sebanyak 5 kali -
Klien melakukan latihan kuadrisep dengan
mengencangkan paha dan membawa lutut ke arah
kasur , kemudian relaksasi. Klien mengulangi
sebanyak 5 kali
- Klien secara bergantian
mengangkat masing- masing kakilurus ke atas
dari permukaan tempat tidur , kaki tetap lurusdan
kemudian klien membengkokkan kaki pada
pinggul dan lutut. Klien mengulangi sebanyak 5
kali -
Mempromosikan kontraksi dan relaksasi otot quadriceps
Sumber: Perry Potter, 2010, hlm 711-716
2.1.4 Gangguan Mobilisasi Pasien di Tempat Tidur
Gangguan mobilisasi pasien di tempat tidur adalah pembatasan kemampuan gerak pasien dari satu posisi di tempat tidur ke posisi
yang lain. Gangguan kemampuan gerak meliputi kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi lama duduk, kemampuan bergerak
dari terlentang menjadi rawan atau rentan terhadap terlentang bergerak dari terlentang menjadi duduk atau duduk untuk terlentang
Wilkinson, 2005, hlm.303. Menurut Judith M. Wilkinson 2005 berdasarkan NIC
Nursing Interventions Classification and NOC Nursing Outcomes
Classification , perencanaan asuhan keperawatan pada pasien
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dengan gangguan mobilisasi adalah memberikan rasa nyaman dan mencegah terjadinya komplikasi yang bisa menyebabkan pasien
tidak dapat bergerak dari tempat tidur, memfasilitasi pasien untuk mampu bergerak dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga
mencegah terjadinya kelelahan dan cedera muskuloskletal; melatih kekuatan otot dan menganjurkan pasien latihan therapy serta mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri. Perawat hendaknya mampu menilai kemampuan pasien untuk melakukan mobilisasi
secara mandiri, menilai tingkat penurunan kesadaran pasien, menilai kekuatan otot dan kemampuan rentang gerak ROM, menilai
kebutuhan pasien akan peralatan medis, menginstruksikan pasien untuk melakukan latihan gerakan aktif dan pasif ROM untuk
meningkatkan kekuatan otot. Kriteria dalam mengevaluasi asuhan keperawatan pasien dengan
gangguan mobilisasi adalah melakukan mobilisasi di tempat tidur dengan pembuktian bahwa: pasien mampu mengubah posisi secara
mandiri, mampu melakukan Range of Motion dengan benar dan dapat mengubah posisi sendiri di tempat tidur bergerak secara aktif,
tingkat mobilisasi yang dilakukan memuaskan, kontraksi otot serta status neurologis berfungsi dengan baik Wilkinson, 2005, hlm.303-
305.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Tingkat Mobilisasi
Tingkat Mobilisasi dini dikategorikan menjadi 5 tingkatan yaitu: a.
Tingkat 4 : mampu melakukan mobilisasi secara mandiri b.
Tingkat 3 : memerlukan bantuan alat c.
Tingkat 2 : memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain d.
Tingkat 1 : memerlukan bantuan dan pengawasan dari orang lain disertai dengan bantuan alat.
e. Tingkat 0 : tidak dapat melakukan mobilisasi dini secara aktif
Kontraindikasi mobilisasi adalah janin mati, syok, anemia berat, kelainan kongenital berat, infeksi piogenik pada dinding abdomen,
kifosis, lordosis, skoliosis, infark miokard akut, disritmia jantung, atau syok sepsis Wilkinson, 2005, hlm.303
2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi