Buruh KontrakOutsourcing Analisa Masalah Persoalan Hubungan Kerja Antara Pemimpin Perusahaan PT Supraco Indonesia Dengan Buruh Kontraknya Di Lingkungan Perusahaan Chevron Di Kecamatan Minas Kabupaten Siak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Buruh KontrakOutsourcing

Budaya majikan buruh di Indonesia sudah berlangsung lama sejak dikenalkannya pertanian pada masyarakat tradisional Indonesia, dengan adanya tradisi bagi hasil antara buruh dan majikan. Penerapan sistem bagi hasil ini turun temurun dan diakui sampai sekarang, sehingga sistem pengupahan yang kecil sudah dikenal cukup lama. Bekerja merupakan aktivitas yang menjadi sarana bagi manusia untuk menciptakan eksistensi dirinya. Bekerja pada dasarnya adalah wadah aktivitas yang memungkinkan manusia mengekspresikan segala gagasannya, kebebasan manusia berkreasi, sarana, menciptakan produk, dan pembentuk jaringan sosial. Manusia eksis bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk orang lain. Persoalan ketenagakerjaan begitu luas dan kompleks meliputi syarat-syarat kerja termasuk jam kerja dan waktu istirahat, upah dan jaminan sosial, hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha, keselamatan dan kesehatan kerja, peningkatan produktifitas perusahaan, penyelesaian perselisihan, perlindungan tenaga kerja, kebebasan berserikat, perluasan kesempatan kerja untuk menanggulangi kemiskinan. Kekuasaan memiliki peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima pengaruh itu, rela atupun terpaksa. Bentuk-bentuk kekuasaan pada Universitas Sumatera Utara masyarakat tertentu di dunia ini berbeda-beda dan beraneka macam dengan masing-masing polanya. Biasanya ada satu pola yang berlaku umum pada setiap masyarakat, betapapun perubahan-perubahan yang dialami masyarakat itu yang akan menimbulkan suatu pola yang baru. Namun pola tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama, yang berlaku sebelumnya. Mungkin dalam keadaan-keadaan krisis, batas-batasnya mengalami perubahan sedikit, pada umumnya garis tegas antara yang berkuasa dan yang dikuasai selalu ada. Gejala demikian menimbulkan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yang didasarkan pada kekhawatiran masyarakat akan terjadinya disintegrasi, bila tidak adanya kekuasaan yang menguasainya. 4 katup penyelamat Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya. Coser melihat berfungsi sebagai jalan ke luar yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam. Katup Penyelamat savety-value ialah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial. Katup penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas sebuah sistem atau struktur. 4 http:www.crayonpedia.orgmwBentuk-bentuk_interaksi_sosial diakse s pada hari rabu tanggal 24 Maret 2010 pukul 11.01 Universitas Sumatera Utara Menurut Coser konflik dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Konflik Realistis, berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan, dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para karyawan yang mogok kerja agar tuntutan mereka berupa kenaikan upah atau gaji dinaikkan. 2. Konflik Non-Realistis, didorong oleh keinginan yang tidak rasional dan cenderung bersifat ideologis, konflik ini seperti konlik antar agama, antar etnis, dan konflik antar kepercayaan yang lainnya. Konflik adalah tujuan itu sendiri, baik diizinkan atau tidak. Konflik nonrealistismerupakan satu cara menurunkan ketegangan atau mempertegas identitas satu kelompok, dan cara ini mewujudkan bentuk-bentuk kekejian yang sesungguhnya turun dari sumber-sumber lain. Antara konflik yang pertama dan kedua, konflik yang non realistislah cenderung yang sulit untuk menemukan resolusi konflik, consensus, dan perdamaian tidak mudah diperoleh. Bagi Coser sangat memungkinkan bahwa konflik melahirkan kedua tipe ini sekaligus, sehingga menghasilkan situasi konflik yang lebih kompleks. Susan:2009 Menurut Coser terdapat suatu kemungkinan seseorang terlibat dalam konflik realistis tanpa sikap permusuhan atau agresi. Akan tetapi apabila konflik berkembang dalam hubungan- hubungan yang intim, maka pemisahan antara konflik realistis dan non-realistis akan lebih sulit untuk dipertahankan. Coser menyatakan bahwa, semakin dekat suatu hubungan semakin besar rasa kasih Universitas Sumatera Utara sayang yang sudah tertanam, sehingga semakin besar juga kecenderungan untuk menekan daripada mengungkapkan rasa permusuhan. Sedangkan pada hubungan- hubungan sekunder, seperti misalnya dengan rekan bisnis, rasa permusuhan dapat relatif bebas diungkapkan. Hal ini tidak selalu bisa terjadi dalam hubungan- hubungan primer dimana keterlibatan total para partisipan membuat pengungkapan perasaan yang demikian merupakan bahaya bagi hubungan tersebut. Apabila konflik tersebut benar-benar melampaui batas sehingga menyebabkan ledakan yang membahayakan bagi hubungan tersebut. Susan:2009 Sekarang ini, dimana para buruh kontrak merasa tidak diperhatikan kesejahteraannya oleh perusahaan. Sehingga mereka melakukan aksi demonstrasi yang menuntut kebijaksanaan perusahaan untuk lebih memperhatikan para buruh kontrak dalam memberikan perlindungan. Masalah perlindungan tenaga kerja dalam pelaksanaannya masih jauh dari harapan. Kenyataan tersebut terjadi karena berbagai pemikiran inovatif yang muncul, baik dalam bentuk spesialis produk, efisiensi, dll. Untuk memperoleh keunggulan kompetitif, ada dua hal yang dilakukan oleh pengusaha berkaitan dengan ketenagakerjaan, yaitu melakukan hubungan kerja dengan pekerja melalui perjanjian kerja untuk waktu tertentu. 5 Pada sisi lain dalam pemikiran teori konflik, Coser melihat konflik sebagai mekanisme perubahan sosial dan penyesuaian, dapat memberi peran positif, atau fungsi positif, dalam masyarakat. Pandangan teori Coser pada dasarnya usaha 5 http:biropelayananburuh.blogspot.com201003menakar-kesejahteraan buruh.html diakses pada hari kamis tanggal 1 Juli 2010 pukul 10.00 Universitas Sumatera Utara menjembatani teori fungsional dan teori konflik, hal itu terlihat dari fokus perhatiannya terhadap fungsi integratif konflik dalam sistem sosial. Coser sepakat pada fungsi konflik sosial dalam sistem sosial, lebih khususnya dalam hubungannya pada kelembagaan yang kaku, perkembangan teknis, dan produktivitas, dan kemudian konsern pada hubungan antara konflik dan perubahan sosial.

2.2 Hubungan Kerja