Penggunaan model partisipasi juga dapat mempengaruhi tingkat partispasi, menurut Karianga2011: 233-240 bahwa partisipasi dengan
menggunakan model Clear berpendapat bahwa partisipasi akan sangat efektif dimana warga negara: 1 Can Domampu dimana masyarakat memiliki
sumberdaya dan pengetahuan untuk berpartisipasi, 2 Like ToIngin dimana masyarkat merasakan sebagai bagian yang memperkuat partisipasi, 3 Enabled
Todimungkinkan dimana masyarakat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi, 4 Asked Todiminta dimana masyarakat dimobilisasi melalui lembaga-lembaga
publik dan saluran warga, 5 Responded To menanggapi dimana masyarakat dapat melihat bukti bahwa pandangan mereka telah dipertimbangkan.
Berdasar pada pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program
pembangunan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu keinginan, motivasi, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dari masyarakat itu sendiri.Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu peran serta pemerintah daerah
dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.
2.2 Pemberdayaan Masyarakat
2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Suhendra 2006: 74-75 pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong
keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif sehingga akan memungkinkan terbentuknya masyarakat madani yang majemuk, penuh keseimbangan hak dan
kewajiban. Berdasar Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia tahun 2015 mengatakan Pemberdayaan
Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa. Menurut Mubyarto 2000: 263 pemberdayaan marupakan upaya untuk
membangun daya
masyarakat dengan
mendorong, memotivasi,
dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Menurut Adisasmita 2006: 35 mengatakan pemberdayaan masyarakat adalah upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya masyarakat
pedesaan secara lebih efektif dan efisien, baik dari: 1 Aspek masukan atau input SDM, dana, peralatansarana, data, rencana dan teknologi, 2 Aspek proses
pelaksanaan,monitoring dan pengawasan, 3 Aspek keluaran atau output pencapaian sasaran, efektifitas dan efisiensi.
Menurut Suharto 2010: 59 pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah suatu serangkaian kegiatan untuk
memperkuat keberdayaan kelompok lemah dalam hal ini masyarakat yang kurang mampu miskin dalam lingkup masyarakat. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan
adalah suatu keadaan ingin mencapai suatu perubahan masyarakat yang berdaya, dan masyarakat yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan fisik, ekonomi,
maupun sosial seperti mampunyai kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai pekerjaan, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.
Menurut Widjajanti2011: 16-17 dalam jurnal penelitiannya tentang model pemberdayaan masyarakat dikemukan bahwa pemberdayaan masyarakat
ialah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan masyarakat lemah agar dapat
mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah yang dihadapi dan sekaligus memilih alternatif pemecahannya dengan
mengoptimalkan sumber daya dan potensi yang dimiliki secara mandiri. Berdasar pendapat ahli tentang pemberdayaan masyarakat, maka dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dengan memanfaatkan dan
mengelola potensi-potensi sumber daya yang ada di masyarakat baik sumber daya mausia maupun sumber daya alam sehingga terbentuk masyarakat yang mandiri.
2.2.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat