44
3.5 Struktur Organisasi
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi
Kpt. Dulrahm
an M
Pa-Pam
Irma R Manik, SE
Asst. Tata Usaha
Zulabdi Suwanah,
St
Asst. Teknik
Panji Sapqura
hman, SE
Asst. Afd. III
Ir. Nur Waskita
Manajer
M. Erwin J. Nst, SP
Ka Dinas Tanaman
R. Suhairi,
SH
Asst. SDM Umum
Daniel J. Purba,
SP
Asst. Afd. I
Zulabdi Suwanah
ST
Pjs. Asst. Afd. II
Herbert O.S.P.S,
SP
Asst. Afd. IV
Amir Hasan D,
SP
Asst. Afd. V
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada Bab ini penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian berupa data primer yang telah diperoleh peneliti di lapangan. Data primer ini diperoleh
melalui penyebaran kuisioner penelitian pada 30 responden di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun.
Untuk memperoleh gambar yang jelas dari data yang diperoleh dari kuisioner tersebut, dibawah ini disajikan data dalam table-tabel distribusi yang kemudian
didistribusikan sebagai berikut :
4.1 Identitas Responden
Responden pegawai dalam penelitian ini adalah Karyawan yang bekerja di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun yaitu sebanyak 30 orang. Berikut ini akan disajikan data identitas responden pegawai berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan
terakhir, dan lama bekerja.
4.1.1 Data Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dalam mendistribusikan indentitas responden berdasarkan jenis kelamin, penelitian mengelompokkannya kedalam dua kelas yaitu kelas laki-laki dan kelas
perempuan. Disisni kita dapat melihat bagaimana klasifikasi antara pegawai yang berjenis kelamin laki-laki dan yang berjenis kelamin perempuan pada kantor PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasasrkan Jenis Kelamin
Keterangan Frekuensi
Persentase
Laki-laki 27
90 Perempuan
3 10
Jumlah 30
100 Sumber: Pelitian Lapangan 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden karyawan di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun adalah pria yaitu sebanyak 27 orang 90 sedangkan karyawan wanita berjumlah 3 orang 10.
Disini terlihat jelas bahwa kesetaraan gender belum merata di kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun. Bahkan
keberadaa karyawan wanita yang ada tidak lebih dari setengah karyawan pria. Dapat dikatan sikitnya karyawan wanita dikantor tersebut karna sudah
hampir 10-15 tahun tidak ada penerimaan untuk karyawan wanita, karna tenaga kerja pria lebih di utamakan di kantor tersebut bahkan di PTPN IV. Jadi dapat
dikatakan 3 karyawan tersebut tergolong karyawan yang sudah lama bekerja di kantor tersebut.
Universitas Sumatera Utara
47
4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia pegawai pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun. dimana peneliti mengelompokkannya kedalam 5 kelas dengan rentang usis 20-15 tahun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Usia
Keterangan Frekuensi
Persentase
≤ 20 Tahun 21 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun 6
20 41 - 50 Tahun
20 67
≥ 51 Tahun 4
13 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di
Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun yang menjadi responden pada penelitian ini berusia 41-50
tahundengan jumlah 20 orang 67 dan yang berusia 31-40 tahun berada diurutan ke-2, sedangkan minoritas responden yang berusia
≥51 tahun berjumlah 4 orang 13.
Universitas Sumatera Utara
48 Hal ini menunjukkan bahwa tingkat usia karyawan yang ada di Kantor PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun masih tergolong produktif.
Tidak adanya karyawan yang berusia 21 – 30 tahun bahkan ≤ 20 tahun
karna beberapa tahun yang lalu memang tidak ada penerimaan karyawan, dan baru tanggal 1 Januari kemarin ada penerimaan 100 karyawan laki-laki tetapi
untuk kerja dilapangan. Dan kantor PDM Juga belum memerlukan tenaga kerja yang baru.
4.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Disini kita dapat melihat bagaimana variasi jenjang pendidikan yang ditempuh oleh pegawai Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab.Simalungun. dengan mengklasifikasikan kedalam 6 kelas yaitu karyawan dengan jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma I,II, III, IV dan
karyawan dengan jenjang Sarjana baik S1 dan S2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Keterangan Frekuensi
Persentase
SD-SMP Sederajat 1
3 SMA Sederajat
23 77
Diploma I,II,III,IV 1
3 Sarjana S-1
5 17
Universitas Sumatera Utara
49 Lainnya S-2
Jumlah 30
100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016
Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir yaitu SMA Sederajat sebanyak 23 orang
77, dan responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir Sarjana yaitu sebanyak 5 orang 17 berada diurutan ke-2, sedangkan minoritas responden
yang jenjang pendidikan terakhirnya Diploma 1 orang 3 serta disusul SD-SMP Sederajat 1 orang .
Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan para karyawan di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun masih
standart belom terlalu tinggi, karna dapat dilihat rata-rata karyawan tamatan SMASederajat.
Banyaknya karyawan yang tamatan SMA Sederajat dan bukan Diploma Sarjana, karna di kantor PDM tersebut tamatan tidak diutamakan. Dan karyawan
yang kerja disana mayoritas orang lama sehingga karyawan yang tamatan Diploma Sarjana masih sedikit. Hal ini ada hubungannya dengan sudah lamanya
tidak adanya penerimaan karyawan pada Tabel 4.2 diatas.
4.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melihat lama bekerja pegawai pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun. dengan mengklasifikasikan kedalam 5 kelas yaitu karyawan
Universitas Sumatera Utara
50 dengan masa bekerja 10 sampai 40 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Keterangn Frekuensi
Persentase
≤ 10 Tahun 1
3 11-20 Tahun
15 50
21-30 Tahun 11
37 31-40 Tahun
2 7
≥ 41 Tahun 1
3 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden yang
lama bekerjanya 11-20 tahun sebanyak 15 orang 50, dan responden yang sudah bekerja selama 21-30 tahun sebanyak 11 orang 37 berada diurutan ke-2.
Sedangkan yang minoritas adalah karyawan yang lama bekerjanya ≤ 10 tahun dan
≥ 41 tahun sebanyak 1 orang 3. Lama masa kerja merupakan nilai tambahan bagi para pegawai dikarenakan bahwa mereka mempunyai pengalaman kerja yang
lebih banyak dan dapat lebih baik lagi dalam melakukan pekerjaanya. 11-20 tahun merupakan waktu yang lama dalam bekerja, sedangkan
≤ 10 tahun cuma 1 karyawan hal itu terjadi karena sama halnya seperti Tabel 4.2 yang mana sudah
lama tidak ada penerimaan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian
4.2.1 Jawaban Responden Tentang Budaya Organisasi Variabel X
Untuk mengukur variabel budaya organisasi digunakan 10 indikator yang kemusian diubah menjadi 25 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5 pilihan
jawaban, dimana responden diharuskan memilih satu pilihan jawaban yang sudah disediakan.
Berikut ini disajikan data jawaban responden berdasarkan keseluruhan pertanyaan mengenai Budaya Organisasi Variabel X berdasarkan kuisioner yang
telah disebarkan:
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Bebas
Berinisiatif Sendiri Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Bebas 1
3 Bebas
26 88
Cukup Bebas 1
3 Kurang Bebas
1 3
Tidak Bebas 1
3 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Inisiatif individu adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau
indepedensi yang mempunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
Universitas Sumatera Utara
52 Dengan deberikan kebebasan tersebut, organisasi memberikan setiap individu
untuk berkreasi dalam pelaksanaan tugas. Dengan adanya kebebasan organisasi mendorong karyawan untuk meningkatkan semangatnya dalam bekerja.
Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa jawaban dari responden tentang apakah para karyawan merasa bebas untuk berinifiatif sendiri adalah
bebas. Hal itu dapat dilihat dengan jawaban responden yang telah menjawab bebas sebanyak 26 orang 88.
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Pendapat Karyawan Dapat
diterima diperusahaan Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 8
27 Sering
7 23
Kadang-kadang 12
40 Jarang
2 7
Tidak Pernah 1
3 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapat para karyawan dalam
perusahaan kadang-kadang diterima dalam perusahaan tersebut. Hal tersebut terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “kadang-kadang”
Universitas Sumatera Utara
53 sebanyak 12 orang 40, “selalu” sebanyak 8 orang 27, “sering” sebanyak 7
orang 23, dan di ikuti “jarang” dan “tidak pernah” sebanyak 2 dan 1 orang. Dapat dilihat dengan dapatnya diterima pendapat karyawan di perusahaan
merupakan salah satu sikap dimana karyawan di kasih kebebasan dalam mengeluarkan pendapat seperti yang diuraikan pada table 4.6 diatas, yang mana
dikatakan karyawan merasa bebas berinisiatif. apabila pendapat karyawan diterima, karyawan merasa dianggap penting dan ikut berperan dalam kemajuan
perusahaan, jadi karyawan akan lebih semangat bekerja dan mengeluarkan pendapat-pendapat berikutnya yang dia miliki.
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Menunggu
Perintah Dari Atasan dalam Pelaksanaan Tugas Keterangan
Frekuensi Persentase
Tidak Pernah 4
13 Jarang
5 17
Kadang-kadang 6
20 Sering
5 17
Selalu 10
33 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016
Universitas Sumatera Utara
54 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan selalu menunggu perintah
dari atasan dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang mayoritas responde menjawab “selalu” 10 orang 33 serta “kadang-
kadang” sebanyak 6 orang 20.
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Diberi
Kesempatan Melakukan Pekerjaan Yang Tingkat Kesulitannya Tinggi Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 1
3 Sering
3 10
Kadang-kadang 11
37 Jarang
10 33
Tidak Pernah 5
17 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi kurang memberikan
kesempatan kepada para pegawai untuk melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang
menjawab “kadang-kadang” 11 orang 37 serta “jarang” 10 orang 33. Hal itu terlihat dari table 4.7 diatas, yang mana karyawan selalu menunggu
perintah dari atasan dalam melaksanakan tugas. Karna karyawan kurang diberi kesempatan dalam melakukan pekerjaan yang tingkat kesilitannya lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Berani
Mengambil resiko Keterangan
Frekuansi Persentase
Sangat Berani 1
3 Berani
24 80
Ragu-ragu Kurang Berani
2 7
Tidak Berani 3
10 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan berani mengambil resiko
terhadap apa yang mereka lakukan. Ini membuktikan bahwa karyawan dapat bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Hal itu terlihat dari
jawaban mayoritas responden yang menjawab “ berani” sebanyak 24 orang 80. Walaupun karyawan kurang diberi kesempatan dalam melakukan
pekerjaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi, tapi karyawan berani mengambil resiko yang ada dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Apabila karyawan berani
mengambil resiko atas pekerjaan yang mereka lakukan, berarti karyawan punya rasa tanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Dan siap menerima
sanksi dari apa yang telah mereka perbuat.
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Jika Terjadi Masalah, Apakah
Atasan Memberikan Bantuan Kepada Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 21
70 Sering
5 17
Kadang-kadang 4
13 Jarang
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pihak atasan mau memberikan
bantuan kepada para karyawan jika timbul masalah. Dengan adanya perhatian yang diberikan atasan terhadap bawahan dalam hal pekerjaan meningkatkan
semangat semangat kerja mereka akan meningkat. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 21 orang 70 dan
“sering” sebanyak 5 orang 17. Apabila atasan memberikan bantuan kepada karyawan berarti atasan
peduli terhadap kerja karyawannya, dan karyawan merasa senang atas bantuan- bantuan yang diberikan atasan. Apabila terjadi masalah itu berarti karna karyawan
berani mengabil resiko atas pekerjaan yang dia lakukan, seperti halnya yang diuraikan pada table 4.9 diatas.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Pedoman Kerja Sudah
Dirumuskan Dengan Jelas Dalam Tupoksi Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangan Jelas 7
23 Jelas
21 70
Ragu-ragu 2
7 Kurang Jelas
Tidak Jelas Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pedoman kerja sudah
dirumuskan dan jelas adanya. Dengan adanya pedoman kerja, karyawan bisa memahami tugas dan fungsinya dalam organisasinya. Hal ini dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan sebab, masing-masing karyawan sudah mengerti apa tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban
mayoritas responden yang menjawab “jelas” sebanyak 21 orang 70.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Memahami
Sasaran dan Harapan Dalam Tupoksi Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Memahami 4
13 Memahami
26 87
Ragu-ragu Kurang Memahami
Tidak Memahami Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa responden mamahami sasaran
dan harapan yang terdapat dalam tupoksi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yag mejawab “memahami” sebanyak 26 orang 87, sebanyak 4
orang 13 mengatakan “sangat memahami” sedangkan ragu-ragu, kurang memahami, dan tidak memahami 0.
Kemampuan karyawan untuk memahami dan mengerti apa sasaran dan harapan yang terdapat dalam tugas pokok dan fungsi dapat meningkatakan
semangat kerja karyawan, sebab karyawan tidak perlu mencari tau apa yang harus dilakukan dan itu bisa menghabiskan waktu tanpa menghasilkan sesuatu,
sebaliknya jika karyawan sudah mengerti dan memahami makna baik maka akan melakukan apa yang sudah ditugaskan kepada meraka dengan segera. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
59 dapat menghemat waktu yang disediakan serta hasil yang diinginkan tercapai
dengan tepat waktu.
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mengerti
Tentang Visi dan Misi Perusahaan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Mengerti 7
23 Mengerti
23 77
Ragu-ragu Kurang Mengerti
Tidak Mengerti Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan mengerti dengan visi dan
misi perusahaan. Dengan hal itu berarti karyawan dapat memahami apa tujuan dari perusahaannya tersebut.hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden
dengan jawaban “mengerti” sebanyak 23 orang 77. Dengan memahami visi dan misi perusahan berarti karyawan mengerti
tentang sasaran dan harapan dalam perusahaan tersebut. Seperti halnya yang sudah diuraikan pada table 4.12 yang mana dikatakan karyawan sudah memahami
sasaran dan harapan yang ada diperusahaan.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Mampu
Menyatukan Unit-unit Secara Terkoordinasi Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Mampu 6
20 Mampu
22 73
Cukup Mampu Kurang Mampu
2 7
Tidak Mampu Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi ini mampu menyatukan
unit-unit kerja yang ada untuk bekerja sama dan secara terkoordinasi. Suatu pekerjaan yang apabila dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinasi maka
akan hasil yang dicapai akan efektif dan efesien. Jadi, dengan adanya kerjasama dan terkoordinasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Hal
itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” sebanyak 22 orang 73, dan yang menjawab “sangat mampu” sebanyak 6 orang 20,
sedangkan yang menjawab kurang mampu sebanyak 2 orang 7. Penulis dapat melihat mampunya perusahaan menyatukan unit-unit secara terkoordinasi tidak
lepas dari rasa rasa kerja sama antara atasan dengan karyawan, sehingga peraturan-peraturan dari perusahaan dapat dijalankan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Ada Kekompakan Antara
karyawan Dengan Karyawan Lainnya Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Ada 6
20 Ada
23 77
Kadang-kadang 1
3 Kurang Ada
Tidak Ada Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2015 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa ada kekompakan antara
karyawan dengan karyawan lainnya. Apabila ada kekompakan antara karyawan dengan karyawan lainnya maka karyawan itu akan merasa nyaman bekerja di
kantor tersebut. Hal ini dapat dilihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ada” sebanyak 23 orang 77, dan 6 orang20 menjawab “sangat
ada”. Apabila ada kekompakan antara karyawan dengan karyawan lainnya maka
hubungan antara karyawan akan berjalan baik, sehingga mereka dalam bekerja menjadi lebih semangat dan pekerjaan yang mereka kerjakan akan menjadi lebih
baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Memberikan
Bantuan Dan Dukungan Dalam Bekerja Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Sering 12
40 Sering
13 44
Kadang-kadang 4
13 Jarang
1 3
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa atasan sering memberikan
bantuan dan dukungan kepada karyawan dalam bekerja, apabila atasan sering memberikan bantuan dan dukungan dalam bekerja maka karyawan yang bekerja
di kantor itu akan lebih semangat lagi dalam menyelesaikan pekerjaannnya. Hal ini terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak
13 orang 44 dan menjawab “sangat sering” sebanyak 12 orang 40. Apabila ada bantuan dan dukungan dari atasan dalam bekerja, karyawan
akan merasa diperdulikan oleh atasan, dan merasa terbantu atas bantuan yang diberikan atasan atas pekerjaan yang mereka lakukan. Apa bila ada dukungan dari
atasan untuk karyawan maka karyawan akan menjadi lebih semangat lagi dalam melakukan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Menyampaikan
Arahannya Dengan Baik Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Baik 9
30 Baik
21 70
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa atasan menyampaikan
arahannya dengan baik kepada karyawannya. Apa bila arahan yang diberikan atasan disampaikan dengan baik maka para karyawan juga dapat menerima arahan
itu dengan baik pula. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “baik” sebanyak 21 orang 70 dan menyatakan “sangat baik”
sebanyak 9 orang 30.
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Arahan Dari Atasan Bisa
Diterima Dengan Baik Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Bisa 2
7 Bisa
28 93
Ragu-ragu Kurang bias
Tidak Bisa Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa arahan yang diberikan atasan
dapat di terima dengan baik oleh para karyawan. Hal ini terjadi karna atasan juga menyampaikan arahannya dengan baik kedapa karyawannya. Hal itu terlihat dari
jawaban mayoritas responden yang menjawab “bisa” sebanyak 28 orang93. Penyampaian arahan yang baik yang telah diuraikan pada table 4.17 diatas,
sangat berpengaruh pada bisa atau tidaknya arahan itu diterima oleh karyawan. Apa bila penyampaian arahan itu disampaikan dengan baik maka arahan itu juga
akan di terima dengan baik oleh karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Sudah
Merumuskan Aturan-aturan Yang Baku Keterangan
Frekuensi Persentase
Sudah dan Sangat Jelas 2 7
Sudah dan Jelas 21
70 Sudah dan Cukup jelas
7 23
Sudah kurang jelas Tidak Jelas
Jumlah 30
100 Sumber: Penelitian Lapangan 2016
Aturan dibuat untuk mengontrol dan mengendalikan pegawai dalam bertindak dan bersikap dengan baik di dalam organisasi. Dengan adanya aturan
diharapkan pegawai menghormati dan menjalankan dengan baik. Tabel diatas menunjukkan bahwa aturan-aturan untuk mengendalikan dan mengawasi pegawai
sudah ditetapkan dan jelas. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sudah dan jelas” sebanyak 21 orang 70.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Peraturan Diperusahaan
Dapat Diterima Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Bisa 3
10 Bisa
25 83
Ragragu Kurang Bisa
2 3
Tidak Bisa Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan dapat menerima
peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh instansi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “bisa” sebanyak 25 orang 83
dan menjawab “sangat bisa” sebanyak 3 orang 10. Dengan bisanya diterima atauran-aturan yang ada di perusahaan oleh
karyawan berarti karyawan dapat menjalankan peraturan tersebut. Hal itu tidak lepas pada sudah jelasnya peraturan-peraturan tersebut, sehingga dapat diterima
karyawan seperti halnya pada table 4.19 diatas.
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Peraturan Yang Sudah
Diterapkan Dapat Dijalankan Dengan Baik Oleh Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Bisa 2
7 Bisa
28 93
Ragu-ragu Kurang Bisa
Tidak Bisa Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa peraturan yang sudah
diterapkan dapat dijalankan dengan baik oleh karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ bisa” sebanyak 28 orang 93
dan menjawab “ sangat bisa” 2 orang 7. Apabila karyawan sudah dapat menerima peraturan-peraturan tersebut
yang terlihat pada table 4.20, berarti karyawan juga sudah bisa menjalakan peraturan-peraturan tersebut dengan baik. Disini penulis melihat langsung
peraturan yang baru saja diterapkan perusahaan dan dapat dijalankan karyawan dengan baik, yaitu karyawan diwajibkan isi absen daftar hadir pukul 06.30. yang
mana sebelumnya karyawan datang pukul 08.00 atau 07.30 lalu isi absen. Dan peraturan itu dijalankan setiap hari oleh karyawan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Menyadari
Bagian Dari Instansi Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Menyadari 12
40 Menyadari
17 57
Cukup Menyadari 1
3 Kurang Menyadari
Tidak Menyadari Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa setiap karyawan menyadari
akan dirinya adalah bagian dari instansi tersebut. Dengan adanya rasa menyadari diri sebagai bagian dari satu organisasi, karyawan akan memberikan tanggung
jawab yang besar terhadap organisasi tersebut. Jika rasa tanggung jawab sudah tumbuh dalam diri masing-masing karyawan maka hasil kerjanya akan bagus. Hal
itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “menyadari” sebanyak 17 orang 57.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Ada Terjadi
Konflik Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu Sering
2 7
Kadang-kadang 6
20 Jarang
9 30
Tidak Pernah 13
43 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Konflik dapat menyebabkan hubungan antar individu di suatu organisasi
renggang. Jika hal itu dibiarkan maka pola komunikasi yang terjadi akan buruk. Jika pola komunikasi buruk maka hal itu akan dapat mempengaruhi semangat
kerja karyawan. Sebisa mungkin konflik harus dihindari tetapi jika tidal dapat dihindari diperlukan manajemen konflik yang baik oleh pihak atasan. Sehingga
konflik dalam arti negative dapat diolah menjadi sumberdaya yang bersifat positif. Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa di instansi ini tidak pernah terjadi
konflik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 13 orang 43 dan menjawab “jarang” sebanyak 9 orang 30.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahaan Mencari Solusi
Apabila Terjadi Konflik Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 7
23 Sering
22 74
Kadang-kadang Jarang
1 3
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi tersebut sering
berusaha mencari solusi terhadap konflik yang terjadi. Sebab, jika konflik dibiarkan berlarut-larut tanpa ada tindakan yang memastikan konflik tersebut
selesai bisa menimbulkan ketegangan dalam lingkungan kerja. Jika lingkungan tegang dan tidak kondusif maka semangat kerja menurun. Untuk itu diharapkan
dalam setiap organisasi untuk dapat mengelola konflikmenjadi suatu sumber daya yang menguntungkan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang
menjawab “sering” sebanyak 22 orang 74.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Beda Pendapat Dengan
Atasan Merupakan Sesuatu Yang Bahaya Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Tidak setuju 7
23 Tidak Setuju
22 74
Kadang-kadang Setuju
1 3
Sangat Setuju Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Jika perbedaan pendapat dengan atasan berbahaya maka situasi dalam
oeganisasi tidak kondusif. Sebab pegawai harus menuruti apa yang diperintahkan atasan. Dan jika hanya pendapat atasan yang berlaku akan terjadi penyalahan
wewenang. Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan tidak setuju jika pendapat yang berbeda dengan atasan itu sangat berbahaya. Hal itu terlihat dari jawaban
mayoritas responden yang menjawab “tidak setuju” sebanyak 22 orang 74. Penrbedaan pendapat dengan atasan merupakan konflik yang terjadi dalam
perusahaan, tapi pada table diatas karyawan mengatakan bahwa perbedaan pendapat dengan atasan merupakan bukan sesuatu yang berbahaya, karna pada
table 4.24 sudah dijelaskan bahwa apabila terjadi konflik dalam perusahaan maka perusahaan itu akan mencaro solusi dari masalah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Komunikasi antara
Karyawan dengan Atasan dan Karyawan Lainnya Berjalan Dengan Baik Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Baik 13
43 Baik
15 50
Cukup Baik 2
7 Kurang Baik
Tidak Baik Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi antara karyawan
dengan atasan dan karyawan lainnya berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “baik” sebanyak 15 orang 50
yang menjawab “ sangat baik” sebanyak 13 orang 43 dan yang menjawab “cukup baik” sebanyak 2 orang 7.
Disini penulis melihat langsung komunikasi yang terjalin antar karyawan memang berjalan dengan baik. Penulis melihat adanya kekompakan dan
komunikasi antar karyawan dan atasan. Tidaka da kecanggungan mereka antar karyawan dan karyawan dengan atasan.
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Komunikasi Informal
Sering Terjadi antara Karyawan Dengan Atasan dan Karyawan Lainnya Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 11
37 Sering
13 43
Kadang-kadang 6
20 Jarang
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi informal yang
terjadi di instansi sering terjadi. Dan dari pengamatan penulis hal tersebut dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dalam bekerja, mungkin hal itu
dikarenakan para karyawan merasa iklim dalam organisasi itu tidak kaku dengan menggunakan komunikasi informal. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas
responden yang menjawab “sering” sebanyak 13 orang 43, dan menjawab “selalu” sebanyak 11 orang 37.
Seperti contoh dari yang penulis lihat adanya komunikasi yang terjadi antara karyawan yang satu dengan karyawan satunya lagi, yang dimana mereka
membahas perihal diluar lingkup pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Setiap Kebijakan Yang
Diambil Perusahaan Selalu Disosialisasikan Kepada Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 21
70 Sering
8 27
Kadang-kadang 1
3 Jarang
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Tabel diatas menunjukkan bahwa instansi ini selalu mensosialisasikan
kebijakan yang diambil kepada para karyawan, sehingga tercipta komunikasi yang baik antara karyawan sehingga karyawan dapat mempersiapkan dan
menyesuaikan diri terhadap kebijakan tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 21 orang 70, dan
menjawab “sering” sebanyak 8 orang 27.
Universitas Sumatera Utara
75
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahhan Memberikan
Perhatian Setiap Saran Yang Diberikan Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 9
30 Sering
11 37
Kadang-kdang 10
33 Jarang
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi memperhatikan saran
dan kritik dari para karyawan sebagai bahan masukan bagi instansi tersebut untuk menjadi lebih baik lagi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang
menjawab “sering” sebanyak 11 orang 37.
4.2.2 Jawaban Responden Tentang Semangat Kerja Karyawan Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi
Kab.Simalungun
Untuk mengukur variabel semangat kerja digunakan 4 indikator yang kemudian diubah menjadi 12 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5
pilihan jawaban, dimana responden diharuskan memilih satu pilihan jawaban yang disediakan.
Universitas Sumatera Utara
76 Berikut ini disajikan data jawaban responden terhadap keseluruhan
pertanyaan mengenai semangat kerja karyawan variabel Y berdasarkan kuisioner yang disebarkan:
Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Beban Tugas Yang
Diberikan Sesuai Dengan Kemempuan Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Sesuai 3
10 Sesuai
25 83
Ragu-ragu Kurang Sesuai
2 7
Tidak sesuai Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa beban tugas yang diberikan
kepada karyawan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 25
orang 83, menyatakan “sangat sesuai” 3 orang 10 dan menyatakan “kurang sesuai” 2 orang 7.
Universitas Sumatera Utara
77
Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Senang
Atas Pekerjaan yang Diberikan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Senang 7
23 Senang
22 74
Cukup Senang 1
3 Kurang Senang
Tidak Senang Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa senang
dengan pekerjaaan yang diberikan perusahaan kepadanya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “senang” sebanyak 22 orang 74
dan menyatakan “sangat senang” 7 orang 23 Apabila karyawan merasa senang atas beban tugas yang diberikan
padanya, berarti karyawan itu merasa mampu atas beban tugas yang diberikan kepadanya. Seperti halnya pada table 4.30 yang diuraikan diatas.
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mampu
Menyelesaikan Tugas Yang Diberikan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Mampu 4
13 Mampu
25 84
Cukup Mampu Kurang Mampu
1 3
Tidak Mampu Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa mampu
menyelesaikan tugas pekerjaan yang diberikan perusahaan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” sebanyak 25 orang 84
dan mengatakan “sangat mampu” sebanyak 4 orang 13. Faktor penyebab karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan kepadanya karna dia merasa beban yang diberikan sesuai dengan kemampuannya seperti pada table 4.30. dan mamerasa senang atas pekerjaan yang
diberikan kepadanya seperti yang telah diuraikan pada table 4.31 di atas.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bagaimana Tingkat Kehadiran
Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Disiplin 1
3 Disiplin
28 94
Biasa Saja Kurang Disiplin
1 3
Tidak Disiplin Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data diatas menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di instansi ini
sudah disiplin. Kedisiplinan atau tingkat kehadiran harus diutamakan dalam bekerja karna dari situ dapat dinilai bagaimana cirri diri kita sebenarnya. Hal itu
terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “disiplin” sebanyak 28 orang 94.
Apabila karyawan bisa disiplin terutama dalam hal kehadiran, itu merupak poin terpenting dalam pekerjaan. Karna dari situ dapat dilihat bagai mana
sebenarnya kita bekerja dalam perusahaan tersebut. Apabila tingkat kedisiplinan baik apalagi dalam hal kehadiran dapat dikatakan semangat dia dalam bekerja
baik pula.
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Selalu
Mengutamakan Ketepatan Waktu Dalam Bekerja Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 26
87 Biasa Saja
4 13
Jarang Sangat Jarang
Tidak Tahu Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan pada instansi ini
selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja, apa bila karyawan selalu mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja berarti karyawan tersebut
mempunyai semangat kerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 26 orang 87.
Ketepatan waktu sangat diutamakan di perusahaan mana pun, karna itu merupakan peraturan yang utama harus di patuhi oleh karyawan dalam bekerja.
Dalam hal ini penulis melihat perusahaan khususnya Kantor PDM sangat mengutamakan ketepatan waktu dalam bekerja. Dengan dibuatnya peraturan
pukul 06.30 diwajibkan bagi karyawan untuk isi absen. Lewat dari jam 06.30 karyawan dianggap tidak hadir.
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Atasan Memperhatikan
Tingkat Kehadiran Karyawan Setiap Hari Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 23
77 Hampir Selalu
6 20
Jarang 1
3 Sangat Jarang
Tidak Pernah Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data diaatas menunjukkan bahwa atasan selalu memperhatikan
tingkat kehadiran karyawannya setiap hari. Apabila atasan memperhatikan tingkat kehadiran karyawan setiap hari itu berarti atasan perduli pada karyawannya. Hal
itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 23 orang 77.
Atasan yang baik adalah atasan yang selalau memperhatikan tingkah laku karyawannya, khususnya dalam hal ini tingkat kehadiran, apabila atasan
memperhatikan tingkat kehadiran karyawannya maka dapat dikatakan atasan itu perduli terhadap kedisiplinan karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mendapatkan
Jaminan Keamanan Keterangan
Frekuensi Persentase
Selalu 28
93 Jarang
2 7
Sangat Jarang Tidak Pernah
Tidak Tahu Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari tabel data diataas menunjukkan karyawan selalu mendapat jaminan
keamanan dalam bekerja, apabila ada jaminan keamanan dalam bekerja maka karyawan tidak merasa khawatir tentang keamanan dan karyawan menjadi
nyaman dalam bekerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 28 orang 93.
Jaminan keamanan dalam hal ini adalah dengan jaminan kesehatan yang diberikan perusahaan pada karyawan yang bvekerja diperusahaan tersebut.
Bahkan jaminan itu tidak hanya untuk karyawan yang bekerja itu saja, tapi keluarga seperti istri dan anak apabila masih dalam tanggungan juga
mendapatkan jaminan kesehatan tersebut. Tapi jaminan ini hanya berlaku untuk karyawan laki-laki saja, apabila karyawan perempuan hanya bisa menanggung
dirinya sendiri tapi untuk keluarganya tidak bisa.
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Mendapatkann
Jaminan Kehidupan Setelah Bekerja Diperusahaan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Menjamin 9
30 Menjamin
20 67
Ragu-ragu 1
3 Kurang Menjamin
Tidak Menjamin Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan sangat merasa
terjamin kehidupannya setelah bekerja di instansi tersebut. Apabila perusahaan dapat menjamin kehidupan karyawan menjadi lebih baik maka karyawan akan
menjadi semangat dalam bekerja. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “menjamin” sebanyak 20 orang 67.
Dapat dikatakan menjamin kehidupan setelah bekerja di instansi perusahann ini karna selain gaji yang diberikan sesuai dengan posisinya,
karyawan juga mendapat bonus setiap tahunnya, dan uang THR yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk para karyawan yang bekerja di instansi perusahaan ini.
Dengan adanya bonus yang diberikan setiap tahunnya bukan hanya menjamin kehidupan karyawan juga dapat meningkatkan semangat kerja karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
84
Tabel 4.38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Nyaman
Bekerja Diperusahaan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Nyaman 6
20 Nyaman
23 77
Ragu-ragu Kurang Nyaman
1 3
Tidak Nyaman Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diaatas menunjukkan bahwa karyawan sudah merasa
nyaman bekerja di instansi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “nyaman” sebanyak 23 orang 77 dan menyatakan
“sangat nyaman” sebanyak 6 orang 20. Rasa nyaman tidak lepas dari rasa kesenangan karyawan bekerja pada
instansi perusahaan tersebut. Karyawan nyaman bekerja di instansi perusahaan tersebut juga di karenakan factor mereka merasa menjadap jaminan keamanan dan
jaminan kehidupan setelah bekerja di perusahaan instansi tersebut. Seperti halnya yang di uraikan pada table 4.36 dan table 4.37 diatas.
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 4.39 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Perusahhan Menyesuaikan
Beban Kerja Dengan Gaji Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Sesuai 2
7 Sesuai
23 77
Ragu-ragu Kurang sesuai
4 13
Tidak Sesuai 1
3 Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi sudah menyesuaikan
antara beban kerja dengan gaji yang di dapat karyawan. Apa bila beban kerja tinggi sedangkan gaji rendah dapat mengakibatka turunnya semangat kerja
karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 23 orang 77.
Gaji merupaka hal yang paling mempengaruhi semangat kerja karyawan, karna tidak di pungkiri karyawan bekerja untuk mendapatkan uang gaji. Jadi
apabila perusahaan menyesuaikan antara beban kerja dengan gaji yang diterima karyawan maka karyawan akan merasa semangat dal;am bekerja serta merasa mau
meningkatkan lagi kinerjanya agar gaji yang diterimanya lebih besat lagi.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.40 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Gaji Yang Diberikan Sesuai
Dengan Kerja Karyawan Keterangan
Frekuensi Persentase
Sangat Sesuai 1
3 Sesuai
26 87
Ragu-ragu Kurang Sesuai
3 10
Tidak Sesuai Jumlah
303 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa gaji yang diberikan perusahaan
sesuai dengan hasil kerja karyawan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai” sebanyak 26 orang 87.
Hasil kerja karyawan akan mempengaruhi gaji karyawan juga, apabila hasilnya bagus maka gaji yang karyawan terima akan sesuai dengan pekerjaannya,
dan apabila karyawan menghasilkan pekerjaan yang buruk maka perusahaan akan mempertimbangkan lagi gajinya dan kemungkinan perusahaan akan meberikan
gaji yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
87
Tabel 4.41 Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Karyawan Merasa Puas
Dengan Gaji Yang Diberikan Karyawan
Frekuensi Persentase
Sangat Puas 1
3 Puas
24 80
Ragu-ragu Kurang Puas
5 17
Tidak Puas Jumlah
30 100
Sumber: Penelitian Lapangan 2016 Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa puas atas gaji
yang mereka peroleh. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “puas” sebanyak 24 orang 80.
Karyawan merasa puas dengan gaji yang diberikan perusahaan karna mereka juga merasa sudah mampu melakakukan pekerjaan yang diberikan
perusahaan dengan baik, jadi mereka merasa sudah pantas mendapkan gaji tersebut, seperti halnya pada table 4.40 diatas yang mengatakan bahwa gaji yang
diterima sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
88
4.3 Rekapitulasi Data
Setelah menguraikan seluruh data yang telah diporeleh dari hasil penelitian, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pembahasan data
interpretasi data untuk masing-masing variable X Budaya Organisasi dan variabel Y Semangat Kerja.
4.3.1 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel X Budaya Orgnisasi
Variabel X variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya 10 indikator untuk mengukur budaya organisasi yang semuanya diubah dalam bentuk
pertanyaan sebanyak 25 butir. Setelah menganalisa data yang didapat dari penelitian, maka diperoleh skor tertinggi 114 dan skor terendah 87. Untuk
menentukan kategori jawaban responden masing-masing variable, apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Maka terlebih
dahulu ditentukan kelas intervalnya dengan rumus.
skor tertinggi – skor terendah I =
Interval I =
114 – 87 5
I = 5 dibulatkan
Universitas Sumatera Utara
89 Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable, dapat
dikategorikan : a.
Skor utuk kategori sangat kuat = 109 - 114
b. Skor untuk kategori kuat
= 103 - 108 c.
Skor untuk kategori sedang = 97 - 102
d. Skor untuk kategori rendah
= 91 - 96 e.
Skor untuk kategori sangat rendah = 87 – 90
Untuk mengetahui apakah budaya organisasi pada Kantot PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori
yang mana, dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam table berikut ini :
Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel
Budaya Organisasi X
NO Variabel X
Kategori Frekuensi
Persentase 1
107 - 114 Sangat Kuat
4 13
2 101 - 106
Kuat 4
13 3
96 - 100 Sedang
11 37
4 91 - 95
Rendah 9
30 5
87 – 90 Sangat Rendah
2 7
Jumlah 30
100 Sumber: Kuisioner Penelitian 2016
Universitas Sumatera Utara
90 Berdasarkan tabel klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa jawaban
responden pada kategori sangat kuat yaitu sebanyak 4 orang 13, dan kategori kuat sebanyak 4 orang 13, sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 11
orang 37, dan kategori rendah sebanyak 9 orang 30, serta kategori sangat rendah adalah sebanyak 2 orang 7. Jika kategori jawaban sangat kuat 4
dijumlah dengan kategori jawaban kuat 4 serta jawaban kategori sedang 11 maka hasil yang didapat sebanyak 19 orang atau 63. Sehingga dapat dikatakan
budaya organisasi Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori sedang. 4.3.2 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel Y Semangat Kerja Karyawan
Variabel Y dalam penelitian ini adalah semangat kerja karyawan. Semangat kerja karyawan adalah rasa semangat atau rasa gairah karyawan dalam
melakukan pekerjaannya di instansi dimana dia bekerja. Terdapat 4 indikator untuk mengukur semangat kerja karyawan yang diubah kedalam bentuk
pertanyaan sebanyak 12 butir. Setelah menganalisis data yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat skor tertinggi adalah 59 dan skor terendah adalah 41,
maka untuk menentukan jarak interval variable Y adalah sebagai berikut : skor tertinggi – skor terendah
I = interval
59 - 41 I =
5 I =
3
Universitas Sumatera Utara
91 Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable dapat
dikategorikan: a.
Skor untuk kategori sangat kuat = 56 - 59
b. Skor untuk kategori kuat
= 52 - 55 c.
Skor untuk kategori sedang = 48 - 51
d. Skor untuk kategori rendah
= 44 - 47 e.
Skor untuk kategori sangat rendah = 41 – 43
Untuk mengetahui apakah semangat kerja karyawan Kantot PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun berada pada kategori
mana, dapat dilihat dari dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam table berikut ini :
Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel
Semangat Kerja Y
NO Variabel Y
Kategori Frekuensi
Persentase 1
56 - 59 Sangat Kuat
2 7
2 52 – 55
Kuat 10
33 3
48 – 51 Sedang
13 43
4 44 – 47
Rendah 2
7 5
41 - 43 Sangat Rendah 3
10 Jumlah
30 100
Sumber: Kuisioner Penelitian 2016
Universitas Sumatera Utara
92 Berdasarkan tabel klasifikasi diatas dapat diketahui bahwa jawaban
responde pada kategori sangat kuat adalah sebanyak 2 orang 7, dan 10 orang 33 menyatakan kuat, sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 13 orang
43, dan kategori rendah sebanyak 2 orang 7, serta kategori sangat rendah sebanyak 3 orang 10. Jika kategori jawaban sangat kuat 2 atau 7 di jumlah
dengan kategori jawaban sedang sebanyak 13 orang atau 43, maka hasil yang didapat sebanyak 15 orang atau 50. Sehingga dapat dikatakan bahwa semangat
kerja di Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.
Simalungun berada pada kategori sedang.
Universitas Sumatera Utara
93
BAB V ANALISIS DATA
Setelah data yang diperoleh dikumpulkan, baik data primer maupun sekunder, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis setiap data yang dapat
disajikan serta menganalisis setiap permasalahan yang ada, guna menjawab setiap rumusan masalah yang telah di paparkan serta menyimpulkan kebenaran dari
hepotesa penelitian ini, yaitu keberadaan hubungan antar variabel budaya organisasi X dengan variabel semangat kerja y.
5.1 Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasiyang dijadikan
pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu
organisasi akan dikatakan baik jika memiliki budaya organisasi yang baik pula untuk mendukungnya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden, diketahui bahwa budaya organisasi pada Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang
Matinggi Kab.Simalungun berada pada kategori Kuat, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tersebut telah diterapkan dengan baik oleh karyawan di Kantor
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab.Simalungun. adapun nilai-nilai dasar budaya organisasi tersebut meliputi : inisiatif individu,
Universitas Sumatera Utara
94 toleransi terhadap tindakan beresiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen
atasan, control, indentitas, toleransi terhadap konflik serta pola komunikasi. Inisiatif individu dimaksud sejauh mana responden diberi kesempatan
untuk berinisiatif sendiri dalam bekerja, bagaimana pendapat responden untuk inisiatif inisiatif indifidu, tingkat kemandirian responden dalam menyelesaikan
pekerjaan, serta kebebasan yang didapat dalam mengemukakan saran dan kritik. Dan dilihat dari segi inisiatif individu yang terjadi di Kantor PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun tergolong baik, hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menyatakan di instansi ini
bebas untuk berinisiatif sendiri sebanyak 26 orang atau 87. Hal ini jelas terlihat bahwa para karyawan tidak perlu mengulur waktu untuk menyelesaikan masalah
untuk menunggu perintah dari atasan. Para karyawan langsung sigap dalam mengatasinya. Inisiatif individu juga sangat diperlukan untuk pengembangan diri
dan kemampuan kerja yang dimiliki karyawan. Dari segi toleransi terhadap tindak beresiko dimaksud sejauh mana tingkat
toleransi yang diberikan organisasi kepada karyawan untuk berani mengambil resiko dalam bekerja demi kepentingan organisasi. Untuk mengukur toleransi
terhadap tindakan beresiko disini penulis menggunakan tiga pertanyaan yaitu diberi kesempatan melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi,
berani mengambil resiko dan apakah atasan akan memberikan bantuan jika terjadi kesalahan. Dari data hasil yang diperoleh oleh penulis dari lapangan tepatnya data
dari jawaban responden mayoritas responden menjawab “kadang-kadang” untuk bantuan atasan yaitu sebanyak 11 orang atau 37 ditambah dengan jawaban 24
orang menyatakan “berani” atau 80, dan ditambah lagi dengan jawaban 21
Universitas Sumatera Utara
95 orang atau 70 menyatakan atasan memberi bantuan bila ada masalah. Hal ini
menunjukkan bahwa instansi ini memang menerapkan toleransi terhadap tingkat beresiko. Hal itu sangat baik untuk mengembangkan diri karyawan dalam
mengerjakan sesuatu dan sigap dalam menghadapi suatu masalah jika terjadi. Pepengarahan dimaksudkan sejauh mana kemampuan organisasi untuk
merumuskan standar kerja organisasi agar dapat dipahami dan dimengerti oleh karyawan. Sebab jika standar kerja telah jelas dan karyawan dapat mengerti dan
memahami dengan baik maka dapat menghemat waktu yang dibutuhkan efesien sebab karyawan langsung mengerti apa yang harus dilakukan di karenakan semua
sudah ditentukan dengan jelas dalam tupoksi. Disini penulis mengukur pengarahan dengan membuat tiga pertanyaan yaitu tentang pedoman kerja dan
pemahaman karyawan terhadap harapan dan sasaran yang terdapat dsalam tupoksi serta pemahaman tentang visi misi perusahaan. Dalam hal ini pengarahan pada
Kantor PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Padang Matinggi Kab. Simalungun tergolong sangat baik terlihat dari mayoritas responden menjawab 21
orang atau 70 responden menjawab sudah jelasnya pedoman kerja, dan 26 responden atau 87 menjawab memahami untuk pertanyaan pemahaman
terhadap sasaran dan harapan yang terdapat dalam tupoksi, serta 23 responden atau 77 responden menjawan mengerti visi misi dan tujuan instansi.
Dari segi integrasi, penulis melihat sejauh mana organisasi mampu mengkoordinasi seluruh unit-unit kerja yang ada menjadi suatu kesatuan dan
berprilaku adil pada setiap unit-unit kerja yang ada. Disini penilis mengukur integrasi dengan dua pertanyaan yaitu instansi mampu menyatukan kerja unit-unit
kerja yang ada untuk kerja sama serta kemampuan instansi untuk bersikap adil
Universitas Sumatera Utara
96 terhadap unit-unit kerja yang ada. Dilihat dari jawaban yang diberikan responden
mayoritas menjawab mampu sebanyak 22 orang atau 73 untuk pertanyaan kemampuan instansi untuk menyatukan unit-unit kerja yang ada untuk bekerja
sama. Sedangkan untuk pertanyaan apakah sudah ada kekompaka dengan unit- unit kerja yang lainnya mayoritas responden mengatakan ada sebanyak 23
responden atau 77. Terlihat jelas bahwa integrasi instansi ini bisa dikatakan baik.
Dari segi dukungan manajemen penulis melihat sejauh mana dukungan dan bantuan dari atasan dalam bekerja kepada karyawan, dalam menyampaikan
dukungan dan bantuannya apakah atasan menyampaikannya dengan baik serta apakah arahan, bantuan, serta dukungan yang diberi atasan dapat diterima dengan
baik oleh karyawan. Dari jawaban mayoritas responden menjawab sering untuk bantuan yang diberi atasan sebanyak 13 orang atau 43, dan sebanyak 21
responden atau 70 mengatakan atasan menyampaikannya arahannya dengan baik, serta 28 responden atau 93 menyatakan arahan yang diberikan atasan bisa
diterima dengan baik oleh karyawan. Hal ini membuktikan bahwa atasan mendukung dan mendorong bawahannya untuk lebih semangat lagi dalam
bekerja, dan bahannya pun dapat menerima dukungan itu dengan baik, Dari segi kontrol, untuk melihat control dari instansi penilis membuat tiga
pertanyaan yaitu sejauh mana peraturan-peraturan tang dimiliki organisasi dapat mengendalikan prilaku karyawannya dari mayoritas responden atas pertanyaan
tersebut menjawab sudah dan jelas sebanyak 21 orang atau 70, dan peraturan- peraturan yang dibuat instansi bisa diterima oleh karyawan mayoritas responden
menjawab sebanyak 25 responden atau 83 serta peraturan-peraturan yang
Universitas Sumatera Utara
97 diterapkan oleh instansi bisa dijalankan dengan baik oleh karyawan mayoritas
responden menjawab sebanyak 28 responden atau 93. Dari segi identitas, penulis melihat sejauh mana karyawan menyadari
dirinya sebagai bagian dari organisasi dan rela bekerja dengan sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi. Disini penulis mengukur identitas dengan
pertanyaan apakah mereka merasa menjadi bagian dari instansi tersebut. Terlihat dengan jelas mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 57 menjawab
menyadari, serta sebanyak 12 orang atau 40 menyatakan sangat menyadari. Sehingga dikatakan mayoritas pegawai menyatakan bahwa mereka bagian dari
instansi ini. Yaitu berjumlah 29 responden atau 97. Dengan timbulnya rasa menyadari diri dari instansi menimbulkan loyalitas dan tanggung jawab dalam diri
karyawan untuk bertindak dengan baik dan ikhlas. Dan hal tersebut dapat mendorong peningkatan semangat kerja karyawan.
Dari toleransi terhadap konflik, penulis melihat seberapa sering terjadi konflik dalam organisasi dan bagai mana organisasi menyikapi konflik tersebut
dan kemampuan organisasi dalam mendorong karyawan untuk mengemukakan pendapat yang berbeda. Untuk mengukur tingkat toleransi terhadap konflik di
instansi ini, penulis mengemukakan tiga pertanyaan yaitu apakah diinstansi tersebut ada konflik, dan jika terjadi konflik apakah organisasi berupaya mencari
solusi, serta apakah perbedaan pendapat merupakan hal yang berbahaya. Dari data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari lapangan jawaban mayoritas pegawai
menjawab jarang terjadi konflik diinstansi ini yaitu sebanyak 13 orang atau 43, dan 20 responden atau 67 mayoritas responden menjawab selalu mencari solusi
apabila terjadi konflik, serta mayoritas responden menjawab tidak setuju apa bila
Universitas Sumatera Utara
98 perbedaan pendapat dengan atasan merupakan sesuatu yang berbahaya sebanyak
22 orang atau 73. Jadi dapat dikatakan masih adanya toleransi terhadap tindakan beresiko di instansi ini.
Dari segi pola komunikasi penulis melihat sejauh mana komunikasi antara atasan dengan karyawan dan karyawan dengankaryawan lainnya. Untuk
mengukur pola komunikasi yang ada di instansi ini, penulis membuat empat pertanyaan yaitu komunikasi antara karyawan dengan atasan dan karyawan
lainnya, komunikasi informal yang terjadi, dan sosialisasi dengan karyawan atas kebijakan yang diambi, serta perhatian atas kritik dan saran yang diberikan. Dari
data hasil penelitian yang diperoleh penulis dari lapangan tepatnya data dari responden mayoritas pegawai menjawan baik untuk komunikasi antara atasan
dengan karyawan dan karyawan dengan karyawan yaitu sebanyak 15 responden atau 50, untuk pertanyaan komunikasi informal sering terjadi mayoritas
responden menjawab sering sebanyak 13 orang atau 43 dan mayoritas responden menjawab selalu untuk kebijakan yang diambil instansi disosialisasikan
pada karyawan sebanyak 21 orang atau 70 sedangkan mayoritas responden menjawab sering untuk pertanyaan instansi memberi perhatian atas kritik dan
saran dari karyawan sebanyak 11 orang atau 37. Jadi, dapat dikatakan komunikasi di instansi ini berjalan dengan baik, komunikasi merupakan hal yang
terpenting di dalam organisasi. Karna apa bila komunikasi berjalan dengan baik maka karyawan akan merasa nyaman bekerja di instansi ini.
Universitas Sumatera Utara
99
5.2 Semangat Kerja