commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
commit to user Dari uraian di muka, maka dapat diambil kesimpulan yang sekaligus
merupakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan. 1. Secara administrasi Desa Trangsan mempunyai batas wilayah dengan
Desa lain yaitu Desa Ngemplak dan Mayang yang terletak di utara desa Trangsan. Desa Ngemplak ini dekat dengan Kecamatan Kartasura, yang
mana Kartasura ini terkenal sebagai tempat perbelanjaan yaitu Pasar Kartasura. Desa lain yang berbatasan dengan Desa Trangsan adalah Desa
Luwang yang terletak di sebelah selatan Desa Trangsan, dan desa yang tidak begitu luas dibandingkan dengan Desa Trangsan. Sebelah timur
terdapat Desa Trosemi dan Desa Waru. Desa Trangsan mempunyai jarak ke kota Kabupaten lebih kurang 18 km sehingga kegiatan ekonomi dan
sosial penduduk mudah dan lancar karena jarak dari desa ke kota tidak terlalu jauh. Disamping jarak yang tidak terlalu jauh sarana transportasi
juga memadai. Bus dan angkot ada yang masuk ke wilayah Trangsan. Sarana jalan juga sudah ada dan masih bagus. Dengan jarak ke kota dan
kabupaten dekat maka untuk penjualan rotan lokal dapat berlangsung dengan mudah. Secara demografis penduduk desa Trangsan tahun 2010
berjumlah 6610 jiwa dan sebagian besar penduduknya telah mengenyam pendidikan formal. Selain ada pendidikan formal masyarakat, di desa
Trangsan juga dibekali pendidikan non formal oleh pemerintah yang berupa pendidikan dan latihan pengusaha rotan khususnya untuk para
pengrajin. Tingkat pendidikan yang demikianlah sehingga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pengusaha rotan pada masa sekarang
ini dan masa yang akan datang. 2. Proses pemunculan pengusaha rotan di desa Trangsan tidak dapat lepas
dari situasi dan kondisi masyarakat desa Trangsan itu sendiri, seperti keadaan sosial, budaya, ekonomi, maupun situasi dan kondisi yang ada
pada masyarakat luas. Pertumbuhan industri rotan di desa Trangsan mulai pada tahun 1940. Pada tahun 1940 masyarakat Desa Trangsan pada
umumnya bermata pencaharian di bidang pertanian. Kemudian ada
commit to user seseorang yang mempunyai pengalaman dari orang Tiong Hua mengenai
rotan dan akhirnya mendirikan usaha kerajinan rotan.Usaha yang dirintis ini mendorong masyarakat luas di Desa Trangsan untuk mengikuti jejak
menjadi pengrajin rotan. Produk yang dihasilkan beraneka ragam antara lain pakaian bayi, kursi malas, bandulan bayi, boncengan sepeda dan
sebagainya. Pemasaran produk rotan ini semula hanya pada wilayah Solo kemudian berkembang ke kota Ngawi, Madiun, Ponorogo dan Tuban.
Pada tahun1968 usaha kerajinan rotan di Desa Trangsan mengalami kemerosotan karena muncul persaingan berupa kerajinan dengan plastik.
Untuk mengatasi ini Departemen Perindustrian kabupaten Sukoharjo pada tahun 1979 melakukan pembinaan dengan mengirimkan beberapa
pengrajin rotan mengikuti studi banding ke Cirebon. Pada tahun 1986 Bapeda propinsi Jawa Tengah memberikan pendidikan dan pelatihan
dengan mendatangkan Expert dari Filipina dalam bidang tehnik pembuatan produk berkualitas ekspor. Pendidikan dan pelatihan ini
memberikan dampak positif bagi sentra industri rotan Trangsan, karena sampai saat ini Trangsan tetap eksis menjadi sentra industri rotan dengan
produk berkualitas ekspor. 3. Sebelum dilakukan proses produksi, persiapan yang harus dilkakukan
cukup banyak, yaitu antara lain permodalan yang berupa keuangan, kemudian manajemen yang berupa perlengkapan kerja, dan bahan baku.
Dalam industri rotan ini untuk penyediaan tenaga kerja tidak ada kendala. Kegiatan industri rotan yang pada awalnya hanya melibatkan beberapa
tenaga kerja dari keluarga sendiri, berkembang menjadi kegiatan yang melibatkan jumlah tenaga kerja di luar keluarganya bahkan ada yang
mendatangkan dari luar daerah. Dengan sistem pengupahan borongan dan per unit kegiatan produksi, maka pemasaran usaha rotan ini menjangkau
pemasaran ke daerah sekitar dan sampai keluar negeri. 4. Kegiatan pemasaran hasil produksi yang dilakukan oleh perusahaan rotan
di Desa Trangsan , sebagian di lakukan dengan cara pembeli datang langsung ke Desa Trangsan untuk membeli hasil kerajinan rotan. Selain
commit to user dengan cara pembeli datang langsung ke Desa Trangsan ada pembeli yang
memesan lewat internet. Sebagian dilakukan dengan cara memasarkan sendiri hasil produksinya dalam arti pengusaha itu menjual kepada
masyarakat lain. Para pengusaha juga menyetorkan produksinya kepada pedagang meubel atau pedagang meubel itu datang ke Desa Trangsan
untuk memesan dan membeli barang kerajinan. Kerajinan rotan Desa Trangsan juga dipasarkan ke luar negeri.
5. Usaha kerajinan rotan di Desa Trangsan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Trangsan. Adapun pengaruh
yang ditimbulkan antara lain dapat menambah penghasilan atau pendapatan baik pengusaha atau masyarakat. Selain itu juga mampu
menciptakan lapangan pekerjaan sehingga laju urbanisasi dapat ditekan, serta dapat membuka kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi
anak-anak. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu terciptanya terstruktur masyarakat pengusaha yang baru yaitu adanya hubungan patron klien,
dimana majikan sebagai patron dan buruh sebagai klien. Disamping itu hubungan sosial ekonomi masyarakat mengarah ke perhitungan ekonomi.
B. Implikasi