Mengevaluasi Kegiatan Pemecahan Masalah

51 dan kiri tower yang dikaitkan pada sebelah bawah dan sebelah atas lereng masing-masing dengan jarak 75 m dari tower. 5 Berdasarkan aturan-aturan dalam trigonometri dapat juga memperkira-kan tinggi Tugu Muda dengan mengambil posisi misalnya di halaman Lawang Sewu dan mengukur sudut elevasinya dengan menggunakan klinometri, atau memperkirakan tinggi menara MAJT dari area parkir MAJT, demikian juga tempat-tempat lain yang tidak mungkin diukur secara langsung.

5. Mengevaluasi Kegiatan Pemecahan Masalah

Untuk menilai kemampuan pemecahan masalah dilakukan evaluasi terhadap kegiatan pemecahan masalah, menurut Soedjoko 2004 teknik- teknik evaluasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut. a. Pengamatan Evaluasi ini dilakukan pada saat siswa bekerja memecahkan masalah dalam kelompok kecil, guru berkeliling melakukan penga-matan sederhana pada kegiatan-kegiatan siswa, yaitu memfokuskan pengamatan pada aspek-aspek yang dianggap penting. Guru mem-buat catatan mental dari perilaku para siswa, sambil berkeliling di sekitar ruang kelas, kemudian catatan-catatan ini ditulis kembali setelah usai pembelajaran di kelas. Apakah siswa berkeinginan untuk memecahkan masalah ?, apakah mereka bekerja sama dalam kelom-poknya ?, apakah mereka terus tetap mencoba, bahkan setelah mereka mengalami kesulitan dalam memecahkan 52 masalah ?, apakah mereka menunjukkan keyakinan diri ?, catatan-catatan ini menjadi bagian file setiap siswa. b. Jurnal Metakognisi Membantu siswa berpikir tentang pikiran mereka sendiri dan membuat perubahan bagaimana seharusnya mereka berpikir adalah bagian yang terpenting dari metakognisi. Guru menginginkan kemampuan siswa menjadi lebih dalam proses metakognisi, pada saat siswa melakukan kegiatan pemecahan masalah. Ide-ide metakognisi ini harus dibangun dalam pembelajaran dan harus mendorong para siswa untuk berpikir tentang pemikiran mereka sendiri pada saat mereka bekerja. Hal ini penting dengan berbagai alasan, khususnya untuk membantu para siswa berpikir kembali proses yang telah dilakukan mereka, untuk membuat perubahan-perubahan berikutnya dalam pola-pola berpikir mereka. Dalam suatu jurnal metakognisi, para siswa mengerjakan masalah pada bagian kanan kertas yang dibagi dua, di bagian kiri adalah catatan- catatan pemikiran siswa pada saat proses dalam mencari solusi berlangsung bersamaan dengan aktivitas mereka. c. Paragrap-paragrap Ringkas Dalam suatu paragrap ringkas dianggap sebagai sebuah paragrap yang ditulis setelah solusi ditemukan dan tidak terjadi bersamaan dengan setiap langkah heuristik. Prosedur ini tidak mengganggu alur alami dalam berpikir selama proses mencari solusi berlangsung. 53 d. Tes Tes Pemecahan Masalah Ada tiga pertanyaan-pertanyaan yang mungkin pada suatu tes penilaian untuk pemecahan masalah yakni: 1 pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda, pertanyaan pilihan ganda ini berisi suatu pertanyaan, diikuti dengan beberapa respon yang mungkin dan salah satunya adalah benar, tugas para siswa memilih satu jawaban yang benar. Hal ini dapat melibatkan pemahaman, pengingatan atau penampilan dan tidak mengulangi berbagai proses berpikir; 2 pertanyaan-pertanyaan open ended , pertanyaan ini berupa masalah yang biasanya diberikan pada siswa untuk membuat suatu keputus-an. Siswa diberi sekumpulan fakta dan diberi pertanyaan: apa yang akan kamu lakukan ?, dalam kasus ini masalah tersebut bersifat divergen, yaitu memiliki banyak solusi dan berbagai cara mengerja-kan. Sedangkan kasus lain mungkin masalah bersifat konvergen dalam arti masih memiliki banyak cara mengerjakan tetapi hanya memilki satu solusi; 3 pertanyaan-pertanyaan penampilan, per-tanyaan ini menghendaki para siswa memecahkan masalah yang diberikan secara lengkap dan benar. Tujuan utama dalam pemecahan masalah adalah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah dan memper-oleh jawaban yang benar. Pertanyaan tipe ini harus dinilai secara tradisional, nilai tambahan diberikan pada siswa yang menjawab ke arah yang benar, dan nilai penuh diberikan apabila cara penyelesaian dan jawabannya benar. 54 e. Portofolio Bagian utama dari proses penilaian memuat pengujian secara periodik dari setiap portofolio siswa. Portofolio pribadi ini senanti-asa up to date yang dikerjakan oleh siswa, memuat kerja yang dipilih oleh siswa secara individu untuk menentukan upaya giat yang dilakukan oleh siswa selama tahun akademik berlangsung. Kerja-kerja yang dilakukan siswa harus diseleksi oleh siswa sendiri dan harus merefleksikan yang terbaik yang telah dihasilkan oleh siswa dalam berbagai kategori. Guru menentukan kategori-kategori yang akan disajikan dalam portofolio, misalnya meliputi solusi menarik dan khas dari masalah-masalah, proyek di luar kelas, usaha-usaha kelompok seperti halnya usaha individu dan sebagainya. Portofolio menunjukan kemajuan yang dibuat oleh siswa dalam tahun akade-mik yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini penilaian kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan metode tes pencil paper test yakni berupa tes pemecahan masalah berbentuk uraian yang meliputi aspek pengukuran pemahaman masalah, perencanaan penyelesaian, pelaksanaan perhitung-an dan pemeriksaan kembali perhitungan. Jenis pertanyaan yang diguna-kan merupakan pertanyaan penampilan, artinya pertanyaan yang diaju-kan kepada siswa merupakan pertanyaan yang menghendaki para siswa memecahkan masalah yang diberikan secara lengkap dan benar, kemudi-an jawaban siswa dinilai seperti pada tes-tes tulis biasanya. Nilai tambahan diberikan pada siswa 55 yang menjawab ke arah yang benar, dan nilai penuh diberikan apabila cara penyelesaian dan jawabannya benar. Kajian materi dalam penelitian ini didasarkan pada kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional oleh Departemen Pendidikan Nasional seperti yang tertera dalam KTSP, dengan mengambil standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator sebagai berikut. Tabel 2.1. Standar Kompetensi, Komptensi Dasar dan Indikator Materi Standar Kompetensi: Menggunakan perbandingan, fungsi, persama-an, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah Kompetensi dasar Indikator • Menggunakan sifat dan aturan tentang perbandingan dan fungsi trigonometri, aturan sinus dan aturan cosinus dalam pemecahan masalah • Merancang model matematika yang berkaitan dengan perbandingan dan fungsi trigonometri, aturan sinus dan aturan cosinus, menyelesaikan modelnya dan menafsirkan hasil yang o Merumuskan aturan sinus dan aturan cosinus o Menyelesaikan perhitungan soal menggunakan aturan sinus dan aturan cosinus o Mengidentifikasi masalah yang berhu- bungan dengan perbandingan trigono- metri, aturan sinus dan aturan cosinus o Membuat model matematika yang ber- hubungan dengan perbandingan trigo- nometri, aturan sinus dan aturan cosinus o Menentukan penyelesaian model mate- matika dari masalah yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri, 56 diperoleh aturan sinus dan aturan cosinus o Menafsirkan hasil penyesaian masalah yang berkaitan perbandingan trigo- nometri, aturan sinus dan aturan cosinus Sumber: Depdiknas, 2006: 391

B. Aktivitas Siswa, Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa

1 43 0

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING ( CPS ) BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK

4 17 221

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ARTIKEL ILMIAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH IPA SISWA SMP

3 28 150

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Bagi Siswa Kelas X TP2 Semester Genap S

0 2 13

Keefektivan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Media CD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VIII Materi Pokok Keliling dan Luas Lingkaran.

0 0 1

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Muhamad Syazali

0 0 8

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII melalui penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis kontekstual

1 0 6

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan

0 2 6