5.2.5 Kondisi Rumah Responden
Tabel 5.4 Prosentase Kondisi Rumah Responden Mitra Baytul Maal Bogor Tahun l999
Kondisi Rumah Jumlah Jiwa
Prosentase
Permanen semen, tembok, genteng 20
66,67 Semi Permanen tanah, bilik, genteng
10 33,33
Tidak Permanen
Total 30
100
Pada Tabel 5.4 ditunjukkan sebagian besar rumah berada pada kondisi permanen sebesar 66.6 persen, dengan kategori kondisi berupa lantainya disemen,
temboknya semi permanen terbuat dari bilik atau tembok dan atapnya menggunakan genteng. Sedangkan rumah yang masih dalam kondisi semi permanen sebanyak
33,3 persen dengan kategori kondisi berupa lantainya masih berupa tanah, temboknya menggunakan bilik dan atapnya menggunakan genteng. Sedangkan yang
tidak permanen sudah tidak ada lagi. Hasil ini menunjukkan secara kesuluruhan mereka sudah memiliki tempat tinggal yang layak.
5.3 Deskripsi Pelayanan Pinjaman
Setelah merekrut anggota pelakasanaan selanjutnya sebelum masuk ke tahapan pelayanan pinjaman terlebih dahulu anggota-anggota dibuat kelompok
5-10 orang menjadi satu kelompok atau majelis dengan menunjuk satu ketua. Setelah itu, dalam pelaksanaan pengajuan pinjaman oleh anggota dilakukan dalam
pertemuan majelis, persetujuan anggota menjadi prasyarat sebelum pengajuan ke
pembina pembiayaan financing officer. Tingkat kehadiran, prestasi angsuran, dan dinamika tabungan menjadi indikator dalam persetujuan pinjaman.
Pengajuan anggota yang telah direkomendasikan oleh majelis diproses dalam komite pinjaman yang dipimpin oleh kepala operasional dan pembina
pembiayaan. Setelah mendapat persetujuan dalam rapat komite, pencairan pinjaman dapat dilakukan dalam pertemuan majelis. Pinjaman diberikan secara
bergiliran dengan urutan 2-2-1 dalam kelompok 5-an. Dalam satu tahun setiap anggota berhak atas 2 kali pinjaman, pinjaman berikut dapat diberikan apabila
umur pertemuan minimal 25 kali dalam masa angsur. Plafon pinjaman pertama maksimal Rp. 300 ribu untuk setiap kenaikan
plafon pinjaman diberikan secara bertahap dengan mempertimbangkan disiplin anggota kehadiran, disiplin angsur dan disiplin tabungan, serta kesepakatan
tanggung renteng oleh anggota lainnya. Kenaikan selanjutnya maksimal Rp. 500 ribu, Rp. 750 ribu dan hingga plafon maksimum Rp. 1 juta. Pinjaman lebih dari Rp.
1 juta dikerjasamakan dengan BMT atau BPRS. Angsuran pinjaman terdiri dari angsuran pokok, bagi hasil, tabungan wajib, tabungan kelompok, dan cadangan
tabungan. Tabungan wajib merupakan iuran keanggotaan yang dibayarkan pada setiap pertemuan pekanan sebesar Rp.200,- dan meningkat sesuai dengan kenaikan
plafon pinjaman. Tabungan kelompok merupakan iuran pelayanan yang
dibayarkan oleh kelompok yang jumlahnya disesuaikan dengan plafon pinjaman, misalnya Rp. 300 untuk pinjaman Rp. 500 ribu, dan Rp. 500,- untuk pinjaman Rp.
500 ribu hingga Rp. 1 juta. Uang ini merupakan milik anggota yang dapat diambil ketika keluar dari keanggotaan.
5.4 Tahapan Pertemuan Rutin