Tabel 5.11 Uji Partial
Model B
T Sig.
1 Constant
2.871 22.678
.000 kecepatan
.001 1.868
.044 pemahaman
.063 3.261
.001
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.11 diperoleh model regresi linear berganda yaitu hubungan kecepatan membaca X
1
dan pemahaman isi bacaan X
2
dengan indeks prestasi Y adalah Y= 2,871+ 0,001X
1
+0,063X
2.
Model regresi ini mengandung arti setiap kenaikan satu satuan kecepatan membaca akan meningkatkan indeks prestasi 0,001. Namun setiap kenaikan satu
satuan pemahaman akan meningkatkan indeks prestasi sebesar 0,063. Secara umum menunjukkan bahwa perubahan kecepatan membaca dan pemahaman isi
bacaan mahasiswa Keperawatan USU kearah positif akan diikuti dengan peningkatan indeks prestasi sebesar 2,871.
2. Pembahasan
Hasil penelitian yang telah diperoleh akan diuraikan pada pembahasan yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan kecepatan
membaca dengan indeks prestasi, hubungan pemahaman isi bacaan dengan indeks prestasi serta hubungan kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan dengan
indeks prestasi mahasiswa keperawatan USU.
2.1 Kecepatan Membaca Mahasiswa Keperawatan USU
Kecepatan membaca adalah kemampuan motorik mata untuk melihat lambang-lambang grafis secara cepat dan tepat Hernowo, 2005. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki kecepatan membaca rata-rata ada 79,1 , responden yang kecepatan membacanya kurang 19,4 dan
responden yang memiliki kemampuan membaca baik hanya 1,5 . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kecepatan membaca rata-
rata. Untuk itu diperlukan upaya agar dapat meningkatkan kemampuan responden dalam membaca cepat seperti melatih secara terus menerus kecepatan membaca
karena menurut Soedarso 2004, kecepatan membaca yang tidak dipraktekkan atau dilatih secara terus menerus akan berdampak pada pengurangan kecepatan
membacanya, hal inilah yang sepertinya terjadi pada responden, karena sebelumnya responden telah dibekali oleh pelajaran kecepatan membaca namun
mungkin dikarena kemampuan membaca cepat tidak dipergunakan atau dilatih maka kecepatan membaca akan berkurang atau tidak akan meningkat.
Menurut Nuriadi 2008 ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kecepatan membaca yaitu motivasi membaca, konsentrasi, keadaan fisik dan
mental, jumlah kosakata yang dikuasai serta latar belakang pendidikan. Dari hasil pengamatan peneliti kemampuan membaca responden yang cenderung rata-rata,
walaupun sebelumnya responden sudah pernah berlatihmempelajari mengenai membaca cepat mungkin dikarenakan 1 kurangnya motivasi untuk membaca.
Motivasi ini dapat berasal dari dalam diri sendiri, dapat pula dari luar. Ini sangat penting karena dengan adanya motivasi, pembaca terpacu untuk membaca dengan
sungguh-sungguh; 2 kurangnya konsentrasi yang mungkin bisa disebabkan oleh lingkungan; 3 keadaan fisik dan mental yang mungkin saja dalam keadaan tidak
prima. Sedangkan dari segi jumlah kosakata yang dikuasai dan latarbelakang pengetahuan mungkin tidak terlalu berpengaruh karena tekswacana yang
Universitas Sumatera Utara
disajikan disesuaikan dengan bidang ilmu keperawatan dan istilah yang digunakan sudah tidak asing lagi.
Konsentrasi yang tidak baik selain dikarena faktor lingkungan bisa juga karena ada kekurangan dalam pelaksanaan penelitian yaitu peneliti tidak
melakukan pemfokusanpemusatan konsentrasi sebelum melakukan penelitian. Menurut Soedarso 2004 ada beberapa hal yang juga dapat menghambat
kecepatan membaca seperti bersuara, menunjuk bacaan dengan jari, menggerakkan kepala, menggerakkan bibir, regresi mengulang kembali bacaan
dan subvokalisasi. Dari hasil pengamatan peneliti saat penelitian berlangsung, ada beberapa responden yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam
membaca seperti bersuara, menunjuk dengan jari, menggerakkan bibir dan juga menggerakkan kepala, hal ini mungkin juga berpengaruh kepada kecepatan
membaca responden yang sebagian besar rata-rata, dan hanya sebagian kecil yang kecepatan membacanya baik.
2.2 Pemahaman Isi Bacaan Mahasiswa Keperawatan USU