111
P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p
6. Coba diskusikan, apa kaitannya
permainan ini dengan pertambahan penduduk di permukaan bumi ini.
7. Selamat mencoba.
3. Pencemaran Lingkungan.
A. Mengamati Pencemaran.
Dalam pelajaran Biologi, telah dibahas mengenai jenis-jenis pencemaan.
Maka dalam kegiatan ini, akan terfokus pada mencari solusi untuk mengatasi
pencemaran yang ada di sekitar kita.
Namun sebelumnya kita lihat sebuah fakta mengenai pencemaran yang kadang
terlewatkan dari pengamatan kita, yaitu suara. Pencemaran suara yang bersifat
terus menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB dapat mengakibatkan efek
atau dampak yang merugikan kesehatan manusia. Di bawah ini adalah beberapa
efek samping negative dari pencemaran suara adalah: Dapat menyebabkan gila,
perubahan denyut nadi, tekana darah berubah, gangguan fungsi jantung dan
kontraksi perut.
Berikut ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
1. Orang ngobrol biasa = 40 dB
2. Orang ributsilat lidah = 80 dB
3. Suara kereta apikrl = 95 db
4. Mesin motor 5 pk = 104 dB
5. Suara petir = 120 dB
6. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB
Fakta Tentang Pohon
S
etiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekira 150.000 juta ton CO
2
dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta meng-
hasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau menyerap 8 kg CO
2
yang ekuivalen dengan CO
2
yang diembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama.
Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara AC, yang
dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel,
dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO
2
yang dikeluarkan 20 kendaraan.
Zoer’aini Djamal Irwan,1996
P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p
112
B. Simulasi Permainan
Dalam “teks box” ha- laman sebelumnya, dising-
gung masalah pencemaran udara yang diakibatkan oleh
kegiatan manusia, namun pohon dapat menetralisirnya.
Dibawah ini ada be- berapa perhitungan, coba ka-
lian mencari jawabannya. 1.
Berapa hektar hutan atau pepohonan yang menempati ruang tertentu, untuk
menetralisir CO
2
yang dihasilkan oleh siswa di sekolah kalian sekali meng-
hembuskan nafasnya. 2.
Manusia normalnya bernafas menge- luarkan udara sebanyak 0,5 liter
udara yang dihembuskan keluar. Seandainya kalian dalam 1 menit
menghembuskan nafas sebanyak 30 kali, artinya dalam 1 jam kalian
mengeluarkan nafas sebanyak 1.800 kali dan selama sehari semalam
sebanyak 43.200 kali. Kalau 200 or- ang sekali bernafas memerlukan 1
hektar dedaunan hijau, maka sehari semalam kalian memerlukan berapa
hektar daun hijau agar gas CO
2
yang kalian keluarkan dinetralisir.
Pernahkan kalian melakukan uji coba, untuk mengetahui berapa banyak
dari sebatang phon tanaman pot meng- hasilkan oksigen yang sangat diperlukan
semua mahluk hidup untuk bernafas?
Coba lakukan sebuah percobaan di bawah ini.
Percobaan: 1. Alat dan bahan:
• Ember
• Tanaman air berbatang lunak
• Air secukupnya
Uraian kegiatan •
Sediakan ember yang sudah berisi air, atau ember yang tembus pandang,
sehingga dapat dilihat dari luar.
• Masukan tanaman yang ada dalam
pot ke dalam ember tersebut. •
Kemudian simpan ditempat yang terkena sinar matahari secara lang-
sung, amati.
• Tunggu beberapa saat, maka akan
muncul gelembung – gelembung oksigen yang keluar dari daun atu
pucuk daun.
Catatan: Lihatlah Gambar di atas. Pada ujung daun mengeluarkan gelem-
bung udara. Tugas :
Hitung berapa Cm
3
cc, setiap lembar daun menghasilkan O
2
selama 1 jam
113
P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p
C. Kasus Pencemaran tak hanya terjadi di darat
saja, yang meliputi pencemaran udara, sungai air dan tanah. Namun di lautpun
juga terjadi pencemaran. Nah pencemaran di laut. Akibatnya juga sangat fatal. Tentu
kalian pernah baca mengenai kasus Teluk Minamata di Jepang yang menelan korban,
dimana anak yang lahir cacat, karena ikan yang dimakan mengandung merkuri.
Selain hutan, tumbuhan laut juga penghasil O
2
cukup besar. Karena proses fotosintesa yang dilakukan oleh phy-
toplankton, ganggang ataupun tumbuhan laut seperti karang. Apabila terjadi
pencemaran, maka tumbuhan dan jasad renik tersebut, mengalami gangguan dan
dapat menyebabkan kematian.
Namun usaha untuk merehabilitasi kerusakan karang tersebut dapat dila-
kukan. Coba kalian baca artikel di bawah ini yang disarikan dari beberapa media,
untuk kegiatan rehabilitasi di pantai Sanur Bali.
Transpalansi Terumbu Karang di Sanur Bali Gerakan Masyarakat Cinta Biota Laut
P
ulau Bali tak hanya dikenal dengan budaya dan kehidupan masyarakatnya yang khas.
Tiap hari tak lepas dari persembahan kepada Tuhan dan tiap hari pula ada sentuhan kesenian
dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga Bali disebut dengan pulau Dewata yang penuh
dengan budaya dan keseniannya.
Tak hanya kesenian yang memunculkan nuansa keindahan Bali di mata internasional, di
balik seni budaya dan keriligiusan masya- rakatnya, ada potensi alam yang indah.
Gunung, danau dan laut, menjadi sebuah rangkaian yang menawarkan keindahan yang
tiada tara. Namun, seiring perkembangan kepariwisataan dan masyarakatnya, ada
beberapa keindahan alam yang harus menda- pat perhatian untuk dibenahi dan dilestarikan.
Keindahan alam yang perlu diles- tarikan itu, adalah terumbu karang dan ikan
hias yang ada di pesisir laut sepanjang garis pantai wilayah Pulau Bali. Salah satunya di
daerah Pantai Sanur Bali. Ada beberapa terumbu karang dan ikan yang mendiaminya,
sudah mulai berkurang. Biota laut ini terganggu kehidupannya karena, masih
adanya nelayan dan masyarakat yang kurang sadar arti penting pelestarian biota laut untuk
anak cucu dan pekembangan pariwisata laut Bali ke depan.
Kesadaran Masyarakat Sanur Kerusakan beberapa lokasi terumbu karang
di Pantai Sanur, membawa masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat LSM di Sanur,
Denpasar, tergerak hati untuk membuat tero- bosan untuk menyelamatkan terumbu karang.
Cara modern yang dipilih dari hasil perbincangan yang panjang antar mereka adalah, membuat
terumbu karang buatan dengan beton, kemudian
P e n d i d i k a n P e l e s t a r i a n A l a m d a n L i n g k u n g a n H i d u p
114
menanam kembali terumbu karang langka dengan sistem tranpalansi karang.
‘’Gerakan ini dapat dikatakan gerakan kesadaran masyarakat kami untuk melesta-
rikan alam bawah laut yang selama ini dike- nal keindahannya oleh para wisatawan.
Kapan lagi, kita bisa memperbaiki dan mem- berikan sumbangsih kepada alam, jika tidak
dimulai dari sekarang,” ungkap Made Mangku yang dikenal punya keahlian bidang
kelautan ini.
Transpalansi Terumbu Karang Penanaman besi beton yang menjadi
tempat tanam terumbu karang, dimulai dari pantai Pulau Serangan yang berada di wilayah
Desa Sanur, Denpasar Selatan. Sekitar awal bulan Juli 2005 lalu, masyarakat yang dibantu
Made Mangku dan seorang dosen Fakultas Pertanian jurusan Perikanan, Universitas
Warmadewa Denpasar, Ketut Sudiarta. Se- dangkan tokoh masyarakat yang terlibat
dikoordinatori Wayan Patut dan Made Rasna. Cara penanaman sebenarnya sederhana,
namun yang diperlukan adalah kondisi lokasi yang dijadikan tempat untuk menanam karang.
Setelah kurang lebih seminggu, karang buatan dimasukkan dalam pantai dengan
kedalaman 5 meter, baru dilakukan trans- palansi terumbu karang. Berbagai jenis
terumbu karang ditanam dengan jalan, mengi- katnya ke karang buatan yang berbentuk meja.
Beberapa jenis terumbu karang yang berhasil ditanam antara lain Acropora parilis, Acropora
parilis green, Acropora sp, Acropora valida, Euphyllia glabrescens, Montipora spp.
Tiap minggu, perkembangan terumbu karang dan terjalinnya biota laut diawasi.
Sungguhdi luar dugaan, terumbu karang tumbuh dengan baik dan biota laut seperti
ikan dan jenis serangga laut mulai ber- datangan. Dalam jangka satu bulan, sudah
menampakkan pertumbuhan, sampai tiga bulan pertama, pertumbuhan terumbu
karang ini terus menggembirakan, terlebih lagi terumbu karang yang jarang bisa hidup
dengan cepat, bisa tumbuh dan ber- kembang dengan baik.
‘’Ada beberapa spesies terumbu ka- rang yang dikenal karang jahe dapat
berkembang dengan baik, kalau dibanding- kan dengan pekembangan alamiahnya
memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun untuk mencapai sekian mili, namun dengan
cara ini, mampu bergerak tumbuh dalam hitungan mili meter hanya hitungan bulan,”
terangnya.
Cara penanaman salah satunya meng- hitung kedalaman air tempat tanam, yakni 5
meter di bawah permukaan air laut serta tidak ditanam pada arus air laut.
‘’Pengalaman penanaman pertama menjadi kami lebih mengerti, tentang keda-
laman penanaman yang berhubungan de- ngan sinar matahari untuk pertumbuhan
terumbu karang dan tingkat kadar air laut yang juga berhubungan dengan arus air laut yang
kuat. Pengalaman ini akan kami pergunakan untuk penanaman yang ketiga di Pantai
Semawang, Sanur,” papar Mangku.
4. Bencana Lingkungan