Dengan Baik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Bisa 2 7 Bisa 28 93 Ragu-ragu Kurang bias Tidak Bisa Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa arahan yang diberikan atasan dapat di terima dengan baik oleh para karyawan. Hal ini terjadi karna atasan juga menyampaikan arahannya dengan baik kedapa karyawannya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “bisa” sebanyak 28 orang93. Penyampaian arahan yang baik yang telah diuraikan pada table 4.17 diatas, sangat berpengaruh pada bisa atau tidaknya arahan itu diterima oleh karyawan. Apa bila penyampaian arahan itu disampaikan dengan baik maka arahan itu juga akan di terima dengan baik oleh karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Sudah Merumuskan Aturan-aturan Yang Baku Keterangan Frekuensi Persentase Sudah dan Sangat Jelas 2 7 Sudah dan Jelas 21 70 Sudah dan Cukup jelas 7 23 Sudah kurang jelas Tidak Jelas Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Aturan dibuat untuk mengontrol dan mengendalikan pegawai dalam bertindak dan bersikap dengan baik di dalam organisasi. Dengan adanya aturan diharapkan pegawai menghormati dan menjalankan dengan baik. Tabel diatas menunjukkan bahwa aturan-aturan untuk mengendalikan dan mengawasi pegawai sudah ditetapkan dan jelas. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sudah dan jelas” sebanyak 21 orang 70. Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Peraturan Diperusahaan Dapat Diterima Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Bisa 3 10 Bisa 25 83 Ragragu Kurang Bisa 2 3 Tidak Bisa Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan dapat menerima peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh instansi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “bisa” sebanyak 25 orang 83 dan menjawab “sangat bisa” sebanyak 3 orang 10. Dengan bisanya diterima atauran-aturan yang ada di perusahaan oleh karyawan berarti karyawan dapat menjalankan peraturan tersebut. Hal itu tidak lepas pada sudah jelasnya peraturan-peraturan tersebut, sehingga dapat diterima karyawan seperti halnya pada table 4.19 diatas. Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Peraturan Yang Sudah Diterapkan Dapat Dijalankan Dengan Baik Oleh Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Bisa 2 7 Bisa 28 93 Ragu-ragu Kurang Bisa Tidak Bisa Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa peraturan yang sudah diterapkan dapat dijalankan dengan baik oleh karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ bisa” sebanyak 28 orang 93 dan menjawab “ sangat bisa” 2 orang 7. Apabila karyawan sudah dapat menerima peraturan-peraturan tersebut yang terlihat pada table 4.20, berarti karyawan juga sudah bisa menjalakan peraturan-peraturan tersebut dengan baik. Disini penulis melihat langsung peraturan yang baru saja diterapkan perusahaan dan dapat dijalankan karyawan dengan baik, yaitu karyawan diwajibkan isi absen daftar hadir pukul 06.30. yang mana sebelumnya karyawan datang pukul 08.00 atau 07.30 lalu isi absen. Dan peraturan itu dijalankan setiap hari oleh karyawan dengan baik. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Menyadari Bagian Dari Instansi Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Menyadari 12 40 Menyadari 17 57 Cukup Menyadari 1 3 Kurang Menyadari Tidak Menyadari Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa setiap karyawan menyadari akan dirinya adalah bagian dari instansi tersebut. Dengan adanya rasa menyadari diri sebagai bagian dari satu organisasi, karyawan akan memberikan tanggung jawab yang besar terhadap organisasi tersebut. Jika rasa tanggung jawab sudah tumbuh dalam diri masing-masing karyawan maka hasil kerjanya akan bagus. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “menyadari” sebanyak 17 orang 57. Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Ada Terjadi Konflik Keterangan Frekuensi Persentase Selalu Sering 2 7 Kadang-kadang 6 20 Jarang 9 30 Tidak Pernah 13 43 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Konflik dapat menyebabkan hubungan antar individu di suatu organisasi renggang. Jika hal itu dibiarkan maka pola komunikasi yang terjadi akan buruk. Jika pola komunikasi buruk maka hal itu akan dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Sebisa mungkin konflik harus dihindari tetapi jika tidal dapat dihindari diperlukan manajemen konflik yang baik oleh pihak atasan. Sehingga konflik dalam arti negative dapat diolah menjadi sumberdaya yang bersifat positif. Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa di instansi ini tidak pernah terjadi konflik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 13 orang 43 dan menjawab “jarang” sebanyak 9 orang 30. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Mencari Solusi Apabila Terjadi Konflik Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 7 23 Sering 22 74 Kadang-kadang Jarang 1 3 Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi tersebut sering berusaha mencari solusi terhadap konflik yang terjadi. Sebab, jika konflik dibiarkan berlarut-larut tanpa ada tindakan yang memastikan konflik tersebut selesai bisa menimbulkan ketegangan dalam lingkungan kerja. Jika lingkungan tegang dan tidak kondusif maka semangat kerja menurun. Untuk itu diharapkan dalam setiap organisasi untuk dapat mengelola konflikmenjadi suatu sumber daya yang menguntungkan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 22 orang 74. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Beda Pendapat Dengan Atasan Merupakan Sesuatu Yang Bahaya Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Tidak setuju 7 23 Tidak Setuju 22 74 Kadang-kadang Setuju 1 3 Sangat Setuju Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Jika perbedaan pendapat dengan atasan berbahaya maka situasi dalam oeganisasi tidak kondusif. Sebab pegawai harus menuruti apa yang diperintahkan atasan. Dan jika hanya pendapat atasan yang berlaku akan terjadi penyalahan wewenang. Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan tidak setuju jika pendapat yang berbeda dengan atasan itu sangat berbahaya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 22 orang 74. Penrbedaan pendapat dengan atasan merupakan konflik yang terjadi dalam perusahaan, tapi pada table diatas karyawan mengatakan bahwa perbedaan pendapat dengan atasan merupakan bukan sesuatu yang berbahaya, karna pada table 4.24 sudah dijelaskan bahwa apabila terjadi konflik dalam perusahaan maka perusahaan itu akan mencaro solusi dari masalah tersebut. Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Komunikasi antara Karyawan dengan Atasan dan Karyawan Lainnya Berjalan Dengan Baik Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Baik 13 43 Baik 15 50 Cukup Baik 2 7 Kurang Baik Tidak Baik Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi antara karyawan dengan atasan dan karyawan lainnya berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “baik” sebanyak 15 orang 50 yang menjawab “ sangat baik” sebanyak 13 orang 43 dan yang menjawab “cukup baik” sebanyak 2 orang 7. Disini penulis melihat langsung komunikasi yang terjalin antar karyawan memang berjalan dengan baik. Penulis melihat adanya kekompakan dan komunikasi antar karyawan dan atasan. Tidaka da kecanggungan mereka antar karyawan dan karyawan dengan atasan. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Komunikasi Informal Sering Terjadi antara Karyawan Dengan Atasan dan Karyawan Lainnya Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 11 37 Sering 13 43 Kadang-kadang 6 20 Jarang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi informal yang terjadi di instansi sering terjadi. Dan dari pengamatan penulis hal tersebut dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dalam bekerja, mungkin hal itu dikarenakan para karyawan merasa iklim dalam organisasi itu tidak kaku dengan menggunakan komunikasi informal. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 13 orang 43, dan menjawab “selalu” sebanyak 11 orang 37. Seperti contoh dari yang penulis lihat adanya komunikasi yang terjadi antara karyawan yang satu dengan karyawan satunya lagi, yang dimana mereka membahas perihal diluar lingkup pekerjaan. Universitas Sumatera Utara 74 Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Setiap Kebijakan Yang Diambil Perusahaan Selalu Disosialisasikan Kepada Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 21 70 Sering 8 27 Kadang-kadang 1 3 Jarang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Tabel diatas menunjukkan bahwa instansi ini selalu mensosialisasikan kebijakan yang diambil kepada para karyawan, sehingga tercipta komunikasi yang baik antara karyawan sehingga karyawan dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri terhadap kebijakan tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 21 orang 70, dan menjawab “sering” sebanyak 8 orang 27. Universitas Sumatera Utara 75 Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahhan Memberikan Perhatian Setiap Saran Yang Diberikan Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 9 30 Sering 11 37 Kadang-kdang 10 33 Jarang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi memperhatikan saran dan kritik dari para karyawan sebagai bahan masukan bagi instansi tersebut untuk menjadi lebih baik lagi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 11 orang 37. 4.2.2 Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja Karyawan Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun Untuk mengukur variabel semangat kerja digunakan 4 indikator yang kemudian diubah menjadi 12 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5 pilihan jawaban, dimana responden diharuskan memilih satu pilihan jawaban yang disediakan. Universitas Sumatera Utara 76 Berikut ini disajikan data jawaban responden terhadap keseluruhan pertanyaan mengenai semangat kerja karyawan variabel Y berdasarkan kuisioner yang disebarkan: Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Beban Tugas Yang Diberikan Sesuai Dengan Kemempuan Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Sesuai 3 10 Sesuai 25 83 Ragu-ragu Kurang Sesuai 2 7 Tidak sesuai Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa beban tugas yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 25 orang 83, menyatakan “sangat sesuai” 3 orang 10 dan menyatakan “kurang sesuai” 2 orang 7. Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Senang Atas Pekerjaan yang Diberikan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Senang 7 23 Senang 22 74 Cukup Senang 1 3 Kurang Senang Tidak Senang Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa senang dengan pekerjaaan yang diberikan perusahaan kepadanya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “senang” sebanyak 22 orang 74 dan menyatakan “sangat senang” 7 orang 23 Apabila karyawan merasa senang atas beban tugas yang diberikan padanya, berarti karyawan itu merasa mampu atas beban tugas yang diberikan kepadanya. Seperti halnya pada table 4.30 yang diuraikan diatas. Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mampu Menyelesaikan Tugas Yang Diberikan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Mampu 4 13 Mampu 25 84 Cukup Mampu Kurang Mampu 1 3 Tidak Mampu Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa mampu menyelesaikan tugas pekerjaan yang diberikan perusahaan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” sebanyak 25 orang 84 dan mengatakan “sangat mampu” sebanyak 4 orang 13. Faktor penyebab karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya karna dia merasa beban yang diberikan sesuai dengan kemampuannya seperti pada table 4.30. dan mamerasa senang atas pekerjaan yang diberikan kepadanya seperti yang telah diuraikan pada table 4.31 di atas. Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bagaimana Tingkat Kehadiran Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Disiplin 1 3 Disiplin 28 94 Biasa Saja Kurang Disiplin 1 3 Tidak Disiplin Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data diatas menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di instansi ini sudah disiplin. Kedisiplinan atau tingkat kehadiran harus diutamakan dalam bekerja karna dari situ dapat dinilai bagaimana cirri diri kita sebenarnya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “disiplin” sebanyak 28 orang 94. Apabila karyawan bisa disiplin terutama dalam hal kehadiran, itu merupak poin terpenting dalam pekerjaan. Karna dari situ dapat dilihat bagai mana sebenarnya kita bekerja dalam perusahaan tersebut. Apabila tingkat kedisiplinan baik apalagi dalam hal kehadiran dapat dikatakan semangat dia dalam bekerja baik pula. Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Selalu Mengutamakan Ketepatan Waktu Dalam Bekerja Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 26 87 Biasa Saja 4 13 Jarang Sangat Jarang Tidak Tahu Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan pada instansi ini selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja, apa bila karyawan selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja berarti karyawan tersebut mempunyai semangat kerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 26 orang 87. Ketepatan waktu sangat diutamakan di perusahaan mana pun, karna itu merupakan peraturan yang utama harus di patuhi oleh karyawan dalam bekerja. Dalam hal ini penulis melihat perusahaan khususnya Kantor PDM sangat mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja. Dengan dibuatnya peraturan pukul 06.30 diwajibkan bagi karyawan untuk isi absen. Lewat dari jam 06.30 karyawan dianggap tidak hadir. Universitas Sumatera Utara 81 Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Memperhatikan Tingkat Kehadiran Karyawan Setiap Hari Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 23 77 Hampir Selalu 6 20 Jarang 1 3 Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data diaatas menunjukkan bahwa atasan selalu memperhatikan tingkat kehadiran karyawannya setiap hari. Apabila atasan memperhatikan tingkat kehadiran karyawan setiap hari itu berarti atasan perduli pada karyawannya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 23 orang 77. Atasan yang baik adalah atasan yang selalau memperhatikan tingkah laku karyawannya, khususnya dalam hal ini tingkat kehadiran, apabila atasan memperhatikan tingkat kehadiran karyawannya maka dapat dikatakan atasan itu perduli terhadap kedisiplinan karyawannya. Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mendapatkan Jaminan Keamanan Keterangan Frekuensi Persentase Selalu 28 93 Jarang 2 7 Sangat Jarang Tidak Pernah Tidak Tahu Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel data diataas menunjukkan karyawan selalu mendapat jaminan keamanan dalam bekerja, apabila ada jaminan keamanan dalam bekerja maka karyawan tidak merasa khawatir tentang keamanan dan karyawan menjadi nyaman dalam bekerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 28 orang 93. Jaminan keamanan dalam hal ini adalah dengan jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan pada karyawan yang bvekerja diperusahaan tersebut. Bahkan jaminan itu tidak hanya untuk karyawan yang bekerja itu saja, tapi keluarga seperti istri dan anak apabila masih dalam tanggungan juga mendapatkan jaminan kesehatan tersebut. Tapi jaminan ini hanya berlaku untuk karyawan laki-laki saja, apabila karyawan perempuan hanya bisa menanggung dirinya sendiri tapi untuk keluarganya tidak bisa. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mendapatkann Jaminan Kehidupan Setelah Bekerja Diperusahaan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Menjamin 9 30 Menjamin 20 67 Ragu-ragu 1 3 Kurang Menjamin Tidak Menjamin Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan sangat merasa terjamin kehidupannya setelah bekerja di instansi tersebut. Apabila perusahaan dapat menjamin kehidupan karyawan menjadi lebih baik maka karyawan akan menjadi semangat dalam bekerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “menjamin” sebanyak 20 orang 67. Dapat dikatakan menjamin kehidupan setelah bekerja di instansi perusahann ini karna selain gaji yang diberikan sesuai dengan posisinya, karyawan juga mendapat bonus setiap tahunnya, dan uang THR yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk para karyawan yang bekerja di instansi perusahaan ini. Dengan adanya bonus yang diberikan setiap tahunnya bukan hanya menjamin kehidupan karyawan juga dapat meningkatkan semangat kerja karyawannya. Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 4.38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Nyaman Bekerja Diperusahaan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Nyaman 6 20 Nyaman 23 77 Ragu-ragu Kurang Nyaman 1 3 Tidak Nyaman Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diaatas menunjukkan bahwa karyawan sudah merasa nyaman bekerja di instansi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “nyaman” sebanyak 23 orang 77 dan menyatakan “sangat nyaman” sebanyak 6 orang 20. Rasa nyaman tidak lepas dari rasa kesenangan karyawan bekerja pada instansi perusahaan tersebut. Karyawan nyaman bekerja di instansi perusahaan tersebut juga di karenakan factor mereka merasa menjadap jaminan keamanan dan jaminan kehidupan setelah bekerja di perusahaan instansi tersebut. Seperti halnya yang di uraikan pada table 4.36 dan table 4.37 diatas. Universitas Sumatera Utara 85 Tabel 4.39 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahhan Menyesuaikan Beban Kerja Dengan Gaji Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Sesuai 2 7 Sesuai 23 77 Ragu-ragu Kurang sesuai 4 13 Tidak Sesuai 1 3 Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi sudah menyesuaikan antara beban kerja dengan gaji yang di dapat karyawan. Apa bila beban kerja tinggi sedangkan gaji rendah dapat mengakibatka turunnya semangat kerja karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 23 orang 77. Gaji merupaka hal yang paling mempengaruhi semangat kerja karyawan, karna tidak di pungkiri karyawan bekerja untuk mendapatkan uang gaji. Jadi apabila perusahaan menyesuaikan antara beban kerja dengan gaji yang diterima karyawan maka karyawan akan merasa semangat dal;am bekerja serta merasa mau meningkatkan lagi kinerjanya agar gaji yang diterimanya lebih besat lagi. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 4.40 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Gaji Yang Diberikan Sesuai Dengan Kerja Karyawan Keterangan Frekuensi Persentase Sangat Sesuai 1 3 Sesuai 26 87 Ragu-ragu Kurang Sesuai 3 10 Tidak Sesuai Jumlah 303 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan hasil kerja karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 26 orang 87. Hasil kerja karyawan akan mempengaruhi gaji karyawan juga, apabila hasilnya bagus maka gaji yang karyawan terima akan sesuai dengan pekerjaannya, dan apabila karyawan menghasilkan pekerjaan yang buruk maka perusahaan akan mempertimbangkan lagi gajinya dan kemungkinan perusahaan akan meberikan gaji yang kecil. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.41 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Puas Dengan Gaji Yang Diberikan Karyawan Frekuensi Persentase Sangat Puas 1 3 Puas 24 80 Ragu-ragu Kurang Puas 5 17 Tidak Puas Jumlah 30 100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa puas atas gaji yang mereka peroleh. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “puas” sebanyak 24 orang 80. Karyawan merasa puas dengan gaji yang diberikan perusahaan karna mereka juga merasa sudah mampu melakakukan pekerjaan yang diberikan perusahaan dengan baik, jadi mereka merasa sudah pantas mendapkan gaji tersebut, seperti halnya pada table 4.40 diatas yang mengatakan bahwa gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Universitas Sumatera Utara 88

4.3 Rekapitulasi Data

Setelah menguraikan seluruh data yang telah diporeleh dari hasil penelitian, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pembahasan data interpretasi data untuk masing-masing variable X Budaya Organisasi dan variabel Y Semangat Kerja.

4.3.1 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel X Budaya Orgnisasi

Variabel X variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya 10 indikator untuk mengukur budaya organisasi yang semuanya diubah dalam bentuk pertanyaan sebanyak 25 butir. Setelah menganalisa data yang didapat dari penelitian, maka diperoleh skor tertinggi 114 dan skor terendah 87. Untuk menentukan kategori jawaban responden masing-masing variable, apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Maka terlebih dahulu ditentukan kelas intervalnya dengan rumus. skor tertinggi – skor terendah I = Interval I = 114 – 87 5 I = 5 dibulatkan Universitas Sumatera Utara 89 Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable, dapat dikategorikan : a. Skor utuk kategori sangat kuat = 109 - 114 b. Skor untuk kategori kuat = 103 - 108 c. Skor untuk kategori sedang = 97 - 102 d. Skor untuk kategori rendah = 91 - 96 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 87 – 90 Untuk mengetahui apakah budaya organisasi pada Kantot PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori yang mana, dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam table berikut ini : Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Budaya Organisasi X NO Variabel X Kategori Frekuensi Persentase 1 107 - 114 Sangat Kuat 4 13 2 101 - 106 Kuat 4 13 3 96 - 100 Sedang 11 37 4 91 - 95 Rendah 9 30 5 87 – 90 Sangat Rendah 2 7 Jumlah 30 100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2016 Universitas Sumatera Utara 90 Berdasarkan tabel klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa jawaban responden pada kategori sangat kuat yaitu sebanyak 4 orang 13, dan kategori kuat sebanyak 4 orang 13, sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 11 orang 37, dan kategori rendah sebanyak 9 orang 30, serta kategori sangat rendah adalah sebanyak 2 orang 7. Jika kategori jawaban sangat kuat 4 dijumlah dengan kategori jawaban kuat 4 serta jawaban kategori sedang 11 maka hasil yang didapat sebanyak 19 orang atau 63. Sehingga dapat dikatakan budaya organisasi Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori sedang. 4.3.2 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Y Semangat Kerja Karyawan Variabel Y dalam penelitian ini adalah semangat kerja karyawan. Semangat kerja karyawan adalah rasa semangat atau rasa gairah karyawan dalam melakukan pekerjaannya di instansi dimana dia bekerja. Terdapat 4 indikator untuk mengukur semangat kerja karyawan yang diubah kedalam bentuk pertanyaan sebanyak 12 butir. Setelah menganalisis data yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat skor tertinggi adalah 59 dan skor terendah adalah 41, maka untuk menentukan jarak interval variable Y adalah sebagai berikut : skor tertinggi – skor terendah I = interval 59 - 41 I = 5 I = 3 Universitas Sumatera Utara 91 Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable dapat dikategorikan: a. Skor untuk kategori sangat kuat = 56 - 59 b. Skor untuk kategori kuat = 52 - 55 c. Skor untuk kategori sedang = 48 - 51 d. Skor untuk kategori rendah = 44 - 47 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 41 – 43 Untuk mengetahui apakah semangat kerja karyawan Kantot PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori mana, dapat dilihat dari dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam table berikut ini : Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Semangat Kerja Y NO Variabel Y Kategori Frekuensi Persentase 1 56 - 59 Sangat Kuat 2 7 2 52 – 55 Kuat 10 33 3 48 – 51 Sedang 13 43 4 44 – 47 Rendah 2 7 5 41 - 43 Sangat Rendah 3 10 Jumlah 30 100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2016 Universitas Sumatera Utara 92 Berdasarkan tabel klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa jawaban responde pada kategori sangat kuat adalah sebanyak 2 orang 7, dan 10 orang 33 menyatakan kuat, sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 13 orang 43, dan kategori rendah sebanyak 2 orang 7, serta kategori sangat rendah sebanyak 3 orang 10. Jika kategori jawaban sangat kuat 2 atau 7 di jumlah dengan kategori jawaban sedang sebanyak 13 orang atau 43, maka hasil yang didapat sebanyak 15 orang atau 50. Sehingga dapat dikatakan bahwa semangat kerja di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori sedang. Universitas Sumatera Utara 93 BAB V ANALISIS DATA Setelah data yang diperoleh dikumpulkan, baik data primer maupun sekunder, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis setiap data yang dapat disajikan serta menganalisis setiap permasalahan yang ada, guna menjawab setiap rumusan masalah yang telah di paparkan serta menyimpulkan kebenaran dari hepotesa penelitian ini, yaitu keberadaan hubungan antar variabel budaya organisasi X dengan variabel semangat kerja y.

5.1 Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasiyang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi akan dikatakan baik jika memiliki budaya organisasi yang baik pula untuk mendukungnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden, diketahui bahwa budaya organisasi pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun berada pada kategori Kuat, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tersebut telah diterapkan dengan baik oleh karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. adapun nilai-nilai dasar budaya organisasi tersebut meliputi : inisiatif individu, Universitas Sumatera Utara 94 toleransi terhadap tindakan beresiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen atasan, control, indentitas, toleransi terhadap konflik serta pola komunikasi. Inisiatif individu dimaksud sejauh mana responden diberi kesempatan untuk berinisiatif sendiri dalam bekerja, bagaimana pendapat responden untuk inisiatif inisiatif indifidu, tingkat kemandirian responden dalam menyelesaikan pekerjaan, serta kebebasan yang didapat dalam mengemukakan saran dan kritik. Dan dilihat dari segi inisiatif individu yang terjadi di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun tergolong baik, hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menyatakan di instansi ini bebas untuk berinisiatif sendiri sebanyak 26 orang atau 87. Hal ini jelas terlihat bahwa para karyawan tidak perlu mengulur waktu untuk menyelesaikan masalah untuk menunggu perintah dari atasan. Para karyawan langsung sigap dalam mengatasinya. Inisiatif individu juga sangat diperlukan untuk pengembangan diri dan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan. Dari segi toleransi terhadap tindak beresiko dimaksud sejauh mana tingkat toleransi yang diberikan organisasi kepada karyawan untuk berani mengambil resiko dalam bekerja demi kepentingan organisasi. Untuk mengukur toleransi terhadap tindakan beresiko disini penulis menggunakan tiga pertanyaan yaitu diberi kesempatan melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi, berani mengambil resiko dan apakah atasan akan memberikan bantuan jika terjadi kesalahan. Dari data hasil yang diperoleh oleh penulis dari lapangan tepatnya data dari jawaban responden mayoritas responden menjawab “kadang-kadang” untuk bantuan atasan yaitu sebanyak 11 orang atau 37 ditambah dengan jawaban 24 orang menyatakan “berani” atau 80, dan ditambah lagi dengan jawaban 21 Universitas Sumatera Utara 95 orang atau 70 menyatakan atasan memberi bantuan bila ada masalah. Hal ini menunjukkan bahwa instansi ini memang menerapkan toleransi terhadap tingkat beresiko. Hal itu sangat baik untuk mengembangkan diri karyawan dalam mengerjakan sesuatu dan sigap dalam menghadapi suatu masalah jika terjadi. Pepengarahan dimaksudkan sejauh mana kemampuan organisasi untuk merumuskan standar kerja organisasi agar dapat dipahami dan dimengerti oleh karyawan. Sebab jika standar kerja telah jelas dan karyawan dapat mengerti dan memahami dengan baik maka dapat menghemat waktu yang dibutuhkan efesien sebab karyawan langsung mengerti apa yang harus dilakukan di karenakan semua sudah ditentukan dengan jelas dalam tupoksi. Disini penulis mengukur pengarahan dengan membuat tiga pertanyaan yaitu tentang pedoman kerja dan pemahaman karyawan terhadap harapan dan sasaran yang terdapat dsalam tupoksi serta pemahaman tentang visi misi perusahaan. Dalam hal ini pengarahan pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun tergolong sangat baik terlihat dari mayoritas responden menjawab 21 orang atau 70 responden menjawab sudah jelasnya pedoman kerja, dan 26 responden atau 87 menjawab memahami untuk pertanyaan pemahaman terhadap sasaran dan harapan yang terdapat dalam tupoksi, serta 23 responden atau 77 responden menjawan mengerti visi misi dan tujuan instansi. Dari segi integrasi, penulis melihat sejauh mana organisasi mampu mengkoordinasi seluruh unit-unit kerja yang ada menjadi suatu kesatuan dan berprilaku adil pada setiap unit-unit kerja yang ada. Disini penilis mengukur integrasi dengan dua pertanyaan yaitu instansi mampu menyatukan kerja unit-unit kerja yang ada untuk kerja sama serta kemampuan instansi untuk bersikap adil Universitas Sumatera Utara 96 terhadap unit-unit kerja yang ada. Dilihat dari jawaban yang diberikan responden mayoritas menjawab mampu sebanyak 22 orang atau 73 untuk pertanyaan kemampuan instansi untuk menyatukan unit-unit kerja yang ada untuk bekerja sama. Sedangkan untuk pertanyaan apakah sudah ada kekompaka dengan unit- unit kerja yang lainnya mayoritas responden mengatakan ada sebanyak 23 responden atau 77. Terlihat jelas bahwa integrasi instansi ini bisa dikatakan baik. Dari segi dukungan manajemen penulis melihat sejauh mana dukungan dan bantuan dari atasan dalam bekerja kepada karyawan, dalam menyampaikan dukungan dan bantuannya apakah atasan menyampaikannya dengan baik serta apakah arahan, bantuan, serta dukungan yang diberi atasan dapat diterima dengan baik oleh karyawan. Dari jawaban mayoritas responden menjawab sering untuk bantuan yang diberi atasan sebanyak 13 orang atau 43, dan sebanyak 21 responden atau 70 mengatakan atasan menyampaikannya arahannya dengan baik, serta 28 responden atau 93 menyatakan arahan yang diberikan atasan bisa diterima dengan baik oleh karyawan. Hal ini membuktikan bahwa atasan mendukung dan mendorong bawahannya untuk lebih semangat lagi dalam bekerja, dan bahannya pun dapat menerima dukungan itu dengan baik, Dari segi kontrol, untuk melihat control dari instansi penilis membuat tiga pertanyaan yaitu sejauh mana peraturan-peraturan tang dimiliki organisasi dapat mengendalikan prilaku karyawannya dari mayoritas responden atas pertanyaan tersebut menjawab sudah dan jelas sebanyak 21 orang atau 70, dan peraturan- peraturan yang dibuat instansi bisa diterima oleh karyawan mayoritas responden menjawab sebanyak 25 responden atau 83 serta peraturan-peraturan yang Universitas Sumatera Utara 97 diterapkan oleh instansi bisa dijalankan dengan baik oleh karyawan mayoritas responden menjawab sebanyak 28 responden atau 93. Dari segi identitas, penulis melihat sejauh mana karyawan menyadari dirinya sebagai bagian dari organisasi dan rela bekerja dengan sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi. Disini penulis mengukur identitas dengan pertanyaan apakah mereka merasa menjadi bagian dari instansi tersebut. Terlihat dengan jelas mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 57 menjawab menyadari, serta sebanyak 12 orang atau 40 menyatakan sangat menyadari. Sehingga dikatakan mayoritas pegawai menyatakan bahwa mereka bagian dari instansi ini. Yaitu berjumlah 29 responden atau 97. Dengan timbulnya rasa menyadari diri dari instansi menimbulkan loyalitas dan tanggung jawab dalam diri karyawan untuk bertindak dengan baik dan ikhlas. Dan hal tersebut dapat mendorong peningkatan semangat kerja karyawan. Dari toleransi terhadap konflik, penulis melihat seberapa sering terjadi konflik dalam organisasi dan bagai mana organisasi menyikapi konflik tersebut dan kemampuan organisasi dalam mendorong karyawan untuk mengemukakan pendapat yang berbeda. Untuk mengukur tingkat toleransi terhadap konflik di instansi ini, penulis mengemukakan tiga pertanyaan yaitu apakah diinstansi tersebut ada konflik, dan jika terjadi konflik apakah organisasi berupaya mencari solusi, serta apakah perbedaan pendapat merupakan hal yang berbahaya. Dari data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari lapangan jawaban mayoritas pegawai menjawab jarang terjadi konflik diinstansi ini yaitu sebanyak 13 orang atau 43, dan 20 responden atau 67 mayoritas responden menjawab selalu mencari solusi apabila terjadi konflik, serta mayoritas responden menjawab tidak setuju apa bila Universitas Sumatera Utara 98 perbedaan pendapat dengan atasan merupakan sesuatu yang berbahaya sebanyak 22 orang atau 73. Jadi dapat dikatakan masih adanya toleransi terhadap tindakan beresiko di instansi ini. Dari segi pola komunikasi penulis melihat sejauh mana komunikasi antara atasan dengan karyawan dan karyawan dengankaryawan lainnya. Untuk mengukur pola komunikasi yang ada di instansi ini, penulis membuat empat pertanyaan yaitu komunikasi antara karyawan dengan atasan dan karyawan lainnya, komunikasi informal yang terjadi, dan sosialisasi dengan karyawan atas kebijakan yang diambi, serta perhatian atas kritik dan saran yang diberikan. Dari data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari lapangan tepatnya data dari responden mayoritas pegawai menjawan baik untuk komunikasi antara atasan dengan karyawan dan karyawan dengan karyawan yaitu sebanyak 15 responden atau 50, untuk pertanyaan komunikasi informal sering terjadi mayoritas responden menjawab sering sebanyak 13 orang atau 43 dan mayoritas responden menjawab selalu untuk kebijakan yang diambil instansi disosialisasikan pada karyawan sebanyak 21 orang atau 70 sedangkan mayoritas responden menjawab sering untuk pertanyaan instansi memberi perhatian atas kritik dan saran dari karyawan sebanyak 11 orang atau 37. Jadi, dapat dikatakan komunikasi di instansi ini berjalan dengan baik, komunikasi merupakan hal yang terpenting di dalam organisasi. Karna apa bila komunikasi berjalan dengan baik maka karyawan akan merasa nyaman bekerja di instansi ini. Universitas Sumatera Utara 99

5.2 Semangat Kerja

Dokumen yang terkait

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 30 91

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong (Studi pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

1 24 117

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT KEBUN BALIMBINGAN.

0 3 25

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Buruh Nyerep Perempuan di Perkebunan Kelapa Sawit (Studi kasus pada buruh nyerep di Afdeling V Unit Usaha Padang Matinggi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun)

0 1 8

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 8

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 1

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 26

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 6

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun

0 0 1