Ruang Lingkup Sektor Industri

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 III - 23 Pembagian Urusan dan Ruang Lingkup Bab 3 Tabel. 3.9. Penanggung Jawab Identifikasi BAU dan Aksi Mitigasi Sektor Industri Penanggung jawab identifikasi emisi GRK pada sektor industri di provinsi Sumatera Utara adalah BLH, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pertambangan dan Energi. Sementara Penanggung jawab urusan, termasuk melakukukan perhitungan dan penyediaan data, adalah Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman, BAPPEDA, BLH, Badan Ketahanan Pangan, BPS, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perkebunan, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dan setelah ditetapkan rencana aksi, maka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan aksi-aksi ini di sektor transportasi ini adalah Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman, BAPPEDA, BLH, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perkebunan, Dinas perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pertambangan dan Energi.

B. Ruang Lingkup Sektor Industri

Provinsi Sumatera Utara mempunyai sejumlah industri besar dan juga banyak industri kecil dan menengah yang tersebar pada masing-masing kabupaten dan kota. Masing-masing industri ini merupakan sumber emisi GRK seperti yang telah ditampilkan pada Gambar 3.6. Sebagai catatan untuk Indonesia, tahun 2005 sektor energi yang di dalamnya termasuk industri merupakan salah satu penyumbang utama emisi GRK. Menurut catatan ICCSR 2010, sektor energi III - 24 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Pembagian Urusan dan Ruang Lingkup Bab 3 menyumbang emisi nasional sebesar 23 dari total emisi CO 2 . Sementara pada sektor industri sendiri emisi terbesar dihasilkan oleh industri semen dengan 9 berasal dari pembakaran bahan bakar dan 32 emisi yang dilepas dari proses produksi semen. Dengan kata kalian industri semen sendiri menyumbang 41 dari total emisi GRK industri Indonesia. Sementara sisanya 26 berasal dari penggunaan energi di industri manufaktur dan 33 berasal emisi proses produksi industri manufaktur. Yang termasuk ke dalam industri manufaktur ini antara lain industri besi dan baja, industri bubur kertas Pulp and Paper, industri tekstil, industri pupuk dan kimia lainnya. Sesuai dengan karakteristik Provinsi Sumatera Utara, provinsi ini tidak mempunyai industri semen. Industri besar yang dimiliki adalah industri peleburan aluminium dan industri pulp and paper. Karena kedua industri ini digolongkan kategori besar, maka wewenangnya ditagani oleh pemerintah pusat. Yang menjadi menjadi wewenang Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan kabupatenkota adalah semua industri selain yang disebutkan ini. Pembagian ruang lingkup pada sektor industri ini adalah yang dikategorikan industri kecil dan menengah. Jika posisi industri kecil dan menengah tersebut berada pada suatu wilayah administratif kabupaten dan kota maka wewenang pengelolaan emisi GRK nya akan ditangani oleh pemerintah kabupaten dan kota.

3.3.6. Sektor Pengelolaan Limbah