Qanun Provinsi NAD No.15 Tahun 2002 Tentang Perizinan

69 P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p Pasal 44: Selain ketentuan pidana sebagai- mana dimaksud dalam pasal 43, terhadap pelaku tindak pidana kehutanan dapat dikenakan pidana tambahan berupa: a. Pencabutan izin pemanfaatan hutan b. Perampasan peralatan dan barang- barang yang digunakan serta keun- tungan yang diperoleh dari tindak pidana kehutanan. c. Pemulihan fungsi hutan

2. Qanun Provinsi NAD No.15 Tahun 2002 Tentang Perizinan

Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Usaha pelestarian hutan, bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan, namun ada aturannya, bagaimana tatacara pemanfaatan yang berkelanjutan Isi dari Qanun No 15 Tahun 2002 tentang perijinan Kehutanan ada 23 pasal, sistematikanya adalah sbb: 2. 1. SISTEMATIKA • BAB I. KETENTUAN UMUM pasal 1 sd 3 , yang membahas tentang Pengertian, Asas dan tujuan • BAB II. PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN pasal 4 sd 9 membahas tentang Pemanfaatan hutan dan Penggunaan Kawasan hutan • BAB III. LUAS AREAL DAN JANGKA WAKTU PERIZINAN pasal 10 • BAB IV. TATA CARA PERMOHONAN pasal 11 • BAB V. IURAN KEHUTANAN pasal 12 . • BAB VI. PEREDARAN DAN PEMA- SARAN HASIL HUTAN pasal 13 sd 15 • BAB VII. HAK DAN KEWAJIBAN pasal 16 • BAB VIII.HAPUSNYA IZIN DAN PER- PANJANGAN IZIN pasal 17 sd 18 • BAB IX. SANKSI pasal 19 P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p 70 • BAB X. KETENTUAN LAIN pasal 20 • BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN pasal 21 • BABXII. KETENTUAN PENUTUP pasal 22 sd 23 2.2. PEMANFAATAN HUTAN a. Tujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berke- adilan dengan tetap menjaga keles- tariannya. ps.4 ayat 1. b. Pemanfaatan hutan dapat berupa : pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. pasal 4 ayat 2 c. Penanda tanganan dan penerbitan Izin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam dan atau Hutan tanaman dilakukan dengan memperhatikan Berita Acara Per- setujuan Bersama antara Menteri kehutanan dan Gubernur Provinsi NAD. pasal 11 ayat 2. 2.3. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN a. Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung tanpa mengubah fungsi pokok kawasan b. Penggunaan kawasan hutan ter- sebut meliputi penggunaan untuk tujuan strategis dan atau kepen- tingan terbatas. 2.4. PEREDARAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN Dalam rangka melindungi hak-hak negara atas hasil hutan dan kelestarian hutan, dilakukan a. pengendalian peredaran dan pe- masaran hasil hutan. b. Semua hasil hutan yang berasal dari hutan negara dilakukan pengukuran dan pengujian oleh petugas yang berwenang. c. Terhadap fisik hasil hutan yang telah diukur dan diuji diberikan tanda sebagai bukti legalitas. d. Setiap pengangkutan, pengua- saan atau pemilikan hasil hutan wajib dilengkapi bersma-sama dengan dokumen surat kete- rangan sahnya hasil hutan yang ditebitkan oleh pejabat yang bewenang. e. Hasil Hutan kayu bulat dan bahan baku serpih dilarang untuk diekspor. f. Apa bila hasil hutan yang diangkut, dikuasai atau dimiliki tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sah- nya hasil hutan, maka hasil hutan tersebut dinyatakan sebagai hasil hutan tidak sah. g. Terhadap hasil hutan tidak sah dilakukan proses penanganan sesuai dengan peraturan per- undang-undangan yang berlaku. h. Terhadap hasil hutan tidak sah tersebut dilakukan pelelangan. pasal 13, 14, 15 . 71 P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p SANKSI Pelanggaran atas penyelenggaraan izin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasana hutan, industri primer hasil hutan dikenakan sanksi pidana dan atau sanksi administratif berdasarakan kepada ketentuan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku. pasal 19 .

3. Qanun Provinsi NAD No.