Utang Bank Jangka Panjang

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 serta untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal - tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain

26. Pengukuran Nilai Wajar

Tabel berikut menyajikan pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas tertentu Grup: Nilai tercatat Harga kuotasian dalam pasar aktif Level1 Input signifikan yang dapat di observasi Level 2 Input signifikan yang tidak dapat di observasi Level 3 Aset yang nilai wajarnya disajikan: Properti investasi yang dicatat pada biaya perolehan 1.099.255.578 - 4.924.785.955 287.992.455 Aset tetap yang dicatat pada biaya perolehan 871.906.344 - 4.785.918.000 - Liabilitas yang nilai wajarnya disajikan termasuk bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan lebih dari satu tahun Utang bank jangka panjang 396.118.803 - 396.118.803 - Setoran jaminan 581.508.245 - 534.418.924 - 31 Maret 2016 Nilai tercatat Harga kuotasian dalam pasar aktif Level1 Input signifikan yang dapat di observasi Level 2 Input signifikan yang tidak dapat di observasi Level 3 Aset yang nilai wajarnya disajikan: Properti investasi yang dicatat pada biaya perolehan 1.109.570.499 - 4.924.785.955 287.992.455 Aset tetap yang dicatat pada biaya perolehan 875.618.820 - 4.785.918.000 - Liabilitas yang nilai wajarnya disajikan termasuk bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan lebih dari satu tahun Utang bank jangka panjang 424.147.794 - 424.147.794 - Setoran jaminan 558.641.514 - 534.978.043 - 31 Desember 2015 Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia dan sesedikit mungkin mengandalkan estimasi spesifik yang dibuat oleh entitas. Jika seluruh input signifikan yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar dapat diobservasi, maka instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Level 2. PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 serta untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal - tanggal 31 Maret 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain

27. Modal Saham

Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan laporan yang dibuat oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: Pemegang saham Indonesia Tn. Tomy Winata 306.243.700 13,15 153.121.850 Tn. Sugianto Kusuma 188.297.750 8,08 94.148.875 Pemegang saham Indonesia lainnya masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5 1.128.903.278 48,47 564.451.639 Sub-jumlah 1.623.444.728 69,70 811.722.364 Pemegang saham Asing masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5 705.595.754 30,30 352.797.877 Jumlah 2.329.040.482 100,00 1.164.520.241 Pemegang saham Indonesia Tn. Tomy Winata 306.243.700 13,15 153.121.850 Tn. Sugianto Kusuma 188.297.750 8,08 94.148.875 Pemegang saham Indonesia lainnya masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5 1.128.852.840 48,47 564.426.420 Sub-jumlah 1.623.394.290 69,70 811.697.145 Pemegang saham Asing masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5 705.646.192 30,30 352.823.096 Jumlah 2.329.040.482 100,00 1.164.520.241 Modal Disetor Jumlah Saham Kepemilikan Modal Disetor Persentase 31 Maret 2016 31 Desember 2015 Jumlah Persentase Jumlah Jumlah Saham Kepemilikan Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia. Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Grup memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio rasio utang terhadap modal, yakni membagi utang bersih terdiri dari utang obligasi, utang bank dan utang pihak berelasi non-usaha terhadap jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan.