SKALA PRIORITAS PENUTUP VII-1

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 69 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4 Sumber: Hasil olahan, 2012 Grafik 4.22. Tren penurunan emisi GRK 25,7 di Provinsi Sumatera Utara Penurunan emisi diatur hanya sekitar 26 dan dilaksanakan dengan dana APBD dan APBN. Perencanaan aksi penurunan GRK sesuai dengan RAN GRK selanjutnya akan dilakukan sampai 41 dimana diharapkan adanya bantuan asingdonor.

4.3. SKALA PRIORITAS

4.3.1. Skala Prioritas Sektor Pertanian

Pada umumnya, untuk menentukan prioritas dari aksi mitigasi dapat didasarkan kepada empat kriteria utama, yaitu potensi penurunan emisi GRK, keadilan, kepraktisan dalam pelaksanaan dan biaya-manfaat. Skala prioritas pertanian terdiri dari 15 aksi mitigasi berdasarkan usulan aksi mitigasi yang direncanakan

4.3.2. Skala Prioritas Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Kriteria untuk penentuan prioritas aksi mitigasi sektor berbasis lahan di Provinsi Sumatera Utara harus juga memperhitungkan kapasitas lokal, mulai dari segi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan keuangan sebagai pendukung kegiatan tersebut. Pada umumnya, untuk menentukan prioritas dari aksi mitigasi dapat didasarkan kepada empat kriteria utama, yaitu potensi penurunan emisi GRK, keadilan, kepraktisan dalam pelaksanaan dan biaya-manfaat. Berdasarkan usulan aksi mitigasi sektor berbasis lahan, pemantapan hutan, rehabilitasi hutan, dan pembagunan hutan merupakan prioritas aksi mitigasi sektor ini. IV - 70 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4

4.3.3. Skala Prioritas Sektor Energi

Porsi sumber emisi yang terbesar untuk sektor energi bidang kelistrikan industri dan umum serta perumahan adalah dari bidang pembangkitan energi listrik dan penggunaan bahan bakar minyak di industri. Dengan demikian prioritas usaha-usaha mitigasi ditujukan untuk menurunkan emisi pada sektor- sektor yang memiliki kontribusi emisi cukup signifikan. Sektor-sektor tersebut yaitu pembangkitan listrik dan sektor industri. Sedangkan sektor rumah tangga lebih ditujukan untuk usaha-usaha efisiensi energi dalam penggunaan peralatan listrik rumah tangga.

4.3.4. Skala Prioritas Sektor Transportasi

Semua aksi mitigasi yang telah dihitung proyeksi target penurunannya pada bagian di atas akan digolongkan kedalam 3 kelompok aksi mitigasi. Kelompok I adalah semua aksi-aksi mitigasi dari nomor urut 1 sampai dengan no urut 9 dan ditambah no 16. Kelompok II adalah aksi-aksi mitigasi yang diusulkan di daerah atau sudah masuk dalam RPJMD Provinsi Sumatera Utara. Yang termasuk kelompok II adalah nomor urut 11 sampai dengan nomor urut 15. Dan Kelompok III adalah aksi mitigasi yang diharapkan dilakukan dengan adanya bantuan asing, yaitu aksi mitigasi No 21. Pembagian aksi-aksi mitigasi atas ketiga kelompok ini akan dijadikan acuan skala prioritas. Kelompok I dimasukkan ke dalam skala prioritas tinggi dan wajib dilakukan. Alasan utamanya adalah sudah termasuk aksi mitigasi yang ditargetkan secara nasional dalam bentuk Peraturan Preiden. Kelompok II juga dimasukkan ke dalam prioritas tinggi dan juga sudah dimasukkan dalam rencana pembangunan daerah. Sementara Kelompok III dikategorikan prioritas sedang karena akan dilakukan oleh pemerintah dan dengan bantuan asing. Target penurunan dari aksi mitigasi Kelompok I secara total adalah sebesar 1,26 juta tCO 2 eq. Kemudian aksi mitigasi Kelompok II sebesar 1,72 juta tCO 2 eq, dan Kelompok III sebesar 1,56 juta tCO 2 eq. Secara total gabungan semua aksi ini menurunkan emisi sebesar 4,54 juta tCO 2 eq. Tabel 4.27. Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 71 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4 Perubahan emisi GRK akibat penerapan aksi-aksi mitigasi Tahun BAU ribu tCO 2 eq Mitigasi Kel I ribu tCO 2 eq Mitigasi Kel II ribu tCO 2 eq Mitigasi Kel III ribu tCO 2 eq 2010 5299.2 5299.2 5299.2 5299.2 2011 5674.4 5674.4 5674.4 5674.4 2012 6080.5 6080.5 6080.5 6080.5 2013 6520.5 6512.6 6442.6 6442.6 2014 6997.6 6575.6 6435.3 6435.3 2015 7515.2 6876.0 6665.4 6404.5 2016 8077.3 7326.7 6817.8 6295.9 2017 8687.9 7820.5 7010.9 6228.1 2018 9351.9 8361.7 7248.1 6204.3 2019 10074.5 8952.7 7535.0 6230.4 2020 10861.3 9600.5 7878.9 6313.2 Skenario penurunan emisi dari BAU akibat penerapan kelompok aksi-aksi mitigasi ini ditampilkan pada Grafik 4.23. Secara lengkap pelaksanaan aksi mitigasi berserta biaya dan target penurunan ditampilkan pada Lampiran. Grafik 4.23. Proyeksi penurunan emisi BAU akibat penerapan aksi-aksi mitigasi

4.3.5. Skala Prioritas Sektor Industri

IV - 72 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4 Semua aksi mitigasi yang telah dijabarkan dan dihitung proyeksi target penurunannya pada bagian di atas akan digolongkan kedalam 5 kelompok aksi mitigasi, yang terdiri dari: Kelompok I adalah aksi-aksi yang sudah ditetapkan secara nasional pada PP No. 61 Tahun 2011 dimana Provinsi Sumatera Utara dimasukkan sebagai salah satu provinsi yang harus menjalankannya, Kelompok II adalah strategi penggantian bahan bakar dari yang emiter besar ke bahan bakar dengan emiter lebih rendah, Kelompok III adalah strategi mengganti bahan bakar yang menghasilkan emisi dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan emisi, Kelompok IV adalah melakukan konservasi energi pada semua komponen industri dan komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya, Kelompok V adalah teknik heat recovery, dengan memanfaatkan panas buangan sebagai sumber energi baru Pembagian aksi-aksi mitigasi atas ketiga kelompok ini akan dijadikan acuan skala prioritas. Dimana Kelompok I-IV termasuk prioritas tinggi dan kelompok V prioritas sedang 4.3.6. Skala Prioritas Sektor Pengelolaan Limbah Skala prioritas dari rencana aksi mitigasi dideskripsikan menjadi 2 kategori, yaitu aksi mitigasi inti prioritas dan aksi mitigasi pendukung. Penetapan skala prioritas dilaksanakan berdasarkan : 1. dimungkinkan secara teknis 2. dimungkinkan secara ekonomispembiayaan 3. diterima secara politis dan sosial 4. dapat dilaksanakan sesuai administrasi yang ada Untuk sektor limbah, aksi mitigasi inti diprioritaskan pada mitigasi 1, yaitu Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan yaitu melalui rehabilitasi TPA un-managed deep menjadi semi aerob di 18 kotakab serta pembangunan 6 TPA Regional, sesuai dengan UU No 182008 dimana harus segera dilaksanakan pada tahun 2013. Rehabilitasi un-managed deep menjadi semi aerob menyebabkan berkurangnya emisi gas metana sekitar 751.694 tCO 2 eq, dimana biaya mitigasi per 1 ton CO2 adalah Rp 148.465. Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 IV- 73 Analisis Emisi GRK Provinsi Sumatera Utara Bab 4 Aksi mitigasi sektor pengelolaan limbah yang menjadi skala prioritas adalah: 1. Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R, kegiatan ini menurunkan emisi GRK 306.800 tCO 2 eq dengan biaya penurunan 1 tCO 2 eq sebesar Rp. 216.331. 2. Program Peningkatan Pengelolaan Gas SampahRecovery gas metana di TPA Aek Nabobar. Recovery gas metana di TPA Aek Nabobar direncanakan bisa dimulai pada tahun 2014. Recovery akan dibantu dengan pembakaran dan dengan dilakukan pembakaran terhadap metana yang terbentuk akan terjadi pengurangan GRK sebesar 35.461 Gg CO 2 eq. Biaya penurunan emisi GRK per 1 ton CO2 adalah Rp 1.381.785. 3. Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman, termasuk pembangunan off-site system, on-site system dan Migrasi sistem pit latrine eksisting menjadi septic systemtangki septik SANIMAS. Penurunan emisi melalui kegiatan ini adalah besar 63.431 Gg CO 2 eq dengan biaya mitigasi per 1 tCO 2 Rp 2.541.340. 4. Progran Non Teknis RAD GRK termasuk di dalamnya Pembangunan sistem informasi daerah untuk RAD-GRK dan Penyusunan Peraturan Daerah. Kegiatan ini tidak secara langsung mengurangi emisi GRK namun perlu dilakukan. Program kerja sistem informasi daerah untuk RAD-GRK antara lain sebagai berikut:  Dimulai dengan sosialisasi ke daerah.  Dibangun sistem informasi dengan menyebarkan formulir lembar kerja yang berhubungan dengan GRK yang telah dibuat sebelumnya oleh Kelompok Kerja di tingkat Provinsi.  Integrasi rencana aksi sektor Limbah kedalam kurikulum pendidikan mulai tingkat dasar sampai menengah atas di Provinsi Sumatera Utara.  Seluruh daerah mengisi form dan mengirimkannya ke Pokja Provinsi.  Dilakukan input data dan evaluasi. Strategi Implementasi RAD-GRK Pada bab ini akan dipaparkan strategi implementasi semua aksi-aksi mitigasi yang sudah dirumuskan pada Bab IV dari keenam sektor mitigasi agar pelaksanaanya lebih operasional. Strategi aksi membahas sektor-sektor tersebut dikaitkan dengan sumber pendanaan dan jadwal pelaksanaan. Strategi implementasi memuat 4 empat langkah berikut: 1 memetakan lembaga- lembaga yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara, 2 mengidentifikasi sumber dana yang mungkin, 3 menyusun jadwal implementasi masing-masing usulan aksi mitigasi, dan 4 strategi sosialisasi aksi mitigasi. Pemetaan kelembagaan yang dimaksud adalah melibatkan semua lembaga publik, yang sudah disebutkan pada Bab III, lembaga swasta, dan lembaga swadaya masyarakat baik yang dapat terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Sumber dana untuk melakukan aksi-aksi mitigasi ini dapat berasal dari APBD, APBN, BUMN, dana yang berasal dari swasta dan sumber dana asingdonor. Pada setiap rencana aksi juga harus menetapkan waktujadwal pelaksanaan, sehingga dalam Bab ini dibuat jadwal implementasi mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2020. Sementara, untuk monitoring dan evaluasi secara khusus akan dibahas pada Bab VI dari dokumen ini. Penjabaran dari keempat langkah tersebut di atas lembaga yang terlibat, sumber dana, jadwal implementasi, dan sosialisasi untuk setiap aksi mitigasi dari masing-masing sektor akan dijabarkan pada bagian berikut. V V - 2 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2020 Strategi Implementasi RAD-GRK Bab 5

5.1. PEMETAAN KELEMBAGAAN DAN PEMBAGIAN PERAN