a Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang
b Keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya
c Keberhasilan ekspor
d Hubungan industri yang baik
e Reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar
f Kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial
g Komitmen mengadakan riset
II.3.2. Manfaat Citra
Mau tidak mau setiap perusahaan mempunyai citra di masyarakat. Citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang atau buruk bisa berupa citra positif dan
citra negatif. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis. Citra buruk akan melahirkan dampak negatif bagi
operasi bisnis perusahaan bersaing. Citra yang baik merupakan investasi perusahaan dalam jangka panjang.
Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat berikut : 1.
Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap mid and long sustainable competitive position.
2. Menjadi perisai selama masa kritis an insurance for adverse times.
3. Menjadi daya tarik eksekutif handal attracting the best executives
available. 4.
Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran increasing the effectiveness of marketing instruments.
5. Penghematan biaya operasional cost saving.
Universitas Sumatera Utara
Ada 4 hal dalam mengukur suatu citra perusahaan yaitu : 1.
Kepercayaan Dalam perkembangan dan kemanjuan suatu perusahaan tidak terlepas dari
dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya kepercayaan menjadi kelanjutan nafas kehidupan sebuah perusahaaan. Kesan dan pendapat atau
penilaian positif khalayak masyarakat terhadap PT Radio Swara Kencana Yudha.
2. Realitas
Realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi
responden. 3.
Kerjasama saling menguntungkan Yaitu saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi perusahaan
maupun khalayak. Suatu kegiatan dilaksanakan mendatangkan kesuksesan dan keuntungan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
4. Kesadaran
Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan.
Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins Soemirat dan Ardianto, 2004: 111 menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan
pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi Soemirat dan
Ardianto, 2004: 111 menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas.
Universitas Sumatera Utara
Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.
Ada beberapa jenis citra image Jefkins, 2004: 20, yakni: a.
Citra bayangan mirror image, merupakan citra yang dianut oleh orang dalam atau anggota-anggota organisasi mengenai pandangan pihak luar
terhadap organisasinya. b.
Citra yang berlaku current image, yaitu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
c. Citra yang diharapkan wish image, yaitu citra yang diinginkan oleh pihak
manajemen. Biasanya lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.
d. Citra perusahaan corporate image, yaitu citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, bukan sekedar citra akan produk dan pelayanan yang diberikan.
e. Citra majemuk multiple image, yaitu citra yang beraneka ragam banyak
yang hampir sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimiliki oleh organisasi perusahaan.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon, dalam Rakhmat Soemirat dan
Ardianto, 2004: 115, menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari
komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima
seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu,
Universitas Sumatera Utara
tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene Soemirat dan
Ardianto, 2004: 115, dalam laporan penelitian tentang tingkah laku konsumen sebagai berikut:
Model Pembentukan Citra pengalaman mengenai stimulus
Stimulus Respon
Rangsang Perilaku
Gambar 3
Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang
diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus rangsang
yang diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Empat komponen perspsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang.
Walter Lipman menyebut ini sebagai “picture in our head”. Kognisi
Persepsi
Sikap Motivasi
Universitas Sumatera Utara
Jika stimulus mendapat perhatian, individu akan berusaha untuk mengerti
tentang rangsang tersebut. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap
unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang tersebut. Kemampuan
mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat
memenuhi kognisi individu.
Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat
mempengaruhi perkembangan kognisinya. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Sedangkan sikap adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus
pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluative, artinya mengandung nilai
menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap juga dapat diperteguh atau diubah. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap,
pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu.
Universitas Sumatera Utara
II. 4. MODEL S-O-R
Semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dan psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen- komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi Effendy, 2003:254.
Dalam penelitian ini model komunikasi yang digunakan adalah: a.
Pesan Stimulus, S b.
Komunikan Organism, O c.
Efek Response, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how” bukan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini bukan how to change the attitude bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses
perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Model ini mengemukakan bahwa tingkah laku
sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesfik dan didukung oleh hukuman maupun
penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003 : 254 Efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang
merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang
sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang
Universitas Sumatera Utara
erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya
benar-benar melebihi dari apa yang pernah dialaminya. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003 : 255 dalam Bukunya “Sikap Manusia,
Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting
yaitu : a.
perhatian b.
Pengertian c.
Penerimaan Berdasarkan uraian di atas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4
Model S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian dari komunikan.
Organism - perhatian
- - pengertian
- penerimaan
stimulus
Response Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesedian untuk mengubah sikap Effendy, 2003 :256 Sehubungan dengan
penjelasan diatas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelasan sebagai berikut: 1. Stimulus
: Program Off Air “As Goes To School” Radio Prambors. 2. Organism
: Siswasiswi SMA Negeri 1 Medan. 3. Response
: Efek yang ditimbulkan pada siswasiwi SMA Negeri 1 Medan melalui program Off Air “As Goes To School”
Radio Prambors dalam peningkatkan citra positif perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1.2 SEJARAH SMA NEGERI 1 MEDAN
SMAN 1 Medan atau yang sering disingkat menjadi Smansa terletak di jantung kota Medan, tepatnya di Jl. Teuku Cik Ditiro No.1. awalnya, Smansa
pertama kali dibangun di Jl. Teuku Umar no.1 sekitar tanggal 18 Agustus – 1 September 1950. ada kenyataan yangsedikit mengejutkan, ternyata Smansa pernah
menjadi SMA DARURAT, akibat dari polisional oleh Belanda, makanya Smansa dipinda hkan ke Jl. Seram Biru. Tapi itu bukan jadi halangan Smansa untuk jadi
SMA favorit. Smansa bias menjadi sekolah favorit, salah satunya karena prestasi dari ekskul-ekskul yang berkualitas dan pastinya keren-keren. Dari mulai seni,
jurnalistik, olahraga, teater, teknologi, karya ilmiah, pramuka, sampai paskhas yang sangat diacungi jempol. Soal prestasi Smansa juga patut berbangga karena
Smansa sering mendapatkan juara seperti bidang seni suara, Sola Gratia sudah serinmg mengadakan konser dan mengikuti kompetisi acara-acara, pramukanya
pernah mengikuti Jambore di Malaysia dan paskhas Smansa juga sering terpilih di tingkat daerah maupun nasional dan ini adalah hasil erja keras siswa-siswi
Smansa yang berhasil memenangkan kompetisi dan olimpiade.
Suasana belajar terbukti nyaman dan fun, dibimbing oleh guru-guru yang sangat mengerti muridnya, semua pnuh warna dan dinamika kehidupan sekolah.
Smansa juga cukup aktif dalam program pertukaran pelajar, misalnya saat Smansa
Universitas Sumatera Utara