KAJIAN EMPIRIS KAJIAN PUSTAKA

2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. 3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya kartu soalkartu jawaban. 4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 6. Kesimpulan. diputar oleh guru. 4. Guru menjelaskan isi media audio visual. pertanyaan yang telah disediakan. 4 Guru membimbing dalam kegiatan berkelompok dan membagikan kartu pertanyaan dan jawaban. 5 Guru membimbing dalam mencari pasangan antara kartu soal dan jawaban. 6 Guru membimbing dalam pembelajaran dan ketepatan mengelola waktu. 7 Guru menjelaskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan 8 Guru membuat kesimpulan, memberikan soal evaluasi dan menutup pelajaran.

2.2. KAJIAN EMPIRIS

Penerapan pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual mengacu pada penelitian relevan sebelumnya antara lain: 1. Emmer dan Gerwels ”Cooperative learning in elementary classrooms : teaching practices and leson characteristics ”. Hasil dari penelitiannya yaitu pembelajaran kooperatif memberikan alternatif untuk kegiatan kelas kompetitif atau individualistik dengan mendorong kolaborasi antar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Penggunaan model pembelajaran kooperatif learning mengubah struktur kegiatan kelas menjadi struktur multigrup dan peran guru menjadi sebagai pemancar informasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif meningkatkan keaktifan siswa terutama baik dalam kegiatan kelompok dan individu dan juga meningkatnya keterampilan guru dalam mengajar, untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 2. Kim dan Song “The Effects of Thinking Style Based Cooperative Learning on Group Creativity”. Hasil penelitiannya yaitu pembentukan kelompok secara heterogen dengan anggota yang memiliki gaya berpikir yang beragam dapat menunjukkan kreativitas kelompok menjadi lebih baik. Dengan pembelajaran secara berkelompok atau kooperatif learning dapat meningkatkan kreativitas kelompok, untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 3. Gillies “The effects of cooperative learning on junior high school students during small group learning ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak- anak yang mengngikuti pembelajaran berkelompok dengan kelompok yang heterogen lebih bersedia untuk bekerja dengan orang lain pada tugas yang diberikan, siswa memberikan bantuan satu sama lain pada anggota kelompoknya, siswa dapat mengembangkan persepsi kelompok dan meningkatkan tanggungjawab sosial untuk belajar berkelompok, untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan aktivitas keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 4. Djumiati yang berjudul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match di Kelas VI SDN Banyumanik 03 Semarang”, menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I 48, siklus II 71, dan siklus III 83,3. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I 32,4, siklus II 42,7, dan siklus III 66,5. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas 64,59, siklus II rata-rata kelas 70,45, dan siklus III 80,40. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Febriana 2011 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang ” menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I memperoleh rata-rata skor 3,5 dengan kategori sangat baik; siklus II memperoleh rata-rata skor 3,7 dengan kategori sangat baik; dan siklus III memperoleh rata-rata skor 3,9 dengan kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I memperoleh rata-rata skor 3,0 dengan kategori baik; siklus II memperoleh rata-rata skor 3,7 dengan kategori sangat baik; dan siklus III memperoleh rata-rata skor 3,8 dengan kategori sangat baik. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas 62,27; siklus II rata-rata kelas 71,46; dan siklus III 79,90. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Maftuhatun Ni’Mah 2011 yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangayu 02 Semarang ” menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Peningkatan itu ditandai dari ketercapaian indikator keberhasilan. Peningkatan keterampilan guru dari siklus I memperoleh persentase sebesar 62,5; siklus II memperoleh persentase 80,36; dan siklus III memperoleh persentase 94,64. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I memperoleh persentase sebesar 55,8; siklus II 71,43; dan siklus III menjadi 86,61. Peningkatan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas 63,03 dengan persentase ketuntasan 57,14; siklus II rata-rata kelas 64,91 dengan persentase ketuntasan 71,43; dan siklus III menjadi 71,94 dengan persentase ketuntasan sebesar 80. Untuk itu peneliti menggunakan model pembelajaran Make a Match untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 7. Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Aprilian 2012 yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Hyperlink untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Kelas V di SDN Karangbesuki I Kecamatan Sukun Kota Malang”. Hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual berbasis hyperlink meningkat pada siklus I sebesar 86 dan pada siklus II sebesar 91,5. Aktivitas belajar siswa kelas V mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup baik yaitu pada siklus I sebesar 69,88 pada siklus II sebesar 81. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69,59 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,61. Aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 21 dan hasil belajar siswa meningkat sebesar 31. Untuk itu peneliti menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 8. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarto WA, Hadiyah, dan Amir 2011 yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn”. Hasil penelitian dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar nilai ketuntasan 60 pada tes awal 46,51, tes siklus pertama 86,95, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100. Untuk itu peneliti menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 9. Penelitian yang dilakukan oleh Perwitasari dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Model Time Token Arends Dengan Media Audio Visual”. Tingkat pencapaian keterampilan guru di siklus I memperoleh skor 21 dengan kategori baik, siklus II mendapat skor 24 kategori baik, siklus III mendapat skor 29 kategori sangat baik. Tingkat pencapaian aktivitas siswa siklus I mendapat skor 16,04 kategori cukup, siklus II mendapat skor 20,76 kategori baik, dan siklus III mendapat skor 24,64 dengan kategori baik. Tingkat pencapaian hasil belajar klasikal siswa siklus I sebesar 71,41, siklus II sebesar 79,48 dan siklus III 89,74. Berdasarkan penelitian perwitasari, keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat dengan menggunakan media audio visual. Untuk itu peneliti menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. 10. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat “Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan media audio visual PKn di kelas V SDN 23 Manis Mata. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Kemampuan guru dalam rencana pembelajaran pada siklus pertama dari 3.10 dan 3.33 untuk siklus kedua. Kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I 3,16 dan 3,75 untuk siklus kedua. Hasil pembelajaran pada siklus I sebesar 67,5 meningkat menjadi 78,50 pada siklus kedua. Kesimpulan dari penelitian Hidayat adalah kemampuan guru dan hasil pembelajaran dapat meningkat dengan pembelajaran melalui penggunaan media audio visual. Untuk itu peneliti menggunakan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang. Berdasarkan kajian empiris tersebut, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Make a Match dengan media audio-visual efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran PKn. Beberapa kajian empiris tersebut juga dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini yang berjudul Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Menggunakan Model Make a Match dengan Media Audio-Visual pada Siswa Kelas IVA SDN Tambakaji 01 Kota Semarang.

2.3. KERANGKA BERPIKIR

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 11 240

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN POWERPOINT PADA SISWA KELAS IIIA SDN NGALIYAN 01 SEMARANG

7 23 244

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 5 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 KOTA SEMARANG

0 10 290

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL SNOWBALL THROWING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS IVA SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG

2 23 490

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 15 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

0 5 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 02 SEMARANG

26 122 280

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STRUCTURED NUMBERED HEADS DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKAJI 05 SEMARANG

0 17 374