111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uaraian dan pemaparan permasalahan dari bab-bab penulisan ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah:
1. Badan Usaha Milik Negara Persero dengan PT memiliki keterkaitan yang
sangat erat, di mana bentuk badan hukum PT dipilih sebagai bentuk pengelolaan BUMN Persero. Keterkaitan tersebut ditegaskan dalam bentuk
peraturan yang menyatakan “PERSERO” adalah perusahaan dalam bentuk PT yang diatur menurut ketentuan UU BUMN. Sebagai mana yang telah
diterangkan dalam UU BUMN Pasal 11 bahwa terhadap persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan. BUMN
Persero itu sesungguhnya bukan suatu bentuk tersendiri yang sama dengan PT, melainkan memang persero itu identik dengan PT. Oleh karena itu BUMN
Persero senantiasa tunduk terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang PT.
2. Berdasarkan aspek keuangan negara menurut Pasal 2 huruf g UU KN bahwa,
harta yang dipisahakan untuk dijadikan penyertaan modal kepada BUMN Persero merupakan bagian dari harta negara. Ketentuan ini menyebabkan
adanya pemahaman bahwa pembinaan dan pengelolaan harta tersebut menjadi ranah keuangan negara, sehingga mengandung benturan norma, benturan
regulasi, dan benturan kewenangan yang langsung maupun tidak langsung berpotensi menyebabkan kerugian bagi orang perorang, masyarakat atau
Universitas Sumatera Utara
112
badan hukum privat. Karena batasan hukum pengelolaan keuangan negara adalah keuangan sebagaimana diatur dan dirumuskan dalam undang-undang
tentang APBN, sehingga hak dan kewajiban negara secara yuridis- konstitusional dan yuridis formal ada pada UU APBN dalam rangka mencapai
tujuan bernegara guna sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari alasan itu Ketentuan Pasal 2 huruf g UU KN dilakukan uji materi. Permohonan uji
materi tersebut ditolak oleh Mahkama Konstitusi dan ketentuan Pasal 2 hurf g UU KN tersebut telah dibenarkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No.
48 dan 62PPU-XI2013. Secara kepemilikan sumber aset putusan tersebut adalah benar bahwa aset tersebut berasal dari negara, tetapi ada kekeliruan
dalam memahami pengertian kuangan negara tersebut yang bertentangan dengan teori-teori badan hukum perseroan. BUMN Persero dari aspek hukum
PT memiliki harta yang terpisah dari harat pemiliknya sehingga pengelolaan aset di dalam BUMN Persero adalah hak dari badan tersebut bukan lagi hak
para pendirinya. Penyertaan modal negara kedalam modal saham BUMN Persero merupakan pemisahaan aset negara, yang pembinaan dan
pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN. Pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat, dan
tidak termasuk ruang lingkup keuangan negara dan perbendaharaan negara, melainkan tunduk pada UU BUMN maupun UU PT.
3. Penerapan sita umum terhadap BUMN Persero Pailit pada dasarnya dapat
dilakukan. Dalam penjelasan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero dan UU KPKPU menentukan
bahwa BUMN Persero dapat dipailitkan, konsekuensinya adalah terhadap aset
Universitas Sumatera Utara
113
BUMN Persero dapat dilakukan sita umum. Adanya larangan penyitaan terhdap harta negara dalam Pasal 50 UU PN hal ini hanya berlaku kepada aset
negara yang diperuntukan untuk penyelenggaraan negara yang pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada APBNAPBD. Adapun aset negara yang
dijadikan sebagai penyertaan modal dalam BUMN Persero dikecualikan dari ketentuan tersebut, karena kegiatan yang dilakukan oleh BUMN Persero
adalah murni ranah hukum privat. Tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan negara yang berdimensi publik. Pengecualin tersebut akan
memberikan penyelesaian dan solusi dari pertentangan ketentuan-ketentuan hukum yang selama ini membingungkan para hakim dalam memutuskan suatu
perkara kepailitan BUMN Persero.
B. Saran