58
kemajuan saat ini. Kemajuan tidak boleh mengatur hidup manusia, dengan mengikuti perkembangan jaman ini akan hancur, sahut ibu tersebut.
3. Nama
: Tulang Lubis Usia
: 28 tahun Pendidikan
: SMP Pekerjaan
: Bertani
Tulang lubis adalah seorang umat Parmalim di Punguan Lobutua. Sejak lahir Tulang Lubis telah menjalankan ajaran agama Malim. Dia adalah keturunan
Ulupunguan, akan tetapi orang tuanya telah meninggal dunia. Tulang lubis telah memiliki istri dan mempunyai 3 orang anak. Ketika saya ingin mewawancarai Tulang
Lubis dia sedang berada dirumah. Dia menyambut kedatangan saya dan memberikan saya segelas kopi. Tulang lubis sangat antusias dengan kedatangan saya dan
membantu saya dalam mencari data- data yang saya inginkan. Tulang Lubispun bercerita tentang ajaran agama Malim. Agama Malim adalah
sederhana, akan tetapi sangat tertutup kepada masyarakat umum, itulah sebabnya agama Malim tidak pernah mengalami kemajuan. Mereka tidak menerima kemajuan
teknologi dan globalisasi saat ini. Tetapi dilain sisi dia juga mengeluh dengan keberadaan agama Malim di Negara. Ini sebabnya membuat penganut agama Malim
berdosa, memasuki agama lain akan tetapi tidak menjalankan ajarannya. Karena keadaanlah yang memaksa makanya mereka memasuki agama lain.
Universitas Sumatera Utara
59
Tulang lubispun berkata, “ kepercayaan itu kitalah yang tahu dengan Tuhan kita sendiri”. Tulang Lubis juga pernah digoda untuk masuk pada agama lain, tetapi
itu mustahil terjadi karena agama Malim telah melekat dihati Tulang Lubis. Sampai kapanpun Tulang Lubis akan menjalankan ajaran agama Malim.
Tulang lubis telah mengajarkan ajaran agama Malim terhadap anak-anaknya yang masih kecil-kecil, mulai berdoa dan berprilaku seperti ajaran agama Malim. Dia
juga berharap agar Negara memberikan pengakuan terhadap agama Malim dan merekapun ikut menikmati kemerdekaan Negara Indonesia tersebut. Karena baginya
kemerdekaan belum ia nikmati.
4. Nama
: Bapak Lasro Usia
: 57 tahun Pendidkan
: SMP Pekerjaan
: Kepala Stasi Gereja Katolik dan Bertani
Bapak Lasro merupakan seorang tokoh adat Batak Toba yang berada di Desa Saornauli Hatoguan. Bapak Lasro bertempat tinggal di Dusun II Desa Saornauli
Hatoguan.Bapak Lasro merupakan seorang agama Katolik. Beliau juga merupakan pimpinan Stasi gereja Katolik ditempat tersebut. Bapak Lasro dikenal sebagai orang
tua yang bekerja keras untuk membiayai sekolah anak anaknya. Dan terbukti 8 anak Bapak Lasro telah sekolah sampai perguruan tinggi. Bapak Lasro dikenal juga dengan
kebaikan dan pergaulan pada setiap orang. Orang tua dari bapak Lasro dulunya seorang penganut ajaran agama Malim.
Akan tetapi dengan kehadiran gereja ditempat tersebut membuat mereka
Universitas Sumatera Utara
60
meninggalkan agama Malim. Dulunya seorang Pastor datang ketempat bapak Lasro dengan keinginan membangun gereja di desa tersebut. Disamping itu pastor juga
menceritan bahwa kedatangannya membawa kebaikan dan pembangunan untuk tempat tersebut. Sebelumnya pada jaman orang tua bapak Lasro belum ada gereja
atau rumah ibadah lainnya. Pada saat itu gereja masih jauh dan penganut agama Malim masih mayoritas ditempat tersebut. Orang tua bapak Lasro pada awalnya di
minta Pastor supaya ikut dalam pembangunan gereja di tempat mereka. Melihat partisipasi dari orang tua Bapak lasro, pastor meminta agar bapak Lasro yang saat itu
masih remaja ikut dalam pelatihan ke Siantar. Setelah dua tahun menjalani pelatihan di siantar bapak Lasro mendapatkan beberapa pengetahuan dan wawasan. Semenjak
dari situ mereka masuk pada agama Katolik. Dengan sekian lama menjalani pelatihan agama Katolik, tetapi bapak Lasro
sangat menghargai agama Malim. Bapak Lasro juga mengakui bahwa agama Malim merupakan agama pertama yang ada ditempat mereka. Beliau juga masih sering
berhubungan dengan ulupunguan Parmalim. Mereka juga sering membahas tentang perbedaan kedua ajaran. Tetapi perbedaan tidak menjadi penghalang bagi mereka.
Mereka juga masih sering bersama-sama dalam menentukan hari yang baik dalam acara adat atau pesta.
Universitas Sumatera Utara
61
5. Nama